November 23, 2015

Menggagas Wadah Promosi Wisata Bersama

Oleh Eko Sugiarto


PEMPROV mengakui wisata di Lampung masih belum banyak dikenal karena sistem promosinya yang masih kurang maksimal. Oleh karena itu, Pemprov Lampung berencana memakai kode respons cepat atau QRC (quick response code).

Hal itulah yang antara lain dilaporkan www.harianfajarsumatera.com usai acara Sosialisasi Pengenalan Sistem QRC kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kota di Kantor Gubernur Lampung, beberapa waktu lalu. Rencana memanfaatkan kode respons cepat untuk bisa terhubung ke situs web (mungkin Dinas Pariwisata Provinsi Lampung) adalah sebuah langkah yang patut diapresiasi.

Diakui atau tidak, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang kian maju membuat komunikasi antardaerah bahkan antarnegara menjadi seakan tidak berjarak. Sebagian besar wilayah di dunia seolah sudah terhubung. Hal ini membuat batas-batas wilayah antardaerah bahkan antarnegara menjadi semakin tidak berarti, khususnya dalam hal pertukaran informasi. Dengan kata lain, dalam hal informasi, dunia seakan menjadi tanpa sekat.

Dunia pariwisata di daerah semestinya sudah sadar betul terhadap fenomena ini. Semangat otonomi daerah yang (diakui atau tidak) berpotensi menumbuhkan bibit-bibit ego kedaerahan seharusnya mulai dikikis sedikit demi sedikit. Sudah saatnya antardaerah bersinergi untuk membangun dan maju bersama tanpa harus meninggalkan ciri khas setiap daerah. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata di berbagai daerah mau tidak mau harus bergeser mengikuti konsep pariwisata tanpa sekat (borderless tourism). Salah satu yang bisa dilakukan adalah membuat satu wadah khusus yang bisa dimanfaatkan untuk promosi wisata bersama antardaerah.

Salah satu model promosi bersama antardaerah yang mungkin bisa dijadikan bahan diskusi adalah Java Promo. Badan Promosi Kerja Sama antardaerah kabupaten dan kota di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta ini beranggotakan enam belas kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Klaten, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Sleman, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Yogyakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Banjarnegara. Salah satu bentuk promosi bersama dilakukan melalui situs web www.javapromo.com yang merupakan situs web lintas wilayah administratif.

Dalam situs web tersebut disebutkan bahwa secara geografis kabupaten/kota yang tergabung dalam Java Promo terletak dalam satu kesatuan geografis yang berada di Pulau Jawa bagian tengah hingga ke pesisir selatan dan dapat saling berhubungan melalui lintas darat. Karakteristik budaya, yaitu budaya Jawa dengan latar belakang sejarah sebagai bekas wilayah Kerajaan Mataram, menjadi ciri khas kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan menjadi tali pengikat yang kuat yang lalu menjadikan mereka dalam satu kesatuan destinasi lokal.

Lantas bagaimana dengan Lampung? Dengan 15 kabupaten/kota yang dimiliki, rasanya wadah promosi bersama semacam Java Promo memang diperlukan. Pengelola situs web resmi Dinas Pariwisata Provinsi Lampung (www.pariwisatalampung.com) yang selama ini relatif cukup aktif memperbaharui isi situs web mungkin bisa menjadi penggerak. Tentu dengan membuat sebuah wadah baru dan tentunya situs web baru yang lebih mengutamakan promosi berbagai destinasi wisata yang ada di seluruh wilayah kabupaten/kota di Lampung, bukan ajang narsis institusi atau bahkan para pejabatnya.

Jika Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung sudah mendapatkan sosialisasi pengenalan sistem QRC, kini saatnya berbenah dengan gencar melakukan promosi pariwisata melalui internet. Sudah saatnya daerah yang belum memiliki situs web pariwisata mulai mempertimbangkan untuk membuat situs web pariwisata. Bagi daerah yang sudah memiliki situs web pariwisata dan selama ini jarang diperbaharui, mungkin saat inilah waktunya untuk secara berkala rutin memperbaharui isi situs web tersebut sekaligus tampilannya.

Perlu diingat bahwa penggunaan kode respons cepat atau QRC hanya sebagai sarana untuk mempermudah pengguna telepon pintar terhubung dengan sebuah situs web, dalam hal ini situs web pariwisata Lampung. Satu hal yang jauh lebih penting dari itu adalah tampilan dan isi situs web yang bisa menggerakkan calon wisatawan berwisata ke destinasi wisata yang dipromosikan melalui situs web tersebut. Target kunjungan 5,2 juta wisatawan domestik dan 115.000 wistawan mancanegara ke Lampung pada tahun 2016 tak lebih sekadar isapan jempol jika promosi hanya dilakukan setengah hati, lebih-lebih jika mengingat tahun 2016 sesungguhnya tidak lama lagi. n

Eko Sugiarto, Lulusan Magister Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Sumber: Fajar Sumatera, Senin, 23 November 2015

No comments:

Post a Comment