Bandar Lampung, Kompas - Pemerintah Provinsi Lampung dinilai belum siap untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pasalnya, hingga saat ini belum terlihat upaya pengembangan pariwisata yang fokus untuk mengeksplorasi potensi wisata yang ada di wilayah Lampung.
Komite Pariwisata melihat tidak upaya untuk memfokuskan pengembangan wisata. Semua obyek ingin dikembangkan.
"Itu tidak akan membantu. Seharusnya, mana yang lebih menjual digarap, baru kemudian lainnya menyusul," kata Sekretaris Komite Pariwisata Lampung Citra Persada, Kamis (23/8).
Akibat tidak fokus, obyek wisata di Lampung hanya dikelola apa adanya. Wisatawan sulit mengakses tempat-tempat wisata di Lampung.
Menurut Citra, hal itu terjadi akibat minimnya sumber daya manusia yang mampu merencanakan pengelolaan pariwisata Lampung. Obyek wisata di Lampung tidak dikelola secara profesional.
Enggan menjual
Dampak pengembangan yang tidak fokus menyebabkan agen-agen perjalanan wisata enggan menjual potensi Lampung. Akses dan infrastruktur pariwisata belum disiapkan, sehingga agen-agen wisata lebih suka menjual obyek-obyek wisata yang mudah dijangkau dari Bandar Lampung.
Selain itu, apabila wisatawan hendak mengunjungi salah satu obyek wisata di Lampung, mereka terpaksa menempuh perjalanan panjang tanpa bisa beristirahat dengan nyaman di suatu titik perjalanan.
Akses jalan dibuat tanpa dilengkapi titik-titik untuk beristirahat yang dilengkapi dengan tempat makan ataupun berbelanja cendera mata.
"Bagaimana wisatawan akan nyaman berada di Lampung dan tinggal lama di Lampung?" ujar Citra.
Tidak peduli
Citra juga mengatakan, akibat minimnya kepedulian pemerintah provinsi dan daerah, masyarakat Lampung belum sadar wisata. Misalnya, masyarakat Lampung Barat yang merupakan masyarakat dengan adat Lampung yang kuat. Akibat hidup dikelilingi hutan, daerah mereka merupakan daerah terisolasi.
"Melihat turis asing masuk daerah mereka untuk berselancar rupanya merupakan hal baru. Masyarakat lokal mengejar-ngejar mereka hingga mereka takut dan trauma. Sementara polisi banyak yang memalak mereka dengan alasan tidak ada izin membawa alat surving," ungkap Citra.
Dalam pengembangan pariwisata, perilaku masyarakat semacam itu jelas menghambat upaya pengembangan. Hal tersebut juga menandakan aparat Lampung belum sadar wisata. Kejadian itu menjadi tugas pemerintah daerah untuk membina masyarakat setempat.
Namun, meskipun belum maksimal, Dinas Pariwisata Lampung mencatat angka kunjungan wisatawan Nusantara ke Lampung pada tahun 2006 sebanyak 843.768 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 6.893 orang. (hln)
Sumber: Kompas, Jumat, 24 Agustus 2007
hem,bisa tak artdhie minta photo-photo wisata+ciri khas lampung dalam bentuk Photo atau file...
ReplyDeletetujuan artdhie ingin bantu promosikan wisata lampung dalam bentuk kaos .....
bila ada artdhie sangat berterima kasih sekali...berkenan tuk kirim ke email saya...terima kasih
artdhie135@gmail.com
Tidak ada pola kerja yang jelas di dinas pariwisata itu sendiri, tidak sinerginya antar dinas pariwisata kab/kota dan provinsi, seharusnya ada pihak ketiga yang dilibatkan. Sayang potensi wisata yang begitu banyak di provinsi lampung belum tersentuh dan disentuh secara maksimal. Sayang sekali..
ReplyDelete