Liwa, Kompas - Festival Teluk Stabas yang dibuka Gubernur Lampung Sjachroedin ZP di Lapangan Merdeka Liwa, Lampung Barat, berlangsung meriah. Festival tahunan yang diselenggarakan Pemkab Lampung Barat tersebut, dilaksanakan untuk memperkenalkan budaya dan kesenian tradisi Lampung Barat.
"Festival ini sengaja diselenggarakan untuk memperkenalkan, melestarikan, dan mengembangkan budaya dan tradisi Lampung Barat. Apalagi Lampung Barat saat ini sedang menggalakkan kawasan wisata terpadu untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di Lampung Barat," kata Sjachroedin ZP, Selasa (7/8) saat membuka festival tersebut.
Pada kesempatan itu Sjachroedin juga menyebut, Lampung Barat memiliki potensi alam seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dengan kekayaan flora dan fauna; keindahan alam berupa Danau Ranau-Lumbok, Tanjung Setia yang terkenal dengan ombak yang cocok untuk kegiatan surving, dan pantai barat yang memiliki keindahan matahari terbenam yang indah; serta potensi budaya tradisi pesisir yang kuat.
Potensi tersebut sudah selayaknya diangkat dan dijadikan ikon pariwisata, selain Taman Nasional Way Kambas di Lampung Timur dan Menara Siger di Lampung Selatan.
Belum banyak wisatawan
Bupati Lampung Barat Erwin Nizar mengatakan, meski Lampung Barat memiliki keanekaragaman potensi alam dan budaya, namun belum banyak dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Hal itu karena 70 persen wilayah Lampung Barat merupakan wilayah hutan taman nasional yang tidak bisa dibuka secara bebas untuk akses jalan.
"Untuk itu kami berencana menyiapkan akses lain seperti lapangan udara. Supaya turis asing dan domestik bisa dengan mudah menjangkau Lampung Barat," katanya.
Pembukaan Festival yang dimulai pukul 15.00 dan berakhir pukul 16.30 itu juga dimarakkan kehadiran karnaval budaya tradisi dari 17 kecamatan di Lampung Barat. Masing-masing kecamatan menampilkan potensi budaya sesuai ciri khas daerah masing-masing kecamatan.
Pembukaan festival tersebut semakin meriah dengan munculnya tarian sekura. Tarian tersebut biasa dibawakan pemuda pemudi Lampung Barat untuk merayakan kemenangan menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh. Tarian itu biasa dilakukan selama lima hari berturut-turut usai puasa hari terakhir dan dibawakan dari desa ke desa.
Teluk Stabas
Nama festival teluk stabas diambil dari nama sebuah teluk di Krui. Sesuai jadwal, Festival Teluk Stabas ke-10 akan berlangsung hingga Sabtu (11/8).
Berbagai acara akan memeriakan festival tersebut, antara lain lomba jelajah alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Festival Layang-layang, upih ngesot atau kegiatan panen padi di rawa, dan lomba panjat damar.
Ratusan warga Liwa dan puluhan turis asing asal Kanada dan Australia, terlihat antusias menonton pembukaan festival. Mereka menyambut meriah pertunjukan yang disuguhkan.
Sjachroedin dan Erwin optimistis, festival itu akan mampu mengangkat pariwisata Lampung Barat, bahkan Lampung secara umum. (hln)
Sumber: Kompas, Rabu, 8 Agustus 2007
No comments:
Post a Comment