Data buku:
Semuda (Selalu Muda)
Fritz Nuzir
Indepth Publishing, Bandar Lampung, 2012
ix + 132 hlm
"Namaku muda. Hanya satu kata Muda." Itu beberapa kata yang kerap muncul dalam Semuda (Selalu Muda) karya Fritz Nuzir.
MESKIPUN nama tokoh yang sama, cerita antarbagian berbeda dan tidak berhubungan. Setiap cerita berdiri sendiri. Buku ini memang lebih pas bila disebut kumpulan cerpen, bukan novel.
Cerita tokoh, muda, ditampilkan hanya sebagian sisinya saja. Kehidupan tokoh pun tidak detail dengan alur yang cerita tidak kompleks. Ini merupakan ciri khas dari sebuah cerpen.
Buku ini adalah buku fiksi perdana karya Fritz. Fritz sudah lebih dahulu dikenal sebagai seorang akademisi arsitektur dan pengamat masalah perkotaan. Beberapa kali muncul mengkritik kebijakan pemerintah yang keliru dalam menyelesaikan masalah tata ruang perkotaan. Pria kelahiran Metro ini pun adalah seorang praktisi. Dia membuka jasa konsultasi bagi siapa pun yang membutuhkan desain rumah dengan berbagai konsep arsitektur modern.
Selama ini, Fritz hanya identik dengan arsitektur dan tata kota. Meskipun hobi menulis, karyanya berupa tulisan nonfiksi yang tidak jauh-jauh dari persoalan tata ruang. Namun, di balik keseriusan bidang ilmu yang dia geluti, sejak 2004 pria 30 tahun ini memang sudah hobi menulis cerpen. Karangan itu ditampilkan dalam blog pribadinya.
Arsitektur memang cita-cita Fritz. Tapi, penulis adalah mimpinya sejak kecil. Motivasi menulis sastra tumbuh berkat dorongan guru Bahasa Indonesianya sewaktu SMA. Apresiasi dari sang guru inilah yang menjadi pemicu Fritz untuk terus menulis sastra.
Seperti kata Djadjat Sudradjat, sastra bisa dimasuki siapa saja. Sastra adalah dunia yang bebas. Banyak penulis yang muncul daari berbagai berlatar belakang. Misalnya Taufik Ismail seorang dokter hewan, Dee yang merupakan penyanyi, dan Andera Hirata yang merupakan lulusan finance dari Prancis.
Menurut Djadjat, sastra menawarkan kenikmatan yang tidak didapat di profesi yang lain. Bisa bermain dengan imajinasi dan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin disesuaikan dengan keinginan pengarang. Fritz mendapatkan kenikmatan setelah masuk ke dunia sastra.
Dalam 10 cerpen yang ada dalam buku Semuda. Ada beberapa kejutan yang tidak terduga dan membuat pembaca merasa kaget. Misalnya, pada cerpen Selalu Muda. Muda dalam cerita ini ternyata seorang malaikat yang menikah dengan manusia. Kemudian istrinya inilah yang melahirkan kembali dirinya bukan sebagai malaikat tapi manusia biasa.
Dalam cerita Jack dan Muda, pembaca akan disuguhkan dengan kejutan lain. Awalnya Jack diceritakan memiliki orang tua yang kemudian mati dibunuh oleh para perampok. Pada akhirnya, Jack ternyata adalah seekor kucing yang kemudian dipelihara oleh tetangganya yang bernama Amy.
Muda memainkan banyak peran, muda yang menjadi malaikat, muda yang menjadi pelajar, muda yang menjadi waria dan mengamen di pinggir jalan, muda yang tinggal di luar negeri, dan muda yang menjadi pengusaha sukses dan kaya. Muda pun berakhir dengan kematian. Kadang, orang di sekitarnya yang justru tewas meninggalkan Muda. Begitulah kehidupan, kadang ada di atas dan kadang terjerembap ke bawang tanpa terduga. Kadang semuanya bisa lepas dari kendali manusia dan hilang tidak berbekas.
Muda ingin mengajarkan bagaiama kehidupan ini serba tidak terduga dan mengejutkan. Orang yang yang diremehkan bisa berganti menjadi pahlawan. Muda yang berpenampilan waria ternyata bisa menjadi penyelamat bagi orang yang meremehkannya.
Pemilihan bahasa yang dipakai sangat ngepop, khas anak muda. Gaya penulisan cerpen populer mudah dinikmati dan dipahami. Layaknya seperti tulisan cheeklit atau teenlit. Di beberapa bagian, ada cerita yang sangat singkat dan di bab lainnya ceritanya sangat panjang. Cerita yang panjang terutama ada pada bagian akhir bab.
Beberapa setting tempat mengambil lokasi di Eropa di Jerman. Dialog pun dibuat dalam bahasa Jerman dan Inggris. Fritz pernah menyelesaikan pendidikan di Jerman sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mendiskrisikan beberapa kota. Selain itu, ada deskripsi yang menyinggung soal arsitekur yang memang bidang ilmu yang dia geluti
Pesan lain yang ditangkap adalah bahwa muda bukan hanya persoalan fisik saja. Meskipun fisik tua, pemikiran dan semangat masih muda, bisa dikakan tetap berjiwa muda.
Inspirasi Semuda sepertinya sosok Gie yang hidup dengan penuh idealisme. Gie yang meninggal saat usia masih sangat muda ini dikenal sebagai aktivis dan demostran. Kata-kata dalam buku Gie pun dikutip sempurna, "Yang paling beruntung adalah tidak pernah dilahirkan, kedua adalah mati muda, yang paling sial adalah berumur tua, beruntunglah mereka yang mati muda."
Fritz pun memuji orang yang mati muda. Melalui tokoh muda dia mengungkapkan, "Aku selalu iri pada mereka yang mati muda saat idealisme mereka belum luntur oleh usia dan virus yang bernama pengalaman."
Pada akhirnya, sampai pada pesan bahwa pemuda bisa menjadi apa saja dan pemuda pun akan menjadi tua. Namun, jiwa dan semangat idealisme Muda tidak berubah. Muda tetaplah menjadi muda sampai kematian memisahkan. n
Muhammad Reza, pembaca buku, tinggal di Bandar Lampung
Sumber: Lampung Post, Minggu, 16 September 2012
Semuda (Selalu Muda)
Fritz Nuzir
Indepth Publishing, Bandar Lampung, 2012
ix + 132 hlm
"Namaku muda. Hanya satu kata Muda." Itu beberapa kata yang kerap muncul dalam Semuda (Selalu Muda) karya Fritz Nuzir.
MESKIPUN nama tokoh yang sama, cerita antarbagian berbeda dan tidak berhubungan. Setiap cerita berdiri sendiri. Buku ini memang lebih pas bila disebut kumpulan cerpen, bukan novel.
Cerita tokoh, muda, ditampilkan hanya sebagian sisinya saja. Kehidupan tokoh pun tidak detail dengan alur yang cerita tidak kompleks. Ini merupakan ciri khas dari sebuah cerpen.
Buku ini adalah buku fiksi perdana karya Fritz. Fritz sudah lebih dahulu dikenal sebagai seorang akademisi arsitektur dan pengamat masalah perkotaan. Beberapa kali muncul mengkritik kebijakan pemerintah yang keliru dalam menyelesaikan masalah tata ruang perkotaan. Pria kelahiran Metro ini pun adalah seorang praktisi. Dia membuka jasa konsultasi bagi siapa pun yang membutuhkan desain rumah dengan berbagai konsep arsitektur modern.
Selama ini, Fritz hanya identik dengan arsitektur dan tata kota. Meskipun hobi menulis, karyanya berupa tulisan nonfiksi yang tidak jauh-jauh dari persoalan tata ruang. Namun, di balik keseriusan bidang ilmu yang dia geluti, sejak 2004 pria 30 tahun ini memang sudah hobi menulis cerpen. Karangan itu ditampilkan dalam blog pribadinya.
Arsitektur memang cita-cita Fritz. Tapi, penulis adalah mimpinya sejak kecil. Motivasi menulis sastra tumbuh berkat dorongan guru Bahasa Indonesianya sewaktu SMA. Apresiasi dari sang guru inilah yang menjadi pemicu Fritz untuk terus menulis sastra.
Seperti kata Djadjat Sudradjat, sastra bisa dimasuki siapa saja. Sastra adalah dunia yang bebas. Banyak penulis yang muncul daari berbagai berlatar belakang. Misalnya Taufik Ismail seorang dokter hewan, Dee yang merupakan penyanyi, dan Andera Hirata yang merupakan lulusan finance dari Prancis.
Menurut Djadjat, sastra menawarkan kenikmatan yang tidak didapat di profesi yang lain. Bisa bermain dengan imajinasi dan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin disesuaikan dengan keinginan pengarang. Fritz mendapatkan kenikmatan setelah masuk ke dunia sastra.
Dalam 10 cerpen yang ada dalam buku Semuda. Ada beberapa kejutan yang tidak terduga dan membuat pembaca merasa kaget. Misalnya, pada cerpen Selalu Muda. Muda dalam cerita ini ternyata seorang malaikat yang menikah dengan manusia. Kemudian istrinya inilah yang melahirkan kembali dirinya bukan sebagai malaikat tapi manusia biasa.
Dalam cerita Jack dan Muda, pembaca akan disuguhkan dengan kejutan lain. Awalnya Jack diceritakan memiliki orang tua yang kemudian mati dibunuh oleh para perampok. Pada akhirnya, Jack ternyata adalah seekor kucing yang kemudian dipelihara oleh tetangganya yang bernama Amy.
Muda memainkan banyak peran, muda yang menjadi malaikat, muda yang menjadi pelajar, muda yang menjadi waria dan mengamen di pinggir jalan, muda yang tinggal di luar negeri, dan muda yang menjadi pengusaha sukses dan kaya. Muda pun berakhir dengan kematian. Kadang, orang di sekitarnya yang justru tewas meninggalkan Muda. Begitulah kehidupan, kadang ada di atas dan kadang terjerembap ke bawang tanpa terduga. Kadang semuanya bisa lepas dari kendali manusia dan hilang tidak berbekas.
Muda ingin mengajarkan bagaiama kehidupan ini serba tidak terduga dan mengejutkan. Orang yang yang diremehkan bisa berganti menjadi pahlawan. Muda yang berpenampilan waria ternyata bisa menjadi penyelamat bagi orang yang meremehkannya.
Pemilihan bahasa yang dipakai sangat ngepop, khas anak muda. Gaya penulisan cerpen populer mudah dinikmati dan dipahami. Layaknya seperti tulisan cheeklit atau teenlit. Di beberapa bagian, ada cerita yang sangat singkat dan di bab lainnya ceritanya sangat panjang. Cerita yang panjang terutama ada pada bagian akhir bab.
Beberapa setting tempat mengambil lokasi di Eropa di Jerman. Dialog pun dibuat dalam bahasa Jerman dan Inggris. Fritz pernah menyelesaikan pendidikan di Jerman sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mendiskrisikan beberapa kota. Selain itu, ada deskripsi yang menyinggung soal arsitekur yang memang bidang ilmu yang dia geluti
Pesan lain yang ditangkap adalah bahwa muda bukan hanya persoalan fisik saja. Meskipun fisik tua, pemikiran dan semangat masih muda, bisa dikakan tetap berjiwa muda.
Inspirasi Semuda sepertinya sosok Gie yang hidup dengan penuh idealisme. Gie yang meninggal saat usia masih sangat muda ini dikenal sebagai aktivis dan demostran. Kata-kata dalam buku Gie pun dikutip sempurna, "Yang paling beruntung adalah tidak pernah dilahirkan, kedua adalah mati muda, yang paling sial adalah berumur tua, beruntunglah mereka yang mati muda."
Fritz pun memuji orang yang mati muda. Melalui tokoh muda dia mengungkapkan, "Aku selalu iri pada mereka yang mati muda saat idealisme mereka belum luntur oleh usia dan virus yang bernama pengalaman."
Pada akhirnya, sampai pada pesan bahwa pemuda bisa menjadi apa saja dan pemuda pun akan menjadi tua. Namun, jiwa dan semangat idealisme Muda tidak berubah. Muda tetaplah menjadi muda sampai kematian memisahkan. n
Muhammad Reza, pembaca buku, tinggal di Bandar Lampung
Sumber: Lampung Post, Minggu, 16 September 2012
No comments:
Post a Comment