FAKULTAS Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung (FKIP Unila) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni menggelar lomba alat musik tradisional Lampung, gamolan, tingkat pelajar se-Provinsi Lampung.
"Penyebaran seni budaya lebih efektif lewat sekolah-sekolah. Untuk tingkat sekolah peta persaingan masih rendah dan belum bervariasi sehingga kami ranahi kelompok ini. Lomba ini mengakomodasi sekolah negeri, sekolah berbasis agama, dan swasta," kata penanggung jawab lomba, Hasyimkan.
Menurut dia, lomba dilaksanakan 18 November mendatang di auditorium Museum Lampung dengan mengusung tema Melalui lomba musik gamolan, kita tingkatkan mutu prestasi di kalangan pelajar se-Lampung.
"Kegiatan ini dapat meningkatkan kredibilitasan Lampung di tingkat pelajar. Mereka dapat melihat kearifan lokal Lampung lewat media seni budaya (gamolan)," kata dia, di kantor redaksi Lampung Post, kemarin.
Hasyimkan juga menjelaskan kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Pemda Lampung, rektor Unila, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, dekan FKIP, Museum Lampung, dan kelompok seni Gamolan.
Menurut dia, kriteria lomba, setiap tim terdiri dari 5?7 pemetik gamolan dan harus memainkan dua lagu wajib Lampung yang dikemas dalam bentuk medley.
Sementara lagu bahasa Lampung yang wajib dimainkan tim terdiri atas Tabuh Layang Kasiwan, Tabuh Alau-alau, Tabuh Sanak Miwang Diijan, Tabuh Sabai Agung, Tabuh Sekeli, Tabuh Semerdung Serlia, Tabuh Jarang, Tabuh Tari, dan Tabuh Rapot.
Selain lagu wajib, setiap peserta juga diharuskan memainkan lagu bebas dalam bentuk gamolan progresif yang dikombinasikan secara bebas dalam lantunan nada lagu daerah, pop, dangdut, keroncong, jaz, hingga rock and roll.
"Ini bukti gamolan bisa dikombinasi dengan musik-musik modern. Gamolan harus dilestarikan, salah satunya dengan mengikuti perkembangan zaman, itu ada di musik," kata dia.(CD13/S2)
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 26 Oktober 2013
"Penyebaran seni budaya lebih efektif lewat sekolah-sekolah. Untuk tingkat sekolah peta persaingan masih rendah dan belum bervariasi sehingga kami ranahi kelompok ini. Lomba ini mengakomodasi sekolah negeri, sekolah berbasis agama, dan swasta," kata penanggung jawab lomba, Hasyimkan.
Menurut dia, lomba dilaksanakan 18 November mendatang di auditorium Museum Lampung dengan mengusung tema Melalui lomba musik gamolan, kita tingkatkan mutu prestasi di kalangan pelajar se-Lampung.
"Kegiatan ini dapat meningkatkan kredibilitasan Lampung di tingkat pelajar. Mereka dapat melihat kearifan lokal Lampung lewat media seni budaya (gamolan)," kata dia, di kantor redaksi Lampung Post, kemarin.
Hasyimkan juga menjelaskan kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Pemda Lampung, rektor Unila, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung, dekan FKIP, Museum Lampung, dan kelompok seni Gamolan.
Menurut dia, kriteria lomba, setiap tim terdiri dari 5?7 pemetik gamolan dan harus memainkan dua lagu wajib Lampung yang dikemas dalam bentuk medley.
Sementara lagu bahasa Lampung yang wajib dimainkan tim terdiri atas Tabuh Layang Kasiwan, Tabuh Alau-alau, Tabuh Sanak Miwang Diijan, Tabuh Sabai Agung, Tabuh Sekeli, Tabuh Semerdung Serlia, Tabuh Jarang, Tabuh Tari, dan Tabuh Rapot.
Selain lagu wajib, setiap peserta juga diharuskan memainkan lagu bebas dalam bentuk gamolan progresif yang dikombinasikan secara bebas dalam lantunan nada lagu daerah, pop, dangdut, keroncong, jaz, hingga rock and roll.
"Ini bukti gamolan bisa dikombinasi dengan musik-musik modern. Gamolan harus dilestarikan, salah satunya dengan mengikuti perkembangan zaman, itu ada di musik," kata dia.(CD13/S2)
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 26 Oktober 2013
No comments:
Post a Comment