October 20, 2013

[Fokus] Bandar Lampung dari Atas Bukit

Oleh Meza Swastika

Indah dan mengesankan. Di sisi lain, berita bencana akibat bukit longsor dan banjir bandang terus mengintai.

ENAM remaja, empat laki-laki dan dua perempuan, itu telah menyelesaikan makam malamnya di ballroom Hotel Bukit Randu. Mereka adalah mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandar Lampung yang mendapat tugas menyiapkan tempat acara seminar internasional yang dihelat fakultas.


Pekerjaan memang sudah tuntas dan tinggal menunggu pengecekan oleh ketua panitia. Jeda itu mereka manfaatkan untuk menikmati suasana dengan keluar ruang. Mereka menuju pelataran parkir berlantai paving block yang memangkas bukit sehingga menjadi seperti balkon. Ada pagar yang membatasi dengan jurang.

?Suasananya seperti bukan di Bandar Lampung, ya. Kayak di mana gitu,? ujar Risa, salah satu gadis panitia itu, sambil menikmati Kota Bandar Lampung dari ketinggian.

Memandang Kota Tapis Berseri dari atas bukit memang menakjubkan. Kontur tanah yang dinamis; ada laut Teluk Lampung, ada bukit, ada gunung, dan wilayah datar adalah anugerah Tuhan yang sempurna. Dan, kelengkapan ini baru bisa dinikmati dari bukit.

Berkah ini tampaknya menjadi jualan utama kota. View Bandar Lampung amat komplet dipandang dari utara ke arah selatan. Tak heran, investasi di bidang hiburan banyak membidik tempat-tempat tinggi di wilayah utara agar bisa membangun tempat yang leluasa melihat kota, perbukitan, dan laut.

Ancaman Bencana

Indah, menyenangkan, mengesankan, dan menghasilkan banyak uang. Namun, di sisi lain, berita bencana alam akibat bukit longsor, banjir bandang, dan kecelakaan kerja terus mengintai.

Itu menjadi fenomena yang terus menjadi bahasan para penggiat lingkungan. Terlebih jika ada insiden bukit longsor atau penambang batu tertimpa musibah.

Pekan lalu, bukit di Kecamatan Bumiwaras, Telukbetung, longsor dan menyebabkan beberapa rumah rusak. Meski bukan bencana besar, ini adalah peringatan bagi semua pihak untuk mewaspadai peristiwa sejenis di kemudian hari.

Walhi Lampung mencatat ada 32 bukit di Kota Bandar Lampung. Melihat tekstur material pembentuknya, bukit-bukit ini rawan bencana jika tidak dijaga kelestarian tetumbuhannya. Umumnya batu kapur berlapis terus diincar untuk fondasi bangunan rumah.

Nopi Juansyah, Hendrawan, dan Andi Jayanegara, aktivis Walhi Lampung, mengaku terus mengkritik Pemkot Bandar Lampung yang dinilai abai melaksanakan fungsinya. Bukit, kata mereka, adalah wilayah penyeimbang alam yang fungsinya untuk konservasi.

?Kami tidak tahu, mengapa Pemkot hanya mencatat cuma ada 11 bukit di Bandar Lampung. Padahal jumlahnya ada 32. Kami curiga ini bagian dari upaya melegalkan sejumlah bukit untuk dialihfungsikan. Dengan tidak menyebut bukit itu, berarti aman dikeruk,? kata dia.

Salah satu contohnya adalah Bukit Randu yang sudah diubah menjadi hotel berbintang dan Bukit Lungsir yang dijadikan kawasan perumahan elite.

"Ketika melihat kondisi itu semua, apa sikap Pemkot? Ternyata mereka hanya diam saja melihat Bukit Randu berubah menjadi hotel, Bukit Sulah menjadi perumahan. Warga yang tinggal di lereng-lereng bukit itu kini menderita karena musibah longsor dan banjir yang selalu terjadi. Tugas pemerintah itu melayani masyarakat, bukan membuat celaka masyarakat.?

Yang lebih aneh lagi, kata Hendrawan, Pemkot Bandar Lampung seolah tak berdaya terhadap klaim orang yang mengaku sebagai pemilik beberapa bukit. Mereka juga seenaknya mengeksploitasi bukit-bukit tersebut. Padahal, pemerintah sudah menetapkan kawasan bukit itu sebagai kawasan konservasi.

"Jika warga yang mengklaim bukit itu adalah miliknya, Pemkot bisa menerapkan sistem insentif atau disinsentif. Caranya, dengan memberi ganti rugi kepada pemilik bukit itu agar bukit itu tidak dieksploitasi. Ini untuk kepentingan keselamatan penduduk dan masa depan," ujar Hendrawan.

Di sisi lain, bencana terus terjadi. Kepada pengeruk bukit, Kepala BPPLH Kota Bandar Lampung Rejab mengakui aktivitas itu ilegal dan melanggar peraturan daerah. Hendrawan menilai pernyataan BPPLH menelanjangi diri sendiri karena tak pernah berbuat apa-apa, kecuali mengimbau. (M1) 

Sebelas Bukit di Bandar Lampung (Perda Nomor 1/1996)

No. Nama Kecamatan
1. Bukit Sulah Sukarame
2. Bukit Kunyit Telukbetung Selatan
3. Bukit Sari Tanjungkarang Pusat
4. Bukit Kucing Tanjungkarang Barat
5. Bukit Banten Kedaton
6. Bukit Perahu Kedaton
7. Bukit Sukamenanti Kedaton
8. Bukit Klutum Tanjungkarang Timur
9. Bukit Randu Tanjungkarang Timur
10. Bukit Kapuk Tanjungkarang Timur
11. Bukit Camang Tanjungkarang Timur


Sumber: Lampung Post, Minggu, 20 Oktober 2013

No comments:

Post a Comment