
Selain itu, tempat penginapan VIP room, juga tidak terawat dengan baik. Kolam renang yang berada di sekitar kamar tersebut, airnya kosong dan dipenuhi kotoran. Sementara jalan menuju tepi Danau Ranau, tidak terlihat lagi jalan atau pintu masuknya.
Kondisi ini berbeda saat kawasan Wisata Lumbok berlatar belakang Danau Ranau diresmikan Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP, pertengahan Mei 2007. Saat itu, suasana penginapan tampak 'hidup' dan asri, serta indah, dan menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Menurut Sardinan (62 tahun), warga Desa Lumbok sekitar kawasan Wisata Danau Ranau, saat ini kawasan wisatanya sepi pengunjung, tidak terawat sama sekali.
"Gedung penginapannya juga tidak terurus lagi. Yang jelas, kawasan wisatanya ditumbuhi alang-alang, tak ada yang mau lah tinggal disana," jelasnya.
Ia mengatakan kawasan wisata ini setelah diresmikan sepertinya tidak dirawat lagi oleh pemerintah kabupaten. "Saya tidak tahu kenapa tempat wisata yang sudah dibangun dengan uang rakyat miliaran rupiah ini, sekarang dibiarkan terbengkalai," tanya dia.
Menurutnya, kawasan perlu ditingkatkan sektor pariwisatanya agar pengunjung lokal dan asing tertarik dengan kawasan danau ini. Kalau dibiarkan seperti ini, ungkapnya, siapa yang mau dan berani berkunjung ke Danau Ranau, lagi pula sarana penginapan dan makanan tidak ada sama sekali. - mur/ahi
Sumber: Republika Online, Selasa, 31 Maret 2009
No comments:
Post a Comment