May 13, 2009

Musik: Gamolan Peghing Bisa Menasional

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Musik tradisional Lampung yang dikenal bambu cetik atau gamolan peghing bisa go national bila dikemas dan dipromosikan dengan baik oleh masyarakat dan dinas terkait. Karena musik ini tidak kalah menarik dengan musik gamelan dari Jawa ataupun Bali.

Optimistis tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Bandar Lampung Kherlani saat membuka Pelatihan Gamolan Peghing yang digelar Penggiat Gomolan Peghing Lampung, di Jalan Cendana No. 12, Rawa Laut, Bandar Lampung.

Pelatihan yang diikuti 20 guru kesenian sekolah dasar (SD) Kota Bandar Lampung itu dihadiri Kabid Kebudayaan dan Kesenian Dinas Pariwisata Lampung Suwandi, Kabid Pendidikan Nonformal dan Informal Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Marsitho, Pembina Penggiat Gamolan Peghing Lampung May Sari Berty Mogni.

Kherlani mengungkapkan gamolan cetik yang terbuat dari bambu tersebut merupakan salah satu hasil budaya dan karya seni masyarakat Lampung yang harus dipelajari, dikembangkan, dilestarikan, dipasarkan, dan menjadi komoditas yang bisa dijual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia mencontohkan di Bali tidak memiliki sumber daya alam yang menonjol. Namun, di Pulau Dewata ini daya pesona luar biasa baik pantai, budaya, serta ritual keagamaan. Budaya tersebut tetap langgeng dan mampu menarik jutaan turis baik lokal maupun mancanegara.

Dengan "pesona" tersebut mampu mendatangkan banyak devisa sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Padahal, Lampung juga memiliki laut dan kebudayaan yang tak kalah menariknya. Namun kita belum bisa menjualnya karena rakyat belum bergerak ke sana untuk mengembangkan hasil kebudayaan sebagai sebuah komoditi.

Untuk itu, berangkat dari hal, ia mengajak seluruh elemen masyarakat agar tergerak hatinya untuk berupaya maksimal mempromosikan daerah ini. Salah satunya dengan terus-menerus mengali potensi budaya menjadi komoditas yang bisa menghasilkan devisa daerah. Seperti cetik, ia mengajak seluruh kepala sekolah terus-menerus memperkenalkan dan mengembangkan kesenian ini kepada anak didik.

Sementara Kabid Pendidikan Nonformal dan Informal Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung optimistis gamolan cetik bisa berkembang hingga tingkat nasional bahkan go internasional. Karena laras cetik yang dinamakan Laras Pelog Enam Nada, mempunyai laras yang unik dan berbeda dengan gamelan yang ada di Indonesia.

"Kami juga berupaya maksimal mengenalkan dan menyosialisasikan alat musik khas Lampung kepada seluruh mesyarakat. Dan mengenalkan kepada sekolah-sekolah. Hal ini sangat efektif guna membangkitkan minat generasi muda mencintai sekaligus melestarikan kesenian tradisional," kata dia.

Apalagi, harganya juga tidak mahal, hanya Rp200 ribu. Sekolah bisa memiliki alat tersebut dengan memanfaatkan dana BOS. Karena selain untuk biaya SPP, dana BOS juga diperuntukkan mendanai kegiatan-kegiatan guna meningkatkan belajar dan mengajar di sekolah. n AST/S-1

Sumber: Lampung Post, Rabu, 13 Mei 2009

No comments:

Post a Comment