May 29, 2009

Pergelaran Teater: Jalanan, Istana Manusia Baja

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Jalanan adalah tempat kita bisa belajar banyak tentang kehidupan, tempat segala apa pun dapat terjadi. Di jalanan, mental kita dapat ditempa. Jalanan adalah istana bagi manusia dengan mental baja.

Hal tersebut tersirat dalam lakon Di Pertigaan Rumahhitam karya/sutradra Tarmizi Matihamur yang dimainkan oleh Teater Rumahhitam, Batam, pada hari kelima pergelaran teater se-Sumatera di Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Kamis (28-5).

Lakon ini ber-setting pada sebuah pertigaan jalan yang dipenuhi spanduk-spanduk calon anggota legislatif (caleg)--yang tentunya fiktif. Beragam dialog dan ekspresi ditampilkan sebagaimana kondisi jalanan sesungguhnya. Ada seseorang yang menunggu bus, ada pengamen yang biasa ditemui di jalanan, bahkan ada orang gila.

Pada awalnya, lakon berjalan menarik dengan monolog si orang gila yang mengomentari spanduk-spanduk caleg tersebut atau ketika seorang penyair yang menunggu bus meneriaki rombongan kampanye. Seakan mengkritisi kondisi pemilihan umum sekarang.

Tetapi kemudian cerita berjalan monoton, terkunci dalam kisah-kisah percintaan tipikal ala sinetron, hanya pada lakon ini dibawakan dengan nada melankolis.

Ada seorang perempuan yang dianggap misterius oleh sang penyair, yang entah mengapa tiba-tiba terlihat menjadi seorang yang sangat arogan akan kepenyairannya. Lalu kisah pun berjalan dengan perbincangan kedua tokoh yang saling menceritakan pengalaman masing-masing mengenai kisah cinta mereka.

Terlepas dari hal-hal tersebut di atas, lakon unik yang bergaya brechtian atau gaya pertunjukan dimana sutradara ikut berperan dalam pentas untuk menyadarkan penonton bahwa ini hanyalah sekadar pertunjukan ini konsisten dalam hal tema.

Dan pesan yang ditangkap mungkin adalah hidup ini tidak ubahnya jalanan, akan ada banyak hal yang tidak terduga yang mungkin saja terjadi dan mengubah hidup kita. Kita harus kuat mental untuk bisa bersaing dalam kehidupan jalanan yang kadang kala terlalu kejam untuk bisa ditalar dengan logika manusia yang terbatas. n MG13/K-1

Sumber: Lampung Post, Jumat, 29 Mei 2009

No comments:

Post a Comment