May 31, 2009

Perjalanan: Mampir 'Nyeger' di Wira Garden

KAWASAN Batu Putu, daerah perbukitan di barat Bandar Lampung, kini menjadi antero wisata. Belasan taman yang memadukan eksotisnya alam dengan view Gunung Betung dan laut Teluk Lampung dengan fasilitas modern bertakhta. Salah satunya adalah Wira Garden.

Menyusuri Jalan Wan Abdurrahman, Batu Putu, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung, memang menyegarkan. Ditembus dari Jalan Pangeran Emir M. Noer, suasana alam pegunungan dengan jalan hotmix meliuk-liuk mendaki dan menurun bukit. Kanan-kiri jalan yang masih didominasi kebun dan belukar dengan pohon-pohon besar menyejukkan perjalanan.

Memasuki daerah ini, perbedaan hawa yang menyejuk seiring dakian kendaraan terus terasa. Di sepanjang perjalanan, kontur lahan yang berlekuk-liku membiak pemandangan kepada alam di seberangnya. Pandangan ke arah barat, mata terantuk dengan megahnya Gunung Betung yang masih cukup lestari.

Ke arah selatan, laut Teluk Lampung membiru dalam bingkai bangunan-bangunan pasar, toko, dan hunian nelayan yang rapat. Juga menara-menara seluler yang menjulang. Jika malam, suasana itu seperti suar-suar yang tak henti gemerlap memberi sinyal tentang adanya kehidupan.

Di beberapa lipatan curam tebing di sepanjang jalan itu, tampak mulai dibangun vila-vila dan lokasi-lokasi yang sepertinya akan dibuat taman wisata. Pemasangan pagar, penataan tanah, dan pengaturan tanaman mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Investasi cukup besar rupanya sedang mengepung kawasan ini. Batu Putu tampaknya akan menjadi kawasan "Puncak"-nya Kota Bandar Lampung.

'Nyeger' di Wira Garden

Salah satu lokasi ngadem yang cukup eksotik di jalur ini adalah Wira Garden. Meski pintu masuknya diformat sederhana dan tidak terlihat glamor, di lokasi seluas 10 hektare yang mulai dibangun tahun 2001 itu memiliki view yang eksotik dan punya sepotong sungai berbatu dan berair jernih sebagai keunggulan. Juga ada tebing batu setinggi 30 meter yang berdiri 90 derajat dan dimungkinkan sebagai ajang adu keahlian olahraga panjang tebing (climbing).

Penanda Wira Garden tidak mencolok. Ini dipengaruhi oleh penampang luar lokasi yang hanya selebar kira-kira 40 meter. Berpagar beton warna hijau muda, mahkota gapura terdapat plang cukup besar dengan tulisan Wira Garden dengan grafis jernihnya air kali di antara bukit batu dengan pohon kelapa.

Langkah berikutnya, jalan berbatu putih menurun menelusup rimbunnya kebun rambutan. Samar-samar mulai terlihat gedung utama taman wisata alam yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan indoor. Bangunan perpaduan arsitektur kayu-beton dua lantai ini diset tertutup di lantai dasar dan teater di lantai atas. Dari balkon dua ruangan ini, pemandangan laut Teluk Lampung dan gunung di kanan-kirinya terlihat benderang saat cuaca cerah.

Untuk mengakses lantai dua tidak harus melewati lantai satu. Sebab, kontur tanah bukit dengan alas batu itu dirancang menjadi tangga naik.

Di tempat ini, berbagai acara dapat digelar. Rapat, seminar, diskusi, dan pertemuan lain untuk kapasitas di bawah 100 orang masih dapat ditampung. Pengelola juga menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Listrik PLN, air jet pump, dan peranti elektronik juga tersedia.

Sementara sang ayah rapat, istri dan anak-anak dapat menikmati alam dan pemandangan dari beberapa tempat bersantai. Rumput hijau di antara pohon-pohon alamiah khas kebun tropis seperti dunia teletubies. Jalan-jalan dari bebatuan dapat mengantar pengunjung ke fasilitas-fasilitas lainnya.

Di bagian punggung bukit, bertakhta dua rumah peristirahatan mandiri (cottage) dua lantai. Dua kamar dalam satu cottage dengan fasilitas memadai. Di teras, selain bangku-bangku minimalis, ada juga kursi malas yang siap meninabobokan penyandarnya. Di ruang tengah, ada satu set sofa, satu unit televisi, dan beberapa perangkat.

"Di lantai bawah ada ruang keluarga, meja makan set, dan pantry. Pengunjung dapat memasak dan makan bersama dengan leluasa. Fasilitas masak lengkap ada di pantry," kata Tri Wibowo, pengelola taman itu.

Sejajar dengan posisi cottage, ada seunit bangunan putih bersih dan terbuka berupa musala. Hanya semilir angin dan desah gesekan antardedaunan yang dapat mengganggu konsentrasi di lokasi ini.

Terus menuruni lereng bukit dengan tataran-tataran dari semen, di sisi kiri terlihat tebing batu tegak berdiri 90 derajat. Tekstur tebing yang berbatu cadas sangat cocok bagi penggila olahraga panjang tebing untuk menjajal kemampuan. Kondisinya yang alamiah dan belum dijamah bisa menjadi tantangan tersendiri.

Terus ke bawah, gemericik air sungai di bawah rimbunnya pepohonan lestari mendominasi. Membelasak dan menyibak pohon-pohon itu, tampak batu-batu hitam besar bergelimpangan acak berpadu dengan yang kecil. Air yang jernih dari hulu seolah menjadi pengikat bersatunya batu-batu itu.

Untuk menikmati pemandangan dan suara alamiah dinamisnya aliran sungai itu, pihak taman membangun cottage di atas sungai. Cottage yang berfungsi seperti saung itu juga terdiri dari dua lantai. Lantai bawah merupakan lantai terbuka dan menjadi rumah panggung di atas air kali. Sedangkan lantai atas terdapat tempat tidur yang dapat dipergunakan untuk istirahat.

Ke arah hulu, pengelola juga membendung sungai itu dengan batu-batu yang dibentangkan. Hasilnya, lokasi bagian atas bendungan itu menjadi waduk yang jernih dan berfungsi sebagai kali berenang. "Anak-anak bisa berenang di sini dengan aman di air kali yang jernih dan tidak lengket. Dijamin masih sangat bersih," kata Tri.

Di atas kali ini, ada tiga unit kolam yang berisi ikan mas dan nila. Jika sedang terisi, pengunjung dapat memanfaatkan kolam ini untuk hobi memancing.

Di bagian lain, Wira Garden juga terdapat padang selasar rumput yang biasa digunakan untuk perkemahan. Pramuka dan pencinta alam, kata Tri, biasa menggunakan tanah lapang ini untuk berbagai kegiatan outdoor. Pohon-pohon besar dan kemiringan alan yang menantang juga biasa digunakan untuk kegiatan outbound.

Berbagai instansi sudah memanfaatkan taman seluas 10 hektare ini. "Kebanyakan untuk acara orientasi dan outbound. Kami juga menyediakan tenaga profesional pemandu outbound. Baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Namanya Proactive," kata dia.

Ari, Manajer Proactive Adventure Learning School, mengatakan berbagai pelatihan yang berkait dengan kecerdasan, emosi, dan keterampilan menjadi spesialisasinya. Pihaknya siap melayani anak-anak dan keluarga untuk memberikan suatu program rekreasi edukatif dan inovatif di alam terbuka. "Berbagai permainan sesungguhnya hanya sebagai pengantar untuk menyampaikan materi. Intinya, layanan kami adalah untuk rekreasi bermuatan pendidikan, pembangunan karakter, dan terapi tertentu," kata Ari. n SUDARMONO

Sumber: Lampung Post, Minggu, 31 Mei 2009

No comments:

Post a Comment