November 14, 2009

Disbudpar Dinilai Tidak Inovatif

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Ketua Komisi B DPRD Bandar Lampung Septrio Frizo menilai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bandar Lampung kurang inovatif. Hal tersebut dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan Disbudpar cenderung monoton dan tidak kreatif.

"Dinas Pariwisata merupakan penunjang terhadap peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata belum efektif untuk menggaet wisatawan," kata Ketua Komisi B DPRD Bandar Lampung Septrio Frizo usai rapat kerja dengan Disbudpar, Kamis (12-11).

"Dinas Pariwisata kurang inovatif. Promosi yang dilakukan Dinas Pariwiata kurang bagus," ujarnya.

Septrio mengatakan Disbudpar seharusnya lebih memfokuskan pada promosi dalam negeri. Promosi ke luar negeri dengan mengikuti sebuah festival tidak efektif. Promosi ke luar negeri sebaiknya dilakukan melalui website atau kerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Dalam rapat kerja dengan Disbudpar, Septrio sempat menanyakan alamat website yang dimiliki dinas. Namun, perwakilan dari Disbudpar tidak mampu menjawab. Mereka mengaku lupa dengan alamat website pariwisata Bandar Lampung.

"Dalam hearing mereka mengaku gaptek (gagap teknologi)," kata Septrio. Politisi Partai Demokrat itu menilai penghargaan yang didapat Kota Bandar Lampung saat melakukan promosi ke Belanda hanya sebagai peserta. Tidak ada dampak yang besar setelah melakukan promosi ke luar negeri.

Berdasarkan data dari Disbudpar, besar alokasi anggaran untuk promosi wisata ke luar negeri tahun anggaran 2009 mencapai Rp423 juta. Sementara itu, dana untuk mengadakan kegiatan Begawi Bandar Lampung tahun anggaran 2009 mencapai Rp239 juta.

Septrio juga mengatakan promosi pariwisata dan kegiatan yang dilakukan Disbudpar kurang bagus. Harusnya Disbudpar lebih menarik. Ia meminta agar program kerja yang dibuat Disbudpar dikonsultasikan ke DPRD. Disbudpar juga harus meminta masukan-masukan dari pihak lain agar program kerja lebih variatif.

"Selama ini kegiatan pariwisata hanya sebatas rutinitas. Tidak ada yang inovatif," kata dia.

Septrio meminta agar Disbudpar membuat profil pariwisata Bandar Lampung untuk menjadi panduan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Tapis Berseri. DPRD akan membantu anggaran promosi Disbudpar.

Pariwiata, kata Septrio, sebagai salah satu penunjang PAD. Disbudpar perlu memiliki media informasi. Namun, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia yang bisa mengelola pariwisata Bandar Lampung.

Anggota Komisi B Dolly Sandra juga mempertanyakan promosi wisata ke luar negeri dan anggaran kegiatan Begawi. Promosi wisata ke luar negeri dan kegiatan Begawi menghabiskan dana yang cukup besar. "Begawi jangan hanya menghabiskan dana seperti itu. Harus ada dampak bagi Bandar Lampung," kata Dolly.

Kepala Seksi Rekreasi Disbudpar Bandar Lampung Ellya Saleh mengatakan kegiatan Begawi mempunyai dampak terhadap jumlah hunian hotel di Bandar Lampung. Saat kegiatan Begawi, hunian hotel meningkat. n MG2/K-1

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 14 November 2009

No comments:

Post a Comment