April 13, 2008

Landmark: Menara Siger Akhir April Diresmikan

BANDAR LAMPUNG (Lampost/Ant): Peresmian Menara Siger di dekat Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung Selatan, di Provinsi Lampung yang diharapkan menjadi landmark atau ikon daerah Lampung direncanakan pada akhir April 2008 ini.

"Saat ini panitia terus mempersiapkan dapat mengemas acara sebaik mungkin," kata Sekprov Lampung Irham Jafar Lan Putra, di Bandar Lampung, Sabtu (12-4).

Menurut Irham, sebagai ikon Lampung, keberadaan Menara Siger itu diharapkan dapat menumbuhkan kebanggaan bagi masyarakat daerahnya secara luas.

Dia menyebutkan Lampung harus memiliki penanda dan ciri khas monumen seperti telah dikenal di daerah lain, di antaranya Palembang di Sumatera Selatan dengan Jembatan Ampera, atau Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.

Pada Menara Siger, lanjut dia, masing-masing kabupaten/kota akan menempatkan informasi tentang daerahnya, seperti objek dan potensi pariwisata, kebudayaan dan potensi investasi lainnya.

Menara Siger dibangun juga dengan menandakan ciri khas Lampung, seperti di sekitar tugu dibangun ruang-ruang yang menampilkan khazanah budaya daerah serta sarana-prasarana pariwisata lainnya.

Tugu Siger berwarna emas itu dibangun di kawasan bukit yang berada di sebelah kiri (timur) pintu masuk Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni yang dilengkapi dengan ruangan, tempat bagi wisatawan melihat Pelabuhan Bakauheni serta keindahan panorama laut dan alam sekitarnya.

Panjang menara tersebut sekitar 50 meter dengan lebar 11 meter, dan tinggi mencapai 30 meter yang tertulis "Anda Berada di Titik Nol Pulau Sumatera".

Pembangunan Menara Siger menggunakan dana sekitar Rp7,3 miliar itu, sempat menjadi polemik dan kontroversi, baik di kalangan masyarakat, politisi dan lainnya.

Namun Gubernur Lampung Sjachroedin ZP terus melaksanakannya, mengingat konsep tersebut tercetus jauh hari sebelum dirinya menjadi kepala daerah.

"Saya menyampaikan gagasan tersebut kepada Pak Anshori Djausal, pengajar di Fakultas Teknik Unila yang juga pemerhati masalah kebudayaan daerah Lampung yang kemudian merancangnya," kata dia, dalam beberapa kesempatan. n K-2

Sumber: Lampung Post, Minggu, 13 April 2008

No comments:

Post a Comment