March 3, 2014

Pembukaan FIB Selamatkan Budaya Lokal

Oleh Rudiyansyah


Upaya pemerintah mengembangkan kebudayaan lokal saat ini baru pada tatanan kosmetik.

Sudjarwo
WACANA pembukaan fakultas ilmu budaya (FIB) terus bergulir. Direktur Pascasarjana Universitas Lampung (Unila) Sudjarwo pun mendukung pembentukan FIB sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan bahasa lokal.

“Whay not? Kami banyak punya doktor dan tenaga dosen,” kata mantan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila ini menanggapi pertanyaan tentang wacana pembukaan FIB dan gambaran tenaga dosen yang dibutuhkan, akhir pekan ini.

Namun, ia mengharap pemerintah tak sebatas mengusulkan, tetapi juga berkomitmen dengan usulan yang dianggap sebagai upaya menyelamatkan budaya lokal. “Jangan seperti memutar kain sarung, yang sampai akhir tak akan bertemu dengan ujung atau pangkalnya,” ujar Sudjarwo.

Ia juga mengungkapkan dibukanya FIB bukan hanya untuk mengkaji budaya Lampung di Unila, melainkan juga agar budaya lokal tetap terjaga dan tak hilang. Menurut dia, kini masyarakat Lampung baru sampai tahap peradaban, belum sampai berbudaya.

Terlihat dari kebudayaan Lampung yang masih sedikit sekali diterapkan dalam keseharian, mulai dari percakapan sesama masyarakat asli menggunakan bahasa Lampung yang semakin hilang maupun antarmasyarakat yang bukan bersuku Lampung.

Sudjarwo juga menilai pemerintah daerah juga belum begitu serius dalam melakukan upaya untuk melestarikan kebudayaan lokal. “Saat ini pemerintah menyelamatkan budaya lokal baru pada tatanan kosmetik,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah memang telah berupaya mengenalkan Lampung melalui simbol-simbol Lampung seperti siger dan lainya, tetapi pemerintah menutup mata dan membiarkan rumah adat rusak. Selain itu, sebagai pemangku kepentingan, pemerintah memberdayakan para budayawan lokal ketika memiliki kepentingan saja, tambahnya. “Setelahnya, para budayawan ditinggalkan.”

Sudjarwo juga mengenang dahulu demi menjaga kelestarian bahasa daerah Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila membuka jurusan bahasa Lampung. Akan tetapi, komitmen pemerintah pada waktu itu tidak ada akhirnya jurusan tersebut ditutup.

Hal tersebut dikarenakan banyak lulusan yang tak terserap dalam dunia kerja, karena pemerintah tak mengadakan formasi khusus untuk mereka. (S1)

Sumber: Lampung Post, Senin 3 Maret 2014

No comments:

Post a Comment