March 2, 2014

Waduh, Penutur bahasa Lampung Makin Sedikit!

Oleh Agusta Hidayatullah



JUMLAH penutur bahasa daerah Lampung sebagai "bahasa ibu" di wilayah ini semakin menurun dan diperkirakan hanya sekitar 1,19 juta orang.

Pemerhati bahasa Lampung Agus Sri Danardana, di Bandarlampung, Minggu (2/3), mengemukakan, jumlah penutur bahasa daerah yang makin menurun itu berdasarkan pada jumlah `ulun` atau penduduk asli Lampung saat ini.


Dia menegaskan bahwa jumlah penutur bahasa Lampung tersebut diperkirakan akan semakin berkurang, mengingat banyak di antara warga asli yang justru mengalihkan "bahasa ibu" anak-anaknya dari bahasa daerah itu ke bahasa Indonesia.

Menurut dia, salah satu penyebab hal tersebut adalah kekurangmampuan bahasa Lampung tersebut untuk memenuhi kebutuhan penuturnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Secara detail sinyalemen mantan Kepala Kantor Bahasa Lampung itu disampaikan dalam tulisan karyanya "Ancangan Alternatif Perencanaan Bahasa Lampung" yang menjadi salah satu bahan kajian dalam dialog "Pengembalian Kamus Bahasa Lampung Karya ahli bahasa abad 18 HN van der Tuuk", di Bandarlampung, Kamis (27/2).

Dalam tulisan tersebut, Sri Danardana menyatakan, perlu dilakukan langkah besar untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu pengembangan bahasa Lampung di jalur pendidikan tinggi.

Pengembangan di jalur pendidikan tiggi tersebut, meliputi pengembangan kurikulum, bahan ajar, tenaga pendidikan, dan sarana pendidikan.

Selaian itu, ujarnya, diperlukan juga pemanfaatan program pendidikan perguruan tinggi dan penggunaan bahasa Lampung sebagai bahasa pengantar di sekolah.

Seiring dengan hal tersebut, Agus Sri Danardana menyatakan, perlu dilakukan pengembangan bahasa Lampung sesuai fungsi sebagai alat ekspresi yang sesuai dengan fungsinya, seperti pembakuan ejaan dan penyusunan kamus bahasa Lampung.

Selain penyusunan kamus dan tata bahasa, pengembangan bahasa juga dapat dilakukan dengan pengayaan kosa kata, agar bahasa Lampung dapat berkembang dan bukan hanya berfungsi sebagai bahasa sosial budaya masyarakat di daerah ini.

Bahasa Lampung telah menjadi bahan pelajaran muatan lokal di sekolah dasar di seluruh Lampung.

Universitas Lampung melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) juga pernah mengembangkan jurusan bahasa daerah Lampung untuk mencetak para guru bahasa Lampung di sekolah-sekolah tersebut, namun akhirnya ditutup karena lulusannya tidak terserap menjadi guru tetap (PNS) di daerah ini.  n

Sumber: Antara, Minggu, 2 Maret 2014

No comments:

Post a Comment