March 1, 2014

Peluang Fakultas Ilmu Budaya di Lampung Terbuka

Oleh Abdul Gafur

Unila pasti akan menindaklanjuti usulan untuk membuka fakultas ilmu budaya jika memang ada desakan konkret dari masyarakat Lampung.

Hasriadi Mat Akin
PEMBANTU Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung (Unila) Hasriadi Mat Akin menyatakan Unila memiliki peluang untuk membuka fakultas ilmu budaya (FIB) pertama di Lampung. Dengan catatan, ada desakan dan kebutuhan konkret dari masyarakat.

"Saya pribadi pada dasarnya menyetujui wacana pembentukan fakultas ilmu budaya di Unila. Provinsi Lampung ini unik karena multietnik. Hal itu tentu akan menjadi potensi luar biasa dalam pengembangan fakultas ilmu budaya di Unila," ujarnya saat dihubungi Lampung Post, kemarin (28/2).


Diberitakan media ini sebelumnya, desakan membentuk fakultas ilmu budaya di Lampung mengemuka dalam diskusi Membangun Harga Diri Lampung. Momen ini sekaligus dilaksanakan acara penyerahan kamus pertama bahasa Lampung karya H.N. Van Der Tuuk oleh Kedutaan Besar Belanda kepada masyarakat Lampung melalui Lampung Peduli, Kamis (27/2).

Dalam forum itu, budayawan dan juga kolumnis Djadjat Sudradjat mengatakan upaya merawat dan mengembangkan bahasa Lampung harus dikerjakan dengan langkah serius dan dilembagakan secara akademis. Djadjat mengusulkan adanya fakultas sejarah ilmu budaya di Lampung, selain pendirian program strata satu (S-1) pendidikan bahasa Lampung.

Terkait dengan hal itu, Hasriadi mengungkapkan Unila pasti akan menindaklanjuti usulan tersebut jika memang ada desakan konkret dari masyarakat Lampung. Bentuk konkret itu berupa rekomendasi atau petisi tertulis yang diajukan perwakilan masyarakat ke Unila. "Saat ini kami tengah mempersiapkan statuta baru. Hal ini bisa kami akomodasi untuk pengembangan Unila 2015—2020 mendatang," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila Bujang Rahman menilai wacana pembentukan fakultas ilmu budaya di Lampung harus dilandasi visi dan misi yang tepat.

Fakultas baru tersebut harus bisa mengolah potensi Lampung yang multietnik. "Jadi, kepentingannya tak hanya bersifat lokal dan berdasar pada kebutuhan etnik tertentu. Visinya haruslah nasional bahkan mendunia. Lampung ini Indonesia mini, jadi potensi ke arah itu terbuka lebar," kata dia.

Untuk pendirian S-1 pendidikan bahasa Lampung, Bujang menyatakan kesiapan institusinya merealisasikan hal tesebut. Bahkan, proposal pendirian telah ia layangkan ke pihak pemerintah daerah, dalam hal ini gubernur Lampung, sudah sejak tiga tahun lalu. Hanya saja, hingga kini belum ada tanggapan lebih lanjut, karena FKIP Unila meminta komitmen tertulis dari pemerintah daerah atas terbentuknya jurusan tersebut.

"Kami menginginkan ada kepastian terkait daya serap lulusan jurusan itu, terutama dari pihak pemerintah. Jangan sampai kita membuka jurusan pendidikan bahasa Lampung tapi daya serapnya nihil. Harus kita sadari alumni pendidikan bahasa Lampung ini hanya bisa bekerja di Lampung. Tak mungkin diserap daerah lain. Tingkat kebutuhannya sangat lokal sekali," ujarnya. (S1)

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 1 Maret 2014

No comments:

Post a Comment