BANDAR LAMPUNG (Lampost): Ratusan pengunjung, pelajar, dan mahasiswa terpesona mendengarkan suara lirih Fitri Yani saat membacakan puisi berjudul Umpama Gerhana di Palestina.
Para pengunjung sudah bisa membayangkan, betapa dari ribuan korban Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sebagai perempuan, aktivis UKMBS Unila ini mampu menghayati puisi tersebut. Tak heran ketika Fitriyani dipilih sebagai juara I dalam Lomba Puisi Pelajar dan Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Ansor Lampung, Sabtu (7-2).
Selanjutnya, juara II Agit Yoga Subandi, juara III Yesi Arnita. Untuk kategori puisi terbaik I Didi Arsandi, puisi terbaik II Ida Munfarida, dan puisi terbaik III Bayu Setiawan.
Untuk kategori penampilan terbaik adalah Nining Suryani, kedua Zaza Pregina, dan ketiga Amelia. Sedangkan favorit I adalah V. Febriyanti Junaidi, favorit II Kadek Mela W., dan favorit III Brigis Wulandari.
Ketua panitia Yusrizal Karana mengatakan puisi menjadi wadah universal yang bisa menyampaikan suatu peristiwa dengan kedalaman dan kejernihan.
Lomba puisi itu sebagai media untuk menyampaikan rasa empati dan keprihatinan atas tragedi Palestina. Setiap peserta diminta membuat naskah puisi bertema Ansor save Palestine.
Naskah harus orisinal, tidak boleh jiplakan ataupun terjemahan. Pada seleksi tahap awal, lebih dari 200 naskah puisi diterima panitia.
Tim juri yang terdiri dari Saiful Irba Tanpaka dan Isbedy Setiawan Z.S. dari Dewan Kesenian Lampung (DKL) dan Yusrizal Karana dari GP Ansor menyaring 20 finalis untuk membacakan puisi di depan dewan juri dan tamu undangan.
Ketua GP Ansor Lampung Muhammad Aqil Irham mengatakan tragedi Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang paling memprihatinkan pada abad 21 ini.
"Puisi dan sastra salah satu artikulasi nurani untuk melakukan kontrol atas tragedi-tragedi kemanusiaan, seperti tragedi yang terjadi di Palestina," kata Aqil.
Acara semakin meriah dengan pembacaan puisi oleh tokoh lintas agama dan tokoh masyarat, seperti Almuzammil Yusuf (anggota DPR), Sya'roni Ma'shum (Kakanwil Departemen Agama Provinsi Lampung), Pendeta Reva Natigor, I Made Suarjaya (Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Lampung), H. Dayat Sutan Sati (tokoh masyarakat), Isbedy Stiawan (penyair), Saiful Irba Tanpaka (penyair), dan Maskut Candranegara (Wasekjen PP GP Ansor). Turut hadir Sekretaris DKL Harry Jayaningrat dan Kepala Dinas Sosial dr. H. Muhammad Farich.
Beberapa pengunjung tampak terenyuh menyaksikan pameran foto korban tragedi Palestina dan pemutaran video kekejaman di Palestina yang merupakan sumbangan Komisi Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP).
Di sela acara, GP Ansor mengumpulkan tanda-tangan tokoh dan masyarakat Lampung sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina. Dari para undangan, peserta dan pengunjung Plaza Lotus terkumpul 1.500 tanda tangan dalam kain putih ukuran 4 X 3 meter, selanjutnya akan dipasang di Tugu Adipura. n RIN/K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 9 Februari 2009
No comments:
Post a Comment