February 4, 2009

Rancage 2009 untuk Lampung Ditiadakan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Hadiah Sastra Rancage 2009 tidak diberikan kepada penulis sastra bahasa Lampung. Pasalnya selama 2008 tidak ada buku sastra berbahasa Lampung yang yang diterbitkan.

"Batas penjurian, 25 Januari lalu, panitia tidak menerima buku sastra dari Lampung. Para juri tidak bisa menunggu lebih dari 25 Januari sehingga beranggapan tidak ada buku sastra berbahasa Lampung," kata Sekretaris Yayasan Kebudayaan Rancage Hawe Setiawan, yang dihubungi melalui telepon , kemarin (3-2).

Menurut Hawe, jika memang ada karya sastra berbahasa Lampung yang diterbitkan pada 2008, akan diikutkan penjurian Hadiah Sastra Rancage tahun 2010.

Hawe berharap kesalahan teknis ini tidak mengganggu kontinuitas penerbitan sastra Lampung. "Sangat disayangkan tidak ada penulis Lampung yang mendapat Hadiah Sastra Rancage 2009," kata dia.

Tahun sebelumnya, Yayasan Kebudayaan Rancage menganugerahkan Hadiah Sastra Rancage kepada sastrawan Lampung Udo Z. Karzi. Udo mendapat Hadiah Sastra Rancage 2008 atas kumpulan sajaknya, Mak Dawah Mak Dibingi (BE Press, 2007).

Disesalkan

Budayawan Lampung Irfan Anshory menyesalkan terjadinya kesalahan teknis dalam pengiriman karya sastra Lampung ke panitia Hadiah Sastra Rancage. Kesalahan teknis tersebut mengakibatkan lepasnya Hadiah Sastra Rancage dari Lampung.

Menurut Irfan, ada dua karya sastra berbahasa Lampung yang terbit tahun 2008, yaitu kumpulan cerita pendek berjudul Cerita-Cerita jak Bandar Negeri Semuong karya Asarpin Aslami dan kumpulan sajak berjudul Di Lawok Nyak Nelepon Pelabuhan karya Oky Sanjaya.

Irfan mengatakan agar kesalahan teknis tidak terulang tahun depan, penerbit jangan sampai terlambat menerbitkan buku sastra Lampung.

Penerbitan buku harus dilakukan sebelum 31 Januari karena pada tanggal tersebut sudah diumumkan peraih Hadiah Sastra Rancage oleh Yayasan Kebudayaan Rancage. "Penerbit juga jangan sampai terlambat mengirimkan karya sastra ke juri Hadiah Sastra Rancage," kata Irfan.

Irfan berharap Hadiah Sastra Rancage tahun 2010 dapat kembali diraih sastrawan Lampung.

Peraih Rancage 2009

Hadiah Sastra Rancage 2009 adalah ke-21 kali penghargaan itu diberikan. Pertama kali diberikan tahun 1989, khusus kepada sastrawan yang menulis dalam bahasa Sunda.

Tetapi, sejak 1994 para sastrawan yang menulis dalam bahasa Jawa juga mendapat Hadiah Sastra Rancage. Dan sejak 1997, para sastrawan yang menulis dalam bahasa Bali. Tahun 2008 sastrawan yang menulis dalam bahasa Lampung juga mendapatkan Hadiah Sastra Rancage.

Penerima Hadiah Sastra Rancage 2009 sastrawan dan tokoh atau lembaga yang dianggap besar jasanya dalam memelihara dan mengembangkan bahasa ibu. Mereka adalah Etti R.S. dengan buku kumpulan sajak Serat Panineungan (untuk karya dalam bahasa Sunda) dan Nano S. atas jasanya mengembangkan bahasa Sunda, terutama melalui lagu-lagu karawitan ciptaannya.

Kemudian S. Danusubroto dengan buku roman berjudul Trah (untuk bahasa Jawa). Sedangkan tokohnya, Sunarko Budiman, penulis dan pengelola Sanggar Sastra Jawa Triwida.

Untuk sastra bahasa Bali, Hadiah Sastra Rancage diberikan kepada I Nyoman Tusthi Eddy atas buku kumpulan sajak berjudul Somah. Sedangkan yang terpilih untuk diberi Hadiah Sastra Rancage 2009 untuk jasa dalam bahasa dan sastra Bali adalah I Nengah Tinggen, penyusun buku pedoman pemakaian aksara Bali dan telah menulis 40 judul buku dalam bahasa Bali.

Khusus untuk bacaan anak-anak dalam bahasa Sunda, Yayasan Kebudayaan Rancage memberikan Hadiah Samsudi 2009 kepada Aan Merdeka Permana yang menulis buku Sasakala Bojongemas.

Setiap penerima Hadiah Sastra Rancage selain mendapat piagam juga uang Rp5 juta. Sedangkan Hadiah Samsudi berupa piagam dan uang Rp2,5 juta. Penyerahan hadiah dilaksanakan dalam suatu upacara khusus yang akan diselenggarakan di Jakarta. Tempat dan waktunya akan ditetapkan kemudian. n PADLI RAMDAN/K-1

Sumber: Lampung Post, Rabu, 4 Februari 2009

No comments:

Post a Comment