July 1, 2008

10 Sungai di Bandar Lampung Tercemar Limbah

Bandar Lampung, Kompas - Sebanyak 10 dari 13 sungai di Bandar Lampung tercemar aneka limbah cair dan padat. Akibatnya, air sungai tidak bisa dipakai sebagai bahan baku air PDAM.

Hal itu dikemukakan pemerhati sungai dari Universitas Lampung, Zaenal Abidin, Senin (30/6) di Bandar Lampung. Zaenal meneliti sungai pada tahun 2004 dan terus mengamati sampai saat ini.

Zaenal menyebutkan, Sungai Way Awi di Kecamatan Tanjungkarang Pusat tercemar limbah cair dan padat dari RSUD Abdul Moeloek.

Di sungai lain, yaitu di bagian tengah hingga hilir Sungai Way Akar di Kecamatan Telukbetung Utara tercemar limbah rumah tangga dan industri. Way Garuntang di Kecamatan Tanjungkarang Timur tercemar limbah industri, Way Simpur di Kecamatan Sukarame dan Way Kahuripan di Kecamatan Telukbetung Barata tercemar oleh limbah rumah tangga, Way Lunik di Kecamatan Panjang tercemar limbah pabrik, serta Way Dadap di Kecamatan Tanjungkarang Timur tercemar limbah pabrik makanan.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Lampung Mukri Friatna mengatakan, kualitas air ke-10 sungai itu sudah sangat buruk.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Lampung Syaifulloh Sesunan menyatakan, air di 10 sungai itu sudah tidak layak sebagai sumber baku air PDAM.

Pencemaran sungai, kata Syaifuloh, akibat tidak bagusnya Pemkot Bandar Lampung mengelola saluran pembuangan limbah cair. Padahal, BPLHD Lampung bekerja sama dengan BPLHD Bandar Lampung setiap tahun membersihkan sungai-sungai yang tercemar.

Hanya, masyarakat Bandar Lampung belum sadar lingkungan. Mereka sering membuang limbah rumah tangga ke sungai.

Pemkot harus bekerja keras membenahi sistem pembuangan limbah cair dan padat. Pemkot juga harus mengajari masyarakat Bandar Lampung membuang sampah di tempatnya dan membenahi sistem pembuangan limbah industri agar tidak langsung dibuang ke sungai.

Masalah lain, dua sungai di Kecamatan Kedaton disodet untuk diluruskan. Hal itu diikuti penutupan sungai menjadi jalan. Akibatnya, tiap turun hujan deras, air tidak tertampung dan banjir. (hln)

Sumber: Kompas, Selasa, 1 Juli 2008

1 comment:

  1. Anonymous5:35 AM

    wah berarti diperlukan penyuluhan untuk masyarakat sekitar daerah lampung tentang kerugian dari limbah RT. Saya pernah ke lampung tapi 10 thun yang lalu..hiks..:)
    dulu memang airnya kurang bersih..
    Sekarang - sekarang ini memang harus di perbanyak penyuluhan tentang pentingnya air bersih..apalagi ni kewajiban generasi penerus.. hehe.. termasuk saya..

    ReplyDelete