BANDAR LAMPUNG (Lampost): Dua dari lima harimau sumatera yang ditranslokasi dari Aceh ke Tampang Belimbing, TNBBS, Lampung, segera dilepasliarkan. Sementara tiga lainnya masih akan ditangkar sampai dapat beradaptasi dengan hutan.
Dua harimau yang akan dilepas itu dipasang pemindai gerakan melalui global positioning satellite (GPS) di lehernya, Sabtu (12-7). Tujuannya untuk dapat mengetahui pergerakan yang dilakukan kedua satwa langka yang menjadi ikon Sumatera itu. Sehingga dapat mengantisipasi keamanan satwa itu, sekaligus keamanan warga sekitar lokasi Tampang Belimbing yang dikelola oleh PT Adi Niaga, Grup Artha Graha.
Namun untuk lebih mengantisipasi adanya hal yang dapat membahayakan harimau saat penangkaran, sejumlah kelompok pencinta alam siap mengawasi penangkaran harimau. Minggu (13-7), beberapa orang pencinta alam mengunjungi Kantor Redaksi Lampung Post usai melihat pemasangan alat pindai GPS. Mereka dari Yayasan Masyarakat Hayati Indonesia (YMHI) Almuhery Ali Paksi, Komunitas Media Konservasi Tanggamus (KMKT) Andoyo, Alas Indonesia (AI) Verry I.S., Sangga Buana Ivan Rayendra Bakar, dan dari Fratala yakni Fajar Sumantri.
Dari hasil pemeriksaan sebelum pemasangan alat pindai GPS itu, kondisi harimau yang sudah berada di Lampung sejak akhir Juni itu baik. Lima harimau itu berumur tiga sampai sembilan tahun. Untuk harimau yang paling tua, sensitif dengan pergerakan manusia, sementara yang paling muda masih perlu pengobatan khusus. Selanjutnya satu harimau terlihat masih membekas jeratan di lehernya. "Sehingga dipastikan hanya dua yang baru dapat dilepasliarkan," kata Almuhery dalam kunjungannya, kemarin.
Menurut Almuhery, hewan buas asal Aceh yang ditangkar di Tampang Belimbing TNBBS itu diyakinkan dapat hidup seperti di habibatnya. Sebab, dari banyak kawasan TNBBS, lokasi itu yang dinilai masih memungkinkan untuk menjadi habitat baru harimau itu. "Namun tetap harimau itu dipasang alat pindai agar diketahui pergerakannya. Setelah dua tahun, secara otomatis alat itu lepas dan harimaunya sudah menjelajah seluruh kawasan TNBBS," kata dia. n AAN/K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 14 Juli 2008
No comments:
Post a Comment