July 21, 2008

Harimau Sumatera: Penglepasliaran TWNC Pertama di Dunia

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Penglepasliaran dua harimau sumatera di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Lampung Barat (Lambar), Selasa (22-7), merupakan pertama kali di dunia.

Sebelumnya, penglepasliaran harimau di dunia juga terjadi di Siberia, tapi gagal. Dua anak harimau yang dilepaskan di alam di Siberia tersebut pada delapan bulan berikutnya ditemukan mati.

Petugas Taman Safari Indonesia, Tony Sumampau, mengatakan metode penglepasliaran dua harimau bernama Pangeran dan Agam cukup sistematis dan bisa menjadi model hutan lain di Indnesia. "Kini harimau di Indonesia hanya tinggal di Sumatera. Jumlahnya 150 ekor hingga 200 ekor," kata Tony di Tambling, Minggu (20-7).

Selain itu, kata dia, keberadaan hewan yang dilindungi ini di wilayah di luar areal hutan konservasi sehingga rawan menjadi sasaran pemburu liar. Dua harimau sumatera yang dilepas dan akan disaksikan Menteri Kehutanan Malem Sambat (M.S.) Kaban itu berasal dari Aceh Selatan.

Sebelumnya jumlah harimau yang dikonversi dari Aceh itu mencapai lima ekor. Dua harimau yang siap dilepas bernama Pangeran dan Agam. Tiga lain masih dalam penangkaran karena sakit.

Upaya penglepasliaran harimau itu mendapat perhatian Pemimpin Media Group (Media Indonesia, Lampung Post, dan Metro TV) Surya Paloh dan Pemimpin Jawa Pos Group Dahlan Iskan. Keduanya pun ikut meninjau lokasi penglepasliaran harimau di hulu Way Sleman, Sabtu (19-7).

"Dukungan swasta seperti yang dilakukan Artha Graha Group bekerja sama Departemen Kehutanan dan Taman Safari Indonesia harus didukung. Dengan cara itu, masyarakat bisa memiliki tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan," kata Surya.

Penanggung Jawab TWNC Tommy Winata mengatakan kepedulian terhadap harimau karena keberadaan binatang tersebut hampir punah. "Dengan dikembalikan ke alam yang asri di TWNC, mereka hidup nyaman karena pasokan pangan di hutan cukup banyak dan terhindar konflik dengan manusia," kata dia.

Untuk memonitor keberadaan Pangeran dan Agam, kedua satwa itu diberi kalung yang bisa dimonitor lewat satelit. Pangeran diberikan kalung berwarna cokelat. Sedangkan Agam memakai kalung berwarna putih. Kalung-kalung itu dilengkapi dengan baterai yang tahan selama lima tahun. Kalung-kalung itu bisa lepas secara otomatis. n MI/R-1

Sumber: Lampung Post, Senin, 21 Juli 2008

No comments:

Post a Comment