July 8, 2008

Dana Kurang, Gajah Kurang Terawat

* Dibutuhkan Rp 50.000 Per Ekor, tetapi Anggaran Hanya Rp 17.500

Bandar Lampung, Kompas - Departemen Kehutanan memastikan sulit meningkatkan anggaran untuk pemeliharaan gajah di Pusat Pelatihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. Hal itu karena anggaran pemeliharaan gajah diambilkan dari dana penerimaan negara bukan pajak yang penyusunannya di akhir tahun.

”Sehingga setelah disusun, kami mesti menyerahkan alokasi tersebut kepada DPR untuk mendapat pengesahan,” ujar Menteri Kehutanan MS Kaban, Senin (7/7), dalam kunjungan kerja ke Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdul Rachman di Bandar Lampung.

Dampak yang terjadi, anggaran untuk pemeliharaan gajah di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung Timur akan selalu terlambat cair. Selain itu, akibat satu-satunya sumber pendanaan adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP), Dephut juga menyatakan sulit untuk meningkatkan dana pemeliharaan gajah hingga pada nilai ideal Rp 50.000 per ekor per hari.

Rp 50.000

Sesuai perhitungan pengelola Pusat Latihan Gajah (PLG) TNWK, satu ekor gajah jinak yang dipelihara di PLG membutuhkan dana Rp 50.000 per ekor per hari. Namun, Dephut menganggarkan dana pada 2008 hanya Rp 17.500.

”Kami memang terus berupaya meningkatkan anggaran untuk pemeliharaan gajah-gajah tersebut. Namun, akibat sumber pendanaan hanya dari PNBP, anggaran menjadi terbatas dan gajah-gajah kurang terpelihara,” ujar Kaban.

Kepala TNWK Hudiono pada acara kunjungan kerja Menteri Kehutanan tersebut mengatakan, nilai uang makan gajah jinak tersebut sudah meningkat dari pendanaan 2006 dan 2007 yang bernilai Rp 12.500 per ekor per hari. ”Pada tiga tahun ke belakang, sudah nilainya kecil, dana pakan gajah sering terlambat turun,” ujar Hudiono.

Makanan dan vitamin


Pada 2008, setiap ekor gajah di PLG TNWK mendapat alokasi pendanaan Rp 17.500 per ekor per hari. Dana sebesar itu digunakan untuk membeli pakan gajah berupa pelepah kelapa dan makanan tambahan berupa buah-buahan dan vitamin.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk menambah keterpenuhan pakan gajah yang mencapai 10 persen dari bobot gajah, pawang gajah mengangon gajah ke padang rumput di sekitar TNWK. Gajah tersebut itu diangon begitu saja di padang rumput di kawasan TNWK.

Untuk menambah pakan gajah, pengelola TNWK berencana mengajak masyarakat sekitar TNWK untuk terlibat. Masyarakat diminta menanam rumput gajah yang bisa dijual kepada TNWK. (hln)

Sumber: Kompas, Selasa, 8 Juli 2008

No comments:

Post a Comment