BANDAR LAMPUNG (Lampost): Dinas Pendidikan Provinsi Lampung melalui Subdin Kebudayaan Seksi Sejarah dan Permuseuman membuat film dokumenter situs purbakala Batu Bedil di Desa Batu Bedil, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus. Film tersebut di disutradarai Ibrahim Wardin, skenario digarap Syaiful Irba Tanpaka, dan kamerawan Setyo Mardiono.
Kepala Dinas Pendidikan Hermansyah MURP mengemukakan kompleks situs purbakala Batu Bedil di Tanggamus merupakan peninggalan budaya yang berasal dari tradisi megalit dan klasik yang memang patut didokumentasikan. "Sehingga jejak sejarah ini bisa tetap dikenal generasi mendatang. Tujuan pembuatan film dokumeneter ini sebagai salah satu upaya inventarisasi dan dokumentasi serta sebagai bahan kajian dan referensi sejarah di Lampung," kata Hermansyah, Rabu (19-9).
Nantinya, menurut dia, film ini akan dijadikan salah satu media untuk memasyarakatkan nilai-nilai sejarah dan tradisi luhur bangsa. "Selain itu film ini juga dapat dijadikan salah satu promosi wisata sejarah dan budaya di Provinsi Lampung."
Sebab, kata Hermansyah, situs purbakala Batu Bedil itu merupakan representasi budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. "Diharapkan nilai-nilai dan keindahan yang terdapat di dalamnya tetap bisa dinikmati generasi mendatang," ujarnya.
Sementara itu, Kasubdin Kebudayaan, Khaedarmansyah, menjelaskan film ini sedang dalam tahapan editing. "Shooting-nya sudah dilakukan awal bulan September lalu. Skenarionya digarap Syaiful Irba Tanpaka serta disutradarai Ibrahim Wardin dengan kamerawan Setyo Mardiono."
Film ini menceritakan situs purbakala Batu Bedil yang berada di Desa Batu Bedil, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus. "Batu Bedil ini kali pertama ditinjau Soekmono dan kawan-kawannya dan ini merupakan suatu potensi sejarah yang dimiliki Lampung," ujar dia.
Tim ini datang tahun 1954 dan mengambil cetak negatif dari prasasti Batu Bedil dan sebuah menhir besar yang dinamakan Batu Bedil dan sebuah lumping batu.
Di kawasan kompleks ini juga ditemukan pula peninggalan sejarah berupa arca Nandhi dari abad IX yang merupakan kendaraan Dewa Siwa serta arca Ganesha yang berfungsi sebagai dewa ilmu pengetahuan. n TYO/S-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 20 September 2007
No comments:
Post a Comment