March 25, 2008

Blog Bicara: Ayo Menulis Blog dengan Bahasa Daerahmu!

Radio Singapore International, March 5, 2008

"Cabik Lunik ni Ulun Lampung". Itulah nama blog milik Udo Z.Karzi, seorang blogger yang tinggal di Pangkalan Bun, Kalimantan, yang mulai menulis di blog sejak tahun 2005 lalu.

Udo Zul, begitu dia akrab dipanggil, mempunyai blog yang sangat unik, karena blog nya menggunakan bahasa lampung.

CUBA pikerko pai jelma sai mak ngedok ruwa culuk ni midor. Kadu ni ya singgah mit mesjid. Mit kakus, aga ngebuka rangok, nyalok rangok, ngebuka kawai ni, ngebuka rangok luwot, ngebuka kawai ni, aga benyulu... rik seterus ni. Pakai cukut, mak mungkin. Inji cerita sai kudengi jak khotib waktu sembayang Jumat di mesjid jeno. Inti ni, ram musti besukor lagi wat ruwa culuk rik kelangkapan badan bareh ini. Hara lamon rezeki rik rahmat sai adu ram terima.


Ya, itu adalah tulisan terbaru dalam blog Udo Zul, yang berjudul Cerita Jelma Mak Ngedok Culuk, atau dalam bahasa Indonesia artinya cerita orang yang tidak memiliki tangan.

Udo Zul menulis cerita ini karena terilhami oleh sebuah kotbah ketika ia solat jumat. Begini terjemahannya, bayangkan seseorang yang tidak memiliki kedua tangannya berjalan ke pasar kemudian mampir ke masjid.

Di masjid, ia pergi ke kamar kecil. Ia perlu membuka celananya, mengancingkannya kembali, membuka pintu dan lain sebagainya. Sungguh sulit semuanya itu dia lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Inti dari cerita ini adalah Udo Zul ingin mengajak kita semua untuk mensyukuri, apa yang kita miliki, termasuk kedua tangan kita, dan anggota tubuh lainnya, dan juga mensyukuri apa yang kita dapat.

+++

Ok, sekarang kita mulai bincang-bincang yuk dengan Udo Zul, apa sih yang melatarbelakangi beliau sehingga memiliki gagasan untuk membuat sebuah blog dalam bahasa lampung?

Sebenarnya tahun 2004 saya memang berkenalan dengan blog, kemudian saya melihat ada yang menggunakan bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan berbagai bahasa lain. Nah kemudian saya berfikir, kenapa gak menggunakan bahasa lampung saja, karena saya pikir penutur bahasa Lampung itu lumayan besar. Sekitar 2 juta penutur bahasa Lampung, dan boleh dibilang dalam tataran nasional dan internasional bahasa Lampung itu relative tidak dikenal, karena kajian terhadap bahasa Lampung atau budaya Lampung itu secara khusus tidak atau kurang banyak, kajian tentang bahasa dan budaya Lampung relative kecil. Jadi saya pikir, saya coba saja buat blog itu, untuk menunjukkan seperti inilah Bahasa Lampung itu.

Rasanya Udo Zul memang bisa dibilang pioneer dalam menulis blog dengan bahasa lampung. Sebelumnya, ia melihat beberapa blog yang ditulis oleh orang lampung tapi dengan bahasa Indonesia. Dan ia juga pernah melihat beberapa blog yang ditulis dalam bahasa daerah lainnya, tapi belum ada bahasa lampung.

Saya sendiri, ketika melihat blog ini merasa tertarik. Blog nya bagus sekali, dilengkapi dengan foto-foto menarik, sayangnya saya tidak mengerti isi tulisannya.

Baiklah kita tanyakan saja langsung, tema-tema apa saja yang ditulis oleh Udo Zul dalam blog nya?

Iya, di dalam blog saya, di atasnya saya kasih tulisan “cabik lunik” yang dalam bahasa Indonesia artinya sesobekan kecil, jadi sobek kecil. Apa yang saya catat itu semacam catatan-catatan yang saya rasa atau saya pikirkan, yang berkaitan dengan hal-hal yang mungkin tidak terlalu diperhatikan orang. Hanya mungkin misalnya, saya tidak akan menulis hal-hal yang menjadi wacana publik semacam itu. Tentu, dengan bahasa sehari-hari yang dikenal di Lampung.

Agak aneh memang, karena biasanya, orang menulis di blog karena ingin blog nya dibaca dan terutama dimengerti oleh orang lain. Tapi, khusus untuk Blog Udo Zul, kalau kita tidak mengerti sepatah kata pun bahasa lampung, akan sulit tentunya memahami apa maksud tulisan dalam blog nya itu.

Tapi dari komentar-komentar yang saya baca di blog nya rata-rata menyampaikan salut atas upaya Udo Zul menulis dalam bahasa lampung. Beberapa komentar –menurut Udo- bahkan datang dari Mesir dan Timur Tengah, dari beberapa warga Lampung yang sedang belajar disana. Juga dari sejumlah warga lampung yang tinggal di pelbagai kota di Indonesia.

Kalau anda ingin berkunjung ke blog nya, silakan buka di udozkarzi.blogspot.com.

Upaya melestarikan bahasa lampung, memang sudah lama dilakukan oleh Udo Zul. Meski tinggal jauh dari kampung halaman, tapi upaya ini tidak pernah berhenti ia lakukan.

Selain menulis di Blog, Udo Zul juga sudah menerbitkan sejumlah buku sastra berbahasa Lampung, yang salah satunya mendapat penghargaan sastra Rancage 2008 –penghargaan yang diberikan atas karya kreatif yang sekaligus melestarikan budaya local.

Pada dasarnya saya penulis sastra Lampung. Paling tidak ada dua buku saya yang sudah diterbitkan –buku puisi maksud saya- yang pertama buku Momentum di tahun 2002, kemudian yang baru diluncurkan buku Mak Dawah Mak Dibingi, yang dalam bahasa Indonesia artinya ‘tak siang tak malam’, tahun 2007. Paling gak blog ini menjadi semacam alat bagi saya untuk terus menulis dalam bahasa Lampung.

Selain blog udozkarzi, ‘cabik lunik ni ulun lampung’, Udo Zul juga memiliki blog lain yakni Ulun Lampung. Iini merupakan kliping tulisan Udo Zul tentang segala macam hal yang berkaitan dengan tanah kelahirannya. Mulai dari opini dan kritiknya tentang sanggar-sanggar seni di lampung yang menurutnya masih minim pengetahuan manajemen, hingga soal kebijakan pemerintah daerah yang keliru yang akan memusnahkan bahasa lampung.

Udo Zul tampaknya sangat serius dalam upayanya melestarikan bahasa lampung, meskipun ia pernah dikritik oleh sejumlah budayawan lampung yang menyebut karya sastranya –yang ditulis dengan bahasa lampung sehari-hari atau bahasa pergaulan- dianggap melanggar pakem-pakem penulisan sastra lampung yang baik dan benar.

Namun Udo Zul punya alasan tersendiri menjawab kritikan ini.

Sebenarnya itu yang ingin saya katakan pada teman-teman yang bertutur dalam bahasa Lampung, bahwa sebenarnya bahasa Lampung itu sangat demokratis. Puisi yang saya tulis itu memang dalam bahasa sehari-hari tapi paling tidak saya ingin mengatakan, bahasa sehari-hari pun bisa dibuat nyastra seperti itu. Bahasa Lampung sehari-hari pun bisa dibuat kaya dan bisa dibuat menjadi alat untuk berimajinasi, semacam membuat karya kreatif dan imajinatif seperti itu, dengan bahasa sehari-hari. Karena sebenarnya Lampung cukup kaya dengan budayanya, katakanlah bahasa, karena paling tidak sampai sekarang ada lebih dari 30 jenis sastra lisan seperti itu, nah tapi kan ketika saya memutuskan untuk menulis karya sastra Lampung tidak bisa hanya mengulang-ulang karya lisan yang sudah dihafal. Makanya relatif puisi-puisi yang saya buat itu baru, tidak berpretensi untuk menghebat-hebatkan bahasa.

Udo Zul dengan tegas mengatakan, bahasa Lampung itu mudah asal mau belajar, dan mau menulis. Ia telah membuktikannya sendiri, dan hal ini meruntuhkan pendapat umum yang mengatakan sangat sulit mempelajari bahasa lampung. Dengan puisi yang diciptakannya, menggunakan bahasa sehari-hari, Udo ingin menyampaikan bahwa bahasa lampung mudah, jadi ayo kita lestarikan.

Terakhir. apa pesannya untuk teman-teman yang juga ingin mulai menulis di blog dengan bahasa daerahnya masing-masing?

Blog itu sebenarnya hanya salah satu media saja bagi sebuah upaya. Kalau saya, blog itu lebih kepada media untuk menyampaikan pikiran dan sebagainya. Tapi selain blog yang berbahasa internasional katakanlah bahasa Inggris, Perancis dan sebagainya, ya apa salahnya teman-teman menggunakan bahasa daerah. Saya lihat sudah ada beberapa teman-teman yang menggunakan bahasa Jawa dan Sunda.

Bincang-Bincang dengan Udo Z.Karzi dari udozkarzi.blogspot.com, seorang penulis blog berbahasa lampung.

+++

Saudara, itulah Blog Bicara kali ini, semoga apa yang kami sampaikan bisa memberikan inspirasi untuk anda yang baru ingin mulai menulis di blog, atau pun sudah memiliki blog atau pun gemar membaca tulisan-tulisan di blog.

Saya tunggu kritik saran dan masukan dari anda, mungkin anda puny ide blog apa yang bagus untuk dibahas dalam Blog Bicara, silakan kirimkan e-mail ke efika @ mediacorp.com.sg

Jangan lupa dengarkan blog bicara tiap rabu malam jam 935 waktu singapura hanya di radio singapura internasional siaran bahasa Indonesia. Saya Fika Rosemary pamit, sampai jumpa.

Sumber: RSI Siaran Indonesia, 5 Maret 2008

3 comments:

  1. Settuju... Kpan kham haga mulai.. Lomal lham sapa lagi.. Salam jak pekon.

    ReplyDelete
  2. Anonymous3:08 AM

    halo... ulun lappung,

    hinji sanak lampung juga sob.....

    mampir ke blog juga yaw... lam kenal aja semuanya yang dari lampung...

    and semanagat terus untuk ulun lappung,

    salam

    nurmanto. http://antoexs.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Keren website nya mas... izin komentar yaa Travel Palembang Lampung

    ReplyDelete