March 3, 2008

Sanggar Seni Minim Pengetahuan Manajemen

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pengetahuan akan manajemen pertunjukan para penggelola sanggar-sangar seni baik di sekolah, kampus, maupun umum di Lampung masih minim.

Selain minimnya sosialisasi, bahkan dinas terkait yang notabenenya mengurusi hal tersebut juga belum begitu memahami manajemen pertunjukan yang baik, khususnya penyelenggaraan festival.

Hal tersebut mengemuka dalam Pelatihan Manajemen Organisasi dan Manajemen Pertunjukan yang digelar Putra Lampung Mandiri (PLM) di Taman Budaya Lampung, Minggu (2-3). Kegiatan yang diikuti 50 orang perwakilan dari 8 sanggar; Lampung Barat, Lampung Selatan, dan Tulangbawang tersebut juga menyoroti persoalan manajerial pertunjukan pada Festival Krakatau 2008.

Para peserta mengaku sangat kecewa dengan kurang profesionalnya pihak penyelenggara Festival Krakatau. Menurut mereka, persiapan yang selama ini dilakukan peserta jauh lebih matang dan profesional dibanding dengan yang diberikan panitia sehingga hasil yang diharapkan pada sebuah penampilan pergelaran seni budaya menjadi tidak maksimal.

Mereka mengharapkan pelatihan manajerial pertunjukan tidak hanya diberikan kepada sanggar-sanggar, tapi juga dinas dan instansi terkait.

Menanggapi keluhan tersebut, Sekretrais Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) Harry Djayaningrat mencoba turun langsung menyelenggarakan FK tahun ini. "Mudah-mudahan penyelenggaraan FK tahun ini jauh lebih baik terutama berkaitan dengan manajerial pertunjukannya."

Sementara itu, Andi Rahman dari Putra Lampung Mandiri (PLM) mengemukakan persoalan paling menonjol selama ini dialami penggelola sanggar-sanggar seni baik di tingkat sekolah, kampus ataupun umum adalah minimnya pengetahuan manajerial sehingga banyak sanggar seni yang tidak bisa bertahan lama.

Ia mengemukakan banyak sanggar-sanggar kebingungan untuk mencari link-link jaringan untuk mementaskan sebuah acara. "Sebab itu, melalui pelatihan ini, mudah-mudahan para pekerja seni akan mendapat wawasan baru bagaimana teknik mengelola atau manajerial yang baik tersebut sehingga mereka dapat menggelola profesional sanggar seni milikinya," ujar dia.

Tidak hanya itu telah pertemaun ini juga diharapkan akan melahirkan forum komunikasi dan silaturahmi antarsanggar. "Meskipun sebenarnya fungsi tersebut seharusnya dijalankan DKL, paling tidak, kami membantu DKL dalam mewujudkannya," ujar dia.

Untuk pembicara dalam kegiatan ini adalah Harry Djayaningrat, Muhammad Yunus dari Komunitas Berkat Yakin, serta Supriyanti. n TYO/S-2

Sumber: Lampung Post, Senin, 3 Maret 2008

No comments:

Post a Comment