October 25, 2008

Jung Foundation Ikuti Konferensi Kota Warisan Dunia

Bandarlampung, 24/10 (ANTARA) - Kendati tanpa didukung pendanaan oleh Pemda di Lampung, Jung Foundation Lampung tetap memastikan diri bisa mewakili daerah ini untuk mengikuti Konferensi Internasional Kota-Kota Warisan Dunia "Euro Asia Heritage Cities Conference & Expo" yang siap dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah, 25-30 Oktober 2008 mendatang.

Christian Heru Cahyo Saputro dari Jung Foundation, di Bandarlampung, Jumat, menyatakan, dirinya berupaya tetap hadir dalam Konferensi Internasional yang dinilai cukup bergengsi, penting dan strategis bagi pengembangan kebudayaan dan pergaulan masyarakat Lampung maupun Indonesia di dunia internasional.

Padahal keberangkatan itu, menurut Heru yang juga pimpinan Jung Foundation, nyaris tak didukung pendanaan, baik dari Pemda Provinsi Lampung maupun Pemda Kota Bandar Lampung.

"Meski tak dibantu pendanaan dari pemda, kami akan tetap berangkat dan mengikuti konferensi itu, mengingat merupakan event bergengsi yang sangat penting untuk memperkenalkan Lampung agar masuk dalam jejaring internasional," ujar Heru pula.

Menurut dia, dapat memaklumi kalau pemda di daerahnya tidak bisa membantu, mungkin karena terkena dampak krisis finansial di Amerika Serikat.

"Tapi bisa jadi pula alasan sebenarnya adalah karena kesenian dan kebudayaan bukan agenda penting bagi para birokrat di daerah ini," ujar Heru yang juga Direktur Eksekutif Jung Foundation itu lagi.

Dalam konferensi yang mengusung tema "Perlindungan Warisan Budaya Takbenda dan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan", Jung Foundation yang diundang sebagai utusan Lampung, akan mengangkat persoalan sastra lisan dan ragam hias.

"Kalau di Jawa punya batik dan wayang, Lampung punya warisan budaya takbenda berupa sastra lisan (folklore) dan ragam hias yang bisa diangkat sebagai ikon Lampung," ujar pegiat seni budaya serta sastrawan Lampung yang juga peneliti folklore pada Sekelek Institute Publishing House ini.

Dia menambahkan, sejak beberapa tahun lalu, pihaknya dari Jung Foundation bermitra dengan Subdin Kedudayaan Dinas Pendidikan Lampung menyosialisasikan dan menumbuhkembangkan sastra lisan Lampung dan ragam hias kepada para pelajar di daerahnya.

"Tetapi, saat ini persoalannya Subdin Kebudayaan sudah dilikuidasi dan dihilangkan dari Dinas Pendidikan di Lampung. Jadi dengan siapa kami harus bermitra lagi," ujar pegiat pelestarian warisan budaya yang sering mengikuti pertemuan heritage baik nasional maupun internasional itu pula.

Padahal, lanjut Heru, sastra lisan dan ragam hias Lampung itu dapat diaplikasikan menjadi cenderamata dan ikon Lampung.

"Mudah-mudahan UNESCO bisa melirik potensi yang dimiliki Lampung dan bisa menjadi `funding` untuk pelestariannya," kata dia mengharapkan.

DKL Minim Dana

Jung Foundation, menurut dia, saat mengajukan dukungan dari Dewan Kesenian Lampung (DKL) untuk keikutsertaan dalam konferensi di Solo itu, mendapatkan tanggapan dari Ketua Umum DKL Hj Syafariah Widianti bahwa anggaran untuk DKL yang dikucurkan dari APBD Lampung jumlahnya amat minim.

Bahkan pengajuan untuk penganggaran melalui APBD Perubahan (APBD-P) Lampung tahun 2008 untuk DKL juga dicoret.

"Bagaimana kami akan membantu seniman, kalau dana untuk masing-masing komite saja dipangkas," cetus Heru, mengucapkan tanggapan Ketua Umum DKL itu lagi.

Menurut seorang perupa Lampung, David, dunia kesenian di daerahnya masih dipandang sebelah mata oleh kalangan birokrat.

Padahal, nama Lampung di luaran terangkat oleh prestasi kesenian yang ditorehkan para seniman dan pegiat kebudayaan di Lampung.

"Jadi apa yang dikerjakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selama ini hanya menggelar acara-acara rutin. Mereka tak pernah menyokong seniman," ujar David yang juga anggota Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung itu.

David menambahkan, Visit Lampung Year (VLY) 2009 atau Tahun Kunjungan Lampung 2009 yang telah dicanangkan, juga dinilai cenderung hanya sekadar jargon belaka.

"Disbudpar Lampung terlihat hanya menunggu tidak pernah mau jemput bola dan bekerjasama dengan seniman untuk menggagas peristiwa kesenian yang menarik untuk wisatawan," kata David pula.

Sumber: Antara, Jumat, 24 Oktober 2008

1 comment:

  1. www.hunterexpeditioncamp.com www.indoswartour.com www.indoswaradventure.com

    ReplyDelete