October 14, 2008

Lampung Angkat Ragam Hias dan Sastra Lisan

Bandar Lampung, Kompas - Lampung akan mengikuti Konferensi Internasional Kota-kota Warisan Dunia yang direncanakan berlangsung di Solo, Jawa Tengah, 25-30 Oktober 2008. Pada konferensi tersebut, Lampung akan mengetengahkan sastra lisan dan ragam hias sebagai kekayaan budaya Lampung yang membutuhkan perhatian untuk pelestarian.

Ch Heru Cahyo Saputro, Direktur Eksekutif Jung Foundation atau yayasan yang bergerak di bidang pelestarian budaya Lampung, Senin (13/10), mengatakan, berdasarkan penjelasan dari Ketua Panitia Pelaksana Konferensi Sri Sumaryati, forum tersebut didedikasikan untuk pelestarian terintegrasi warisan dunia benda dan takbenda pada kota-kota bersejarah.

Kota-kota tersebut, lanjut Heru, terutama kota-kota yang tercantum dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO atau kota-kota yang memiliki warisan budaya takbenda yang diakui UNESCO. Sebagai bagian dari daftar UNESCO, kawasan Euro-Asia dari Organisasi Kota-kota Warisan Dunia Zona Euro-Asia (The Organization of World Heritage Cities of Euro-Asia Section), akan menjadi penyelenggara utama konferensi tersebut.

Konferensi akan menggunakan Bahasa Indonesia, Inggris, dan Rusia sebagai bahasa resmi. Sementara sejumlah pembicara yang hadir, seperti Rieks Smeets (Ketua Divisi Warisan Budaya Takbenda UNESCO), Eugeneo Yunis (Ketua Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Badan Pariwisata Dunia (WTO)), dan Walter Santagata (Guru Besar Keuangan Publik dan Ekonomi Budaya Universitas Turin, Italia).

Hal yang menarik, lanjut Heru, konferensi tersebut akan menjadi konferensi yang pertama kalinya mengangkat isu perlindungan warisan budaya takbenda dan pemanfaatannya dalam meningkatkan pembangunan ekonomi kota. Bentuk warisan budaya takbenda itu, misalnya seperti adat istiadat dan upacara, perayaan, tradisi oral, dan keterampilan atau kerajinan yang diturunkan dari generasi ke generasi.

”Sebagai pelengkap, isu tersebut akan disertai pelatihan yang mengangkat dua topik, yaitu keterampilan tradisional dan seni pertunjukan,” ujar Heru.

Lebih lanjut, Heru mengatakan, Jung Foundation memiliki kesempatan untuk mengikuti konferensi tersebut karena selama ini Jung Foundation banyak bergerak di bidang pelestarian dan pengembangan budaya Lampung. Jung Foundation bekerjasama dengan Subdin Kebudayaan Dinas Pendidikan Lampung banyak memberikan pelatihan kepada siswa-siswa SMA di Lampung mengenai kesenian dan budaya Lampung. Di antaranya, seperti sastra lisan dan pengenalan ragam hias Lampung.

”Beberapa waktu lalu, kami bahkan sudah mengembangkan ragam hias Lampung sebagai alternatif cendera mata bagi wisatawan yang datang ke Lampung. Siswa-siswa itu kami ajari membuat kreasi ragam hias Lampung,” ujar Heru, yang pada konferensi itu akan didampingi Sekretaris Eksekutif Jung Foundation Hari Jayaningrat.

Menurut Heru, konferensi tersebut memiliki nilai penting. Hal itu karena pengajaran mengenai warisan budaya takbenda saat ini juga tengah digalakkan Departemen Pendidikan. Lebih jauh, Lampung bisa mengangkat kekuatan lokal warisan budaya takbenda sebagai ikon wisata budaya. (hln)

Sumber: Kompas, Selasa, 14 Oktober 2008

1 comment:

  1. Anonymous2:13 AM

    Pameran di Lampung sangat mendukung perkembangan bisnis disini. Tq pemda lampung. Semoga berhasil untuk semuanya. Jika ada yang butuh notebook or komputer di Bandung mampir dikami

    ReplyDelete