Bandar Lampung, Kompas - Sepanjang periode Januari-Oktober 2008, kawanan gajah sumatera atau Elephas maximus sumatranus liar di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, sudah keluar kawasan sebanyak 45 kali dan berkonflik dengan manusia. Keluarnya gajah dan konflik terjadi setelah gajah-gajah liar semakin terdesak oleh perambahan, kebakaran hutan, dan rebutan pakan dengan kerbau gembala milik warga sekitar kawasan.
Giyo, aktivis lingkungan dari Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) yang bertugas di Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Sabtu (18/10), mengatakan, TNWK yang memiliki luas 130.000 hektar berbatasan langsung dengan 37 desa pada 10 kecamatan di dua kabupaten.
Masyarakat desa pada 37 desa tersebut sering kali memanfaatkan potensi yang dimiliki TNWK. WCS-IP mencatat kawasan seluas 12.000 hektar di barat daya TNWK sudah dirambah masyarakat desa.
Salah satu desa yang warganya paling sering merambah berasal dari Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu. ”Mereka bertanam singkong di kawasan yang merupakan daerah jelajah atau home range gajah-gajah liar,” ujar Giyo.
Wilayah lain di dalam kawasan TNWK yang terpantau juga dimanfaatkan warga desa adalah di kawasan antara Sungai Way Sukadana dan Sungai Way Bungur sepanjang 30 kilometer di Seksi II Way Bungur TNWK, di kawasan antara Sungai Way Penet dan Way Kanan sepanjang 30 kilometer di Seksi III Kuala Penet, dan di kanal sepanjang 29 kilometer yang membatasi wilayah permukiman Labuhan Ratu dengan Seksi III Kuala Penet.
Di titik-titik tersebut, pakan rumput tumbuh subur. Warga memanfaatkan rumput-rumput itu sebagai pakan kerbau dan menggembalakan kerbau-kerbau mereka pada tiga titik tersebut. ”Akibatnya, gajah liar berebut pakan dengan ribuan kerbau di wilayah itu,” ujar Giyo.
Catatan lainnya, ujar Giyo, di kawasan antara Seksi I Way Kanan dan Seksi III Kuala Penet merupakan kawasan kebakaran alang-alang TNWK. Akibatnya, gajah-gajah liar makin kepepet dan kekurangan sumber pakan.
Hal itu menjelaskan keterdesakan gajah-gajah liar di TNWK yang diperkirakan berjumlah 200 ekor sehingga untuk mendapatkan sumber pakan baru, gajah-gajah memperluas daerah jelajah. Salah satunya dengan menjelajah di kawasan perambahan. (hln)
Sumber: Kompas, Senin, 20 Oktober 2008
No comments:
Post a Comment