May 23, 2010

Hadiah Sastra "Rancage" Akan Diserahkan di Yogyakarta

BANDUNG, (PRLM).- Hadiah sastra Rancage 2010 akan diserahkan Sabtu (29/5) di Universitas Negeri Yogyakarta. Hadiah ini akan diberikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi. Kepada para penulis buku sastra Sunda, Jawa, Bali, dan Lampung serta kepada orang-orang yang berjasa di bidang budaya. Selain penyerahan hadiah, akan digelar pula Konferensi Internasional Budaya Daerah dengan menghadirkan narasumber dari berbagai negara.

Ketua Harian Yayasan Kebudayaan Rancage Erry Riyana Hardja Pamekas menyampaikan hal itu kepada media, di RM Dago Panyawangan, Jln. Ir. H. Juanda, Kota Bandung, Sabtu (22/5). Hadir pada kesempatan tersebut kolumnis Hawe Setiawan, Ketua Prodi S2 Sastra dan Budaya Sunda UPI Dr. Ruhaliah, dan Direktur Penerbit Buku "Kiblat" Rahmat Taufik Hidayat.

Erry menyebutkan, Hadiah Sastra Rancage untuk sastra Sunda sudah diberikan untuk yang ke 22 kali, Jawa 17 kali, Bali 14 kali, dan Lampung baru 2 kali. Diberikannya Hadiah Sastra Rancage kepada sastra Lampung, menunjukkan adanya perkembangan baik di daerah dalam menerbitkan buku-buku sastra daerah. Walaupun diakuinya, jumlah penerbitan buku tersebut masih terbilang sedikit.

"Tapi dengan adanya penambahan hadiah untuk sastra Lampung, ini menggembirakan karena ada daerah lain yang mau memulai penerbitkan karya-karya sastra setempat ke dalam buku," demikian Erry.

Disebutkan, selain Lampung, ada juga Madura yang mulai menerbitkan beberapa buku sastra setempat. Namun demikian, Yayasan Kebudayaan Rancage selaku pemberi hadiah, masih akan melihat konsistensinya dalam menerbitkan buku-buku tersebut. Sebab menurut Erry, penilaian Hadiah Sastra Rancage dilakukan setahun penuh. "Jadi untuk hadiah Rancage 2010 merupakan hasil penjurian terhadap buku-buku sastra daerah yang terbit sepanjang tahun 2009," ujarnya menambahkan.

Sastra Sunda Pesat

Sementara itu, kolumnis sekaligus anggota Yayasan Kebudayaan Rancage, Hawe Setiawan kepada wartawan, di RM Dago Panyawangan, Jln. Ir. H. Juanda, Kota Bandung, Sabtu (22/5) mengatakan, penerbitan buku-buku sastra Sunda jauh lebih pesat dibandingkan dengan daerah lain. Sepanjang tahun 2009 saja terdapat 30 judul buku yang masuk penilaian juri. Buku tersebut merupakan buku baru maupun cetak ulang.

Dia menyebutkan, kalau dilihat dari rata-rata jumlah penerbitan buku setiap tahun, buku-buku sastra Sunda cenderung stabil berkisar antara 10-20 judul buku. Namun pernah terjadi hanya 2 judul buku yang terbit dalam setahun. Tetapi ada masa mencetak jumlah penerbitan cukup banyak saat pemerintah mengadakan lomba penulisan buku ajar bahasa Sunda.

Kendati begitu, kata Hawe, kuantitas ini belum sebanding dengan kualitas bahasa yang digunakan para penulis. Bahasa yang digunakan cenderung standar. Belum memakai bahasa-bahasa yang di luar pada umumnya. Begitu juga dari segi tema, belum banyak buku yang mengusung tema cerita yang bersifat eksperimental. Kalaupun ada hanya beberapa gelintir saja.

Hal itu, kata dia, karena para penulis buku sastra Sunda sebagian besar sudah berusia tua. Walaupun bila dibandingkan para penulis daerah lain, penulis sastra Sunda dari kalangan muda masih lebih banyak.

(A-148/das)

Sumber: Pikiran Rakyat, Minggu, 23 Mei 2010

No comments:

Post a Comment