ORANG Sunda di perkampungan dilanda pembangunan. Bukan saja alam dan lingkungan yang berubah, tetapi alam dan pikiran mereka pun sudah berubah. Tokoh-tokohnya yang sudah tunggang gunung (menjelang usia senja) membandingkan pembangunan ini saat masa kecil dengan kondisi alam yang masih utuh.
Begitulah salah satu isi dari kumpulan antologi cerpen Sanggeus Umur Tunggang Gunung karya penulis sekaligus wartawan senior, H. Usep Romli H.M. yang berhasil meraih penghargaan Sastra Rancage 2010.
Selain Usep, hadiah Sastra Rancage untuk bidang jasa diberikan kepada Karno Kartadibrata. Karno yang dikenal sebagai mantan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Sunda Mingguan Mangle dinilai untuk jasa-jasanya yang besar dalam memperkaya bahasa Sunda dengan tulisan-tulisan yang bersifat sosial-politik.
Penyerahan hadiah Sastra Rancage 2010 dilakukan oleh Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Ketua Pembina Yayasan Sastra Rancage Ajip Rosidi, Ketua Pelaksana Erry Riyana Hardjapamekas, dan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta, Sabtu (29/5). Setelah penyerahan hadiah, acara dilanjutkan dengan Konferensi Internasional "Local Wisdom of Character Building".
Ketua Pelaksana Erry Riyana Hardjapamekas dalam sambutannya mengatakan, hadiah Sastra Rancage diberikan selama 22 tahun berturut-turut. Hadiah diberikan Yayasan Kebudayaan Rancage berdasarkan pada kecintaan terhadap bahasa dan sastra daerah, walaupun tak terlepas pula dari berbagai kendala.
Lomba ini, kata Erry, berhasil mengembangkan wilayah (daerah) penerima hadiah Sastra Rancage. Semula hanya diberikan kepada sastra daerah Sunda, Jawa, dan Bali. Akan tetapi, setelah tiga tahun terakhir ini, hadiah Sastra Rancage diberikan juga kepada sastra daerah Lampung.
Selain hadiah sastra, Yayasan Rancage juga akan memberikan Hadiah Hardjapamekas kepada para guru kreatif dalam pengajaran bahasa daerah. Pada tahun ini pula, Yayasan Rancage akan memperbarui Ensiklopedia Sunda yang sudah diterbitkan pada tahun 2000.
Para pemenang hadiah Sastra Rancage 2010 yaitu untuk sastra daerah Sunda H. Usep Romli H.M. (Sanggeus Umur Tunggang Gunung) dan untuk jasa Karno Kartadibrata, untuk sastra daerah Jawa Sumono Sandy Asmoro (Layang Panantang), dan untuk jasa Bonari Nabonenar, untuk sastra daerah Bali I Wayan Sadha (Leak Pemoroan) dan untuk jasa Agung Wiyat S. Ardhi, sedangkan untuk sastra daerah Lampung diberikan kepada Asarpin Aslami (Cerita-cerita Jak Bandar Negeri Semuong), tanpa penghargaan untuk jasa.
Bertumbuh
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi kepada "PR" menjelaskan, keberadaan hadiah Sastra Rancage telah berhasil menumbuhkan semangat menulis di kalangan para penulis. Bukan hanya penulis-penulis senior yang sudah lama menulis buku-buku sastra daerah, tetapi juga penulis-penulis dari kalangan muda.
Menurut Ajip, hal ini bagus karena isi dan tema yang disampaikan menjadi sangat beragam. Tidak hanya karya sastra yang berisi nuansa dan pesan-pesan lokal kedaerahan, tetapi juga karya sastra dengan gaya eksperimental yang ditulis para penulis dari generasi muda.
Pemberian hadiah Sastra Rancage, kata Ajip, telah mendorong bertumbuhnya penerbit buku berbahasa daerah. Penerbit ini tidak hanya menerbitkan buku-buku baru tetapi juga mencetak ulang buku lama. "Rupanya, banyak pula para pembaca muda yang ingin membaca kembali karya-karya lama yang terbit bukan pada zamannya," ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. dalam sambutannya mengatakan, pemberian hadiah Sastra Rancage yang diprakarsai Yayasan Kebudayaan Rancage merupakan upaya berharga bagi terselenggaranya pemeliharaan dan pelestarian bahasa sebagai bagian dari budaya daerah. Apalagi jumlah daerah penerima hadiah ini terus bertambah. (Eriyanti/"PR")
Sumber: Pikiran Rakyat, Minggu, 30 Mei 2010
No comments:
Post a Comment