February 27, 2011

[Perjalanan] Berburu Ikan di Rawa-Rawa Menggala

MENGGALA dikenal sejak zaman Belanda sebagai daerah ikan. Rawa-rawa yang menghampar di sejumlah wilayah Way Tulangbawang adalah lumbung ikan air tawar.



FOTO-FOTO: LAMPUNG POST/GUNTUR TARUNA

Jumat (25-2), di kawasan rawa-rawa Bawanglatak, Menggala. Berada di lokasi itu, pandangan mata hanya tertumbuk kepada alam terbuka yang menyejukkan. Pada musim hujan seperti sekarang, rawa-rawa itu penuh dengan air. Dan ikan akan “bertamasya” ke rawa-rawa ini dari lebung asalnya, Way Tulangbawang.

Di beberapa sudut, banyak orang-orang seolah mencari tempat terbaik untuk menyepi. Mereka asyik dan seperti bertapa sambil manteng kepada senar dan joran yang dipegangnya dengan takzim. Ya, daerah ini adalah salah satu tujuan memancing ikan oleh orang-orang yang gemar dengan olahraga kesabaran dan penikmat kedut joran ini.

Saat Lampung Post bertandang ke lokasi itu, “segerombolan” pemancing yang mengaku dari Way Jepara, Lampung Timur, sedang menepi. Mereka berhasil mengentaskan berkilo-kilo ikan dari rawa sebagai upah dari kerja kerasnya. “Ya, lumayanlah. Selain dapat ikan, memancing juga bisa ngilangin stres,” kata Abdul Gafur (50), salah satu dari mereka.

Di Tulangbawang, lokasi seperti ini cukup banyak. Antara lain di Cakatraya, Bujungtenuk, Bawanglatak, juga Way Tulangbawang. Jika ada investor mau mengelola secara profesional, lokasi ini akan lebih menarik dari sekadar pamandangan.

Rawa-Rawa

Areal berawa ribuan hektare di Kelurahah Bujungtenuk, Kecamatan Menggala, ini jika dikelola dengan baik bisa menjadi wisata tahunan. Ketika musim hujan, ribuan hektare rawa ini dipenuhi air, menyerupai laut atau danau luas. Jika musim kemarau, tanah rawa ini menjadi savana, lapangan luas dengan rumput hijau.
Lokasinya juga sangat stategis karena berada di pinggir jalintim.

Tidak kalah menariknya keberadaan rawa Bawanglatak. Baik di musim hujan dan kemarau selalu banyak dikunjungi pemancing dari dalam dan luar daerah. Lahan hamparan berawa ribuan hektare ini dikenal para pemancing banyak menyimpan berbagai jenis ikan.

Lampung Post mencoba melihatnya dari dekat, Jumat (25-2), sekitar pukul 16.00 dari kejauhan di sekitar jembatan Bawanglatak yang beberapa ratus meter badan jalannya terbuat dari beton ini sangat disukai pemancing. Para pemancing bisa melemparkan kailnya ke kanan dan kiri jalan yang langsung berhadapan dengan hamparan rawa jauh lepas mata memandang.

Abdul Gafur membawa rombongan ke rawa Bawanglatak. Bersama teman-temannya sejak pagi hari dan langsung menyiapkan pancing beserta umpan cacingnya.

Baru saja beberapa jam memancing, kantong jaring tempat menyimpan ikannya sudah penuh ikan. “Kebanyakan nila. Tidak terlalu besar, hanya setelapak tangan,” kata dia yang membawa lima teman itu.

Menurut Abdul Gafur, dia sangat senang memancing di rawa Bawanglatak. Para pemancing ini mengaku senang dan baru pertama kali mencoba memancing di daerah rawa Bawanglatak ini, kabar dari teman-temannya ternyata benar. “Rawa Bawanglatak Tulangbawang top deh,” ujar pemancing ini.

Jika ingin menjajal memancing ikan air tawar yang lebih menantang, susurilah Way Tulangbawang. Sungai besar ini juga menyimpan ikan-ikan khas, seperti baung, gabus, dan lembat. Saking panjangnya sungai, membuat Anda leluasa mencari lokasi yang tepat sampai ke hilir dan bermuara di Kualateladas dan langsung berhadapan dengan laut Jawa.

Bila kita ingin melihat-lihat riuh pukuknya para nelayan dan indahnya Laut Jawa, kita bisa memulai perjalanan dari Dermaga Bugis, Kecamatan Menggala. Untuk sampai ke tempat tujuan dengan menggunakan kendaraan air speed boat bisa menghabiskan waktu tiga jam, di sepanjang perjalanan menyelusuri sungai ini banyak yang bisa kita lihat.

Beraneka jenis burung air pun bisa dilihatnya dengan mudah. Seperti burung bangau, burung berleher panjang, burung belekok, belibis, dan monyet pun banyak terlihat bergelantungan di pepoponan di pinggiran sungai. Di sepanjang perjalanan kita juga bisa melihat rumah-rumah penduduk nelayan dan bisa juga singgah membeli ikan dan kepiting.

Banyak orang menyebutnya keberadaan muara Kualateladas ini seperti mulut naga. Daerah ini juga sangat potensial dikembangkan tempat pariwisata, di daerah ini juga sudah terdapat dermaga yang bisa untuk merapat kapal-kapal besar.

Selain bisa melalui perjalanan air, juga bisa melalui jalan darat. Mulai masuk Portal PT SIL, Menggala, untuk sampai ke Kualateladas, kita harus menempuh perjalanan sejauh 100 km, di sepanjang perjalanan kita juga bisa menikmati hamparan kebun tebu dan bisa melihat-lihat bagaimana seseorang membakar kebun tebu dan memanennya.

Bagaimana tebu-tebu ini bisa dikirim sampai pabrik dan menjadi gula putih? Ini semua bisa dinikmati dalam perjalanan berpariwisata. Namun, Pemkab Tulangbawang belum banyak memiliki modal untuk sektor hiburan ini. Semoga tahun mendatang bisa. (GUNTUR TARUNA/M-1)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 27 Februari 2011

No comments:

Post a Comment