BANDAR LAMPUNG (Lampost): Bertepatan dengan momen satu abad Kebangkitan Nasional, dua perupa Lampung, Pulung Swandaru dan Subardjo, terpilih menjadi peserta pameran nasional di Galeri Nasional Indonesia. Pameran bertema Manifesto Pameran Seni Rupa 2008 itu digelar mulai hari ini (21-5) hingga 14 Juni mendatang.
Pameran tersebut diikuti 60 pelukis yang dipilih panitia. Lukisan Pulung Swandaru yang terpilih ke tingkat nasional berjudul Merahnya Merah Putih. Lukisan itu menggambarkan zamrud yang dililit selendang merah dengan latar belakang gua penuh stalaktit.
Menurut Pulung, selendang merah menggambarkan semangat kebangkitan dan zamrud adalah simbol bangsa Indonesia yang terkenal dengan julukan zamrud khatulistiwa. "Indonesia memiliki banyak potensi, tetapi belum diolah secara maksimal."
Untuk itu, bangsa Indonesia harus bangkit menghadapi tantangan zaman. "Cahaya di ujung gua menyimbolkan keberhasilan. Sedangkan kegelapan di bawah gua menggambarkan kesuraman atau kegagalan," ujar Pulung.
Sedangkan lukisan Subardjo berjudul Potret. Di sisi sebelah kiri terlihat foto anak berpakaian sekolah lengkap dengan topinya. Bingkai foto hitam-putih itu digerogoti dua ekor bekicot. Sedangkan di sisi kanan terdapat 10 layar monitor yng menampilkan bagian-bagian tubuh perempuan berpenampilan seksi. "Lukisan ini menggambarkan ketimpangan antara kemajuan teknologi dan dunia pendidikan," ujar Subardjo.
Menurut dia, dalam satu abad Kebangkitan Nasional ini, Indonesia cukup maju di bidang teknologi, tetapi dunia pendidikannya makin hancur. "Bekicot itu kalau memakan sesuatu pasti sampai habis, itulah potret pendidikan kita yang semakin lama kualitas pendidikan makin terkikis," kata Subardjo.
Sementara itu, Sapto Wibowo mewakili Dewan Kesenian Lampung (DKL) mengatakan terpilihnya perupa Lampung ke pameran tingkat nasional adalah sebuah kebanggaan bagi Lampung. "Kebangkitan perupa Lampung ini dimulai pada 1999, setiap tahun selalu ada perupa kita yang maju ke tingkat nasional."
Pada 2006, dua perupa Lampung (Subardjo dan Ari Susiwa) terpilih sebagai peserta pameran di China. "Pelukis Lampung sudah setara dengan pelukis di daerah lain. Tidak perlu minder dengan Yogyakarta atau Bandung, yang selama ini dijadikan parameter perupa," ujarnya. n RIN/S-2
Sumber: Lampung Post, Kamis, 22 Mei 2008
No comments:
Post a Comment