May 19, 2013

[Fokus] Menghidupkan Kembali Pasar Seni

PASAR Seni, Enggal, Bandar Lampung, yang selama ini identik dengan kesan negatif, kini melawan takdir. Para pihak ingin mengembalikan fungsi ruang publik di tengah kota itu sesuai namanya.

PASAR SENI. Suasana Pasar Seni Enggal, yang sudah dibenahi, Bandar
Lampung, Sabtu (18-5). Pasar Seni Enggal, Bandar Lampung yang selama
ini  identik dengan kesan negatif, kini melawan takdir. Para pihak
ingin mengembalikan  fungsi ruang publik di tengah kota itu sesuai
namanya. (LAMPUNG POST/ IKHSAN DWI NUR SATRIO)
Tepuk tangan membahana ketika musik cetik yang dibawakan dua orang bocah mulai hilang dari pendengaran. I Nyoman Arsana, mengiringi pukulan cetik dua anaknya itu dengan jimbey. Di atas panggung kecil yang luasnya tidak lebih dari 4 x 4 meter ini, keduanya lincah memukul alat musik tradisional Lampung itu.


Ada lima lagu Lampung yang mereka bawakan dalam pembukaan Festival Pasar Seni di Enggal, Bandar Lampung, Jumat (17-5) malam. Selain cetik, festival selama tiga hari itu ada beberapa kesenian tradisional Lampung lainnya yang akan tampil.

?Tabik pun,? kata Nyoman mengawali penampilannya. Sayup-sayup terdengar balasan salam dari para penonton. Seniman Lampung kelahiran Bali ini menyebut putranya sebagai putra Lampung yang akan mengembangkan dan melestarikan kesenian Lampung.

Festival Pasar Seni menjadi acara pembuka untuk menghidupkan kembali Pasar Seni di Bandar Lampung yang sempat direnovasi selama 2012. Pascarenovasi hampir tidak ada acara yang digelar untuk memeriahkan kembali tempat berkesenian dan para perajin yang letaknya di pusat kota ini.

Dari sisi fisik, kondisi Pasar Seni memang sudah lebih baik setelah direnovasi oleh Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Pariwisata. Pondok-pondok, tempat pertunjukan, dan gedung utama lebih bersih dan cerah dengan polesan cat baru. Namun, saat malam kondisi penerangan belum maksimal karena banyak bagian di dalam Pasar Seni yang gelap dan belum tersentuh cahaya lampu.

Festival Pasar Seni yang diselenggarakan Indocraft didukung Lampung Post bertujuan memeriahkan dan menghidupkan kembali Pasar Seni yang sudah lama mati suri.

Aprilianti, pimpinan Indocraft, dalam sambutannya di sela-sela pertunjukan festival, mengungkapkan keberadaan Pasar Seni sangat penting sebagai wadah kegiatan kesenian dan para perajin di Lampung. Berbagai kegiatan kesenian dan aktivitas handycraft bisa dilangsungkan bersama untuk mengangkat potensi parawisata Lampung. ?Perlu kita hidupkan lagi Pasar Seni dengan berbagai kegiatan,? kata dia.

Pembukaan festival cukup sederhana. Setting panggung minimalis yang didukung dengan pencahayaan standar tanpa ada kesan mewah seperti pertunjukan konser. Tidak ada tempat duduk khusus untuk para tamu yang hadir. Para pengunjung yang datang duduk di fondasi semen yang terhampar di taman-taman Pasar Seni.

Meskipun tidak terlalu ramai, kemeriahan tetap terpancar dari para pengunjung menyaksikan hiburan seni tradisional dan musik modern yang disampaikan oleh band-band lokal. Tidak ada instansi pemerintah yang hadir. Seniman-seniman Lampung pun banyak yang tidak hadir. Pengunjung lebih didominasi remaja dan anak muda. Aprilianti sempat menyampaikan permohonan maaf atas keterbatasan dalam Festival Pasar Seni. Ada beberapa kendala teknis sehingga festival tidak maksimal.

Di tengah hambatan yang ada, Aprilianti bersama Indocraft tetap menggelar festival sebagai acara pembuka untuk menjadikan Pasar Seni menjadi pusat kegiatan kesenian guna melestarikan seni dan budaya. ?Keberadaan Pasar Seni yang meriah dan hidup akan membantu para seniman dan perajin,? kata dia.

Kemeriahan Festival Pasar Seni tidak didukung dengan kegiatan yang ada di dalam pondok-pondok. Hampir semua pondok dalam Pasar Seni tertutup dan gelap tanpa ada kegiatan dan karya yang bisa disaksikan pengunjung. Lukisan, foto, dan kerajinan tangan yang lainnya tidak muncul. Praktis, festival pun hanya didominasi oleh pertunjukan musik saja.

Nyoman menyambut baik dengan kegiatan yang berusaha untuk memeriahkan kembali Pasar Seni. Pasar Seni akan menjadi tempat yang representatif bagi semua seniman untuk tampil dan berkarya. Selama ini hanya Taman Budaya saja yang banyak dipakai. Dengan hadirnya kembali Pasar Seni, bisa menjadi wadah kesenian yang merakyat.

Untuk meramaikan Pasar Seni, menurutnya, harus dihilangkan dahulu eksklusivitasnya. Pengelola Pasar Seni jangan sampai menempatkan seniman hanya berdasarkan kedekatan saja. Namun, harus dipilih seniman atau perajin yang memang punya karya dan layak untuk ditampilkan.

?Saya pun kalau berencana ingin ikut bergabung di Pasar Seni. Saya punya kerajinan cetik yang bisa diperjualbelikan, tapi belum tahu karena melihat kondisinya yang masih sangat sepi,? kata dia.

Selain pengelola, ada peran Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mempromosikan dan meramaikan Pasar Seni. Nyoman menilai wisatawan perlu diarahkan untuk ke Pasar Seni supaya bisa melihat dan membeli karya seniman lokal Lampung. Jangan dibiarkan Pasar Seni sepi. (PADLI RAMDAN/M-1)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 19 Mei 2013

No comments:

Post a Comment