October 30, 2010

[Kemah Sastra]: Kolaborasi Jawa-Mexicana Dipadu Hanya Dua Jam

GADINGREJO (Lampost): Dua buah komposisi kolaborasi musik yang cukup apik antara musik Mexicana dan Gamelan Jawa membius para penonton di Pentas Seni Kemah Bahasa dan Sastra 2010. Uniknya, kolaborasi tersebut tercipta hanya dua jam sebelum pertunjukan.

Dua buah kompisisi kaloborasi tersebut dimainkan dengan rapi oleh mahasiswa pertukaran pelajar dari Meksiko Daniel�dan guru kesenian SMA Negeri 1 Gadingrejo Sutoto pada malam Pentas Seni Kemah Bahasa dan Sastra 2010, di aula SMA Negeri 1 Gadingrejo, tadi malam (29-10).

Duah buah komposisi tersebut, yakni sebuah lagu Spanyol yang diiringi gamelan Jawa, dan sebuah komposisi untuk mengiri musikalisasi puisi Karya adalah Kita karya Samsul Bahri.

Akor-akor musik bernuansa Spanyol yang bernada minor terdengar menjadi semakin manis dalam iringan gamelan Jawa yang bernuansa magis. Suara gitar dalam nada espanyola mexicana berpadu dinamis dengan pukulan gending dan bonang.

"Agak sulit dicampurnya karena tidak familiar dengan musik Spanyol," kata Sutoto seusai pentas. Menurut Sutoto, salah satu kesulitan tersebut juga disebabkan Daniel lebih paham dengan gamelan Sunda dibandingkan gamelan Jawa. Tetapi karena susunan nada antara gamelan Jawa dengan gamelan Sunda mirip, kata Sutoto, kesulitan kaloborasi itu dapat diminimalisasi.

Daniel mengaku sangat antusias dalam berkaloborasi dengan gamelan Jawa yang baru pertama kalinya ia lakukan tersebut. "Meskipun susah pada awalnya, tetapi saya senang. Musik tradisonal Indonesia memang kaya," kata dia.

Menurut dia, musik tradisional Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan musik-musik lain. Keunikan tersebut, kata Daniel, susunan nada yang terlihat aneh tapi ternyata begitu indah saat dimainkan.

Daniel menuturkan ketertarikannya terhadap musik tradisional Indonesia berawal dari seorang temannya yang memainkan karawitan Jawa di negara asalnya. "Kawan itu dapat beasiswa untuk sekolah musik di Indonesia," kata dia.

Daniel yang saat ini sedang menempuh pendidikan musik di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung mengatakan seni tradisional lebih dihargai di luar negeri. "Dan Indonesia sangat kaya akan musik jenis ini," kata dia. (MG13/U-2)

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 30 Oktober 2010

No comments:

Post a Comment