November 18, 2011

Sarasehan: Lampung Kekurangan Pahlawan Nasional

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Di pentas nasional, sedikit tokoh Lampung yang ditahbiskan pemerintah sebagai pahlawan, salah satunya Raden Intan II.

Panitia pengarah sarasehan Anshori Djausal mengatakan dari sekian banyak pahlawan nasional, hanya ada satu dari Provinsi Lampung, yakni Raden Intan II. Anshori mengungkapkan ada Taman Makam Pahlawan (TMP) di Lampung yang hanya diisi dua makam pejuang. Anshori juga menyitir The Great Man Theory yang menyatakan pahlawan itu tidak hanya lahir dari medan pertempuran.

"Ada enam tujuan digelarnya sarasehan ini. Pertama, mengidentifikasi pikiran tentang pahlawan dan tokoh Lampung. Kedua, mengeksplorasi definisi dan syarat-syarat pahlawan Lampung. Ketiga, mendorong terbentuknya Dewan Gelar Pahlawan untuk tingkat Provinsi Lampung. Keempat, mengidentifikasi persoalan dan solusi terkait makam pahlawan. Kelima, mendorong terwujudnya raperda atau rapergub, Dewan Gelar, dan tim peneliti calon penerima gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan di tingkat Provinsi Lampung. Keenam, mendorong terbitnya buku-buku tentang tokoh-tokoh dan kepahlawanan Lampung," kata dia.

Sarasehan sehari itu juga menghadirkan lima narasumber, yakni Wakil Pemimpin Umum Lampung Post, Djadjat Sudradjat; guru besar bidang sosiologi IAIN Raden Inten, Fauzi Nurdin; akademisi FISIP Unila Arizka Warganegara dan Maskun; serta jurnalis Oyos Saroso H.N. Acara itu dimoderatori dosen FISIP Unila Syafaruddin.

Seminar dihadiri kepala daerah dan wakil kepala daerah se-Provinsi Lampung, serta diikuti sekitar 200 orang dari berbagai kalangan, antara lain guru, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan.

Peserta juga mendorong agar pahlawan yang muncul dari hasil studi ialah yang bersih dan tidak mempunyai beban sejarah. Seperti disampaikan Gubernur Sjachroedin.

"Jangan yang dulunya maling sekarang mengaku pahlawan. Saya ini angkatan ‘66, saya tahu siapa yang mengambil uang, kaus, atau makanan dari toko-toko saat peristiwa 1966. Sekarang kok mengaku sebagai pahlawan. Ini yang perlu diluruskan secara terbuka," ujar dia. (KIS/U-4)

Sumber: Lampung Post, Jumat, 18 November 2011

No comments:

Post a Comment