November 18, 2011

[Sarasehan] Pahlawan Harus Setia kepada Pancasila dan NKRI

SARASEHAN mengangkat tokoh dan kepahlawanan daerah Provinsi Lampung mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Sejumlah usul pun mengemuka dalam forum.

Semuanya disampaikan untuk melengkapi standar penetapan sosok yang akan dipilih sebagai pahlawan Lampung. Mantan anggota DPRD Lampung dari F-TNI/Polri mengusulkan kriteria pahlawan harus ditambah, yakni setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Heru, saat ini banyak orang yang pintar dan merasa pintar mencoba menghapus sejarah dan mengganti bentuk negera. Padahal, mereka tidak pernah merasakan suka duka memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Mereka sekolah di luar negeri, setelah pulang dan merasa pintar ingin mengganti NKRI menjadi negara federasi, UUD 1945 juga diamendemen. Ini sudah tidak benar, jadi ada kriteria yang harus ditambah, yaitu setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat hal ini harus dijadikan sebagai ukuran kepahlawanan seseorang," ujarnya.

Lain lagi usulan Suripno dari Pepabri. Ia mengusulkan sosialisasi pahlawan dilakukan secara massif. Misalnya, dengan memasang gambar Raden Intan II di pojok atas koran, batik bermotif Raden Intan, serta gambar Raden Intan di buku-buku sekolah. "Dengan cara itu sosialisasi akan lebih efektif dan mudah diingat masyarakat," ujarnya.

Bidang Agama

Sementara itu, Suttan Sjahrir S.Oe mengusulkan Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang akan dibentuk harus beranggotakan orang-orang yang memahami benar sejarah Lampung. Pemilihan anggota dewan tersebut juga harus didasarkan pada sosok yang bijaksana, tidak sombong, dan tahu diri. "Sudah banyak tokoh dari berbagai bidang. Tapi jangan dilupakan juga, harus ada pahlawan dari tokoh agama karena dari merekalah kita bisa hidup bersama dalam damai seperti sekarang ini," ujarnya.

Perwakilan dari Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) menjelaskan penetapan sosok pahlawan tidak mungkin berlangsung secara objektif. Menurut dia, setiap manusia pasti memiliki kelemahan dan tidak ada manusia yang superhero sempurna. "Kalau benar-benar objektif tidak mungkinlah, tetapi yang terpenting harus dilihat dari fungsionalnya," ujarnya.

Rudi Suhaimi dari masyarakat Lampung Selatan mengingatkan dewan pahlawan harus benar-benar teliti menguliti sosok yang masuk nominasi sebagai pahlawan. "Jangan sampai nantinya koruptor yang hartanya berlimpah tapi dari maling uang rakyat dipilih sebagai pahlawan," kata dia.

Nominal Uang

Sedangkan Pemimpin Redaksi Lampung Post Sabam Sinaga menambahkan kriteria pahlawan selain inspiratif juga harus bisa memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan, dan bukan memotivasi bertindak jahat. Pahlawan juga harus menorehkan prestasi besar yang terukur melampaui kemampuannya, bermanfaat bagi kemanusiaan, dan disertai ketulusan. "Harus konsisten dan secara tulus berjuang demi memajukan martabat manusia dan membela kemanusiaan," ujarnya.

Kristianto dari Lampung Post juga mengingatkan dewan pahlawan tidak mudah tergiur uang dalam menetapkan nama-nama pahlawan Lampung. "Dalam uang kertas kita ada gambar pahlawannya, tapi mereka ditetapkan sebagai pahlawan setelah tiada. Perlu dihindari agar penetapan nama-nama pahlawan bebas dari nilai mata uang," kata dia. (IDO/U-2)

Sumber: Lampung Post, Jumat, 18 November 2011

No comments:

Post a Comment