November 14, 2007

Adat Istiadat: Sjachroedin Dapat Gelar Minangkabau

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. dipinang Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat untuk mendapatkan gelar kehormatan Sang Sako Minangkabau.

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau Kabupaten Tanah Datar, Hafzi Dt. Batuah mengemukakan hal tersebut di sela-sela penyerahan surat keputusan pemberian gelar Sang Sako Minangkabau yang diselenggarakan di Mahan Agung, Selasa (13-11).

Dia mengatakan gelar tersebut diawali dari Ketua Kerapatan Adat Nagari Paninjauan Kecamatan 10 Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

"Pemberian ini tidak dilakukan secara sembarangan. Ini berdasarkan aspirasi yang berkembang di masyarakat untuk mengangkat Gubernur Lampung sebagai mamak masyarakat Lampung asal Minangkabau," kata Hafzi.

Dia mengatakan pemberian SK ini sebagai bentuk peminangan untuk mendapatkan gelar adat tersebut. "Pemberian adatnya baru akan dilaksanakan dengan pesta adat tanggal 25 November di Nagari Paninjauan Kecamatan 10 Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Sehingga dengan pemberian adat tersebut, Gubernur akan menjadi mamak di tanah perantauan."

Sedangkan Wakil Bupati Kabupaten Tanah Datar Aulizul Syuib mengatakan bahwa pemberian gelar adat Minangkabau selama ini dilakukan secara selektif dan tidak sembarangan. "Tahun lalu ada dua tokoh yang mendapatkan gelar Kerapatan Adat yang berasal dari nagari yang ada di Sumatera Barat yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan juga Gubernur Sumatera Selatan Syahril Oesman."

Sementara Ketua Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB) Provinsi Lampung, dr. Wirman mengemukakan diberikannya gelar adat Minangkabau ini tidak lain karena dedikasi yang besar yang diberikan Gubernur Lampung kepada masyarakat Minang. "Dimulai dengan masa pemerintahan Gubernur Zainal Abidin Pagaralam di mana ketika itu banyak merekrut masyarakat Lampung asal Minang untuk membantu dalam pemerintahan."

Bahkan, menurut dia, begitu banyak perhatian yang diberikan kepada masyarakat Minang yang ada di Lampung. "Di antaranya adalah dengan ditetapkannya dr. Abdul Moeloek sebagai nama rumah sakit umum daerah yang ada di Lampung. Selain itu juga dengan dilakukannya pembangunan Pasar Bambu Kuning yang semula merupakan lapangan Bambu Kuning tempat masyarakat Lampung asal Minang berdagang," ujar Wirman.

Hubungan baik tersebut, kata dia, dilanjutkan hingga pemerintahan Sjachroedin Z.P. "Misalnya dengan pengembangan kebudayaan Minang di Lampung yang tetap dipertahankan. Begitu juga perhatian yang diberikan terhadap masyarakat Lampung asal Sumatera Barat serta kepedulian yang besar atas musibah gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat beberapa waktu lalu."

Untuk itulah, menurut Wirman, berdasarkan kesepakatan para ninik-mamak dengan terus memegang falsafah masyarakat Minang diputuskan akan dilakukan pengangkatan Gubernur Lampung sebagai mamak warga Lampung asal Sumatera Barat.

"Apalagi berdasarkan stastistik warga Lampung asal Sumatera Barat saat ini mencapai jumlah 13,1 persen. Umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang, transportasi, jasa, hotel, dan profesi lainnya," katanya. TYO/K-1

Sumber: Lampung Post, Rabu, 14 November 2007

No comments:

Post a Comment