BANDAR LAMPUNG (Lampost): Setelah sukses mementaskan lakon "Rashomon" ("The Bandits") karya Ryunosuke Akutagawa di Teater Utan Kayu (TUK) dan Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Komunitas Berkat Yakin (Kober) Lampung akan mengadakan pementasan keliling empat kota di Sumatera yakni, di Lampung, Riau, Padang, dan Bengkulu. Kegiatan dimulai 1 hingga 14 Desember mendatang.
Pimpinan produksi Teater Komunitas Berkat Yakin Ahmad Zilalin, Kamis (29-11), mengatakan pementasan keliling akan diawali dengan pementasan di Lampung yang akan digelar pada Sabtu dan Minggu (1--2 Desember) ini di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung.
Kemudian pertunjukan akan dilnjutkan ke Pekanbaru, Riau, pada tanggal (9-12) di BPP Dinas Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisata Riau. Lalu di Taman Budaya Padang pada 12 Desember dan di Taman Budaya Bengkulu pada 14 Desember yang akan datang.
Dia mengatakan sebenarnya naskah ini sudah pernah dilakonkan Kober pada tahun 2001 dan 2004 yang lalu. Namun dalam penggarapannya kali ini, mereka memberikan sentuhan yang berbeda pada penampilannya. Baik itu berkaitan dengan bentuk, alur cerita, hingga teks "Rashomon" itu sendiri.
Pementasan keliling ini, menurut Ahmad, terselenggara berkat dukungan Program Hibah Seni Yayasan Kelola 2007. "Proses seleksi yang kami jalani sangat panjang dan ketat, hingga akhirnya Kober terpilih sebagai salah satu penerima hibah seni untuk kategori pementasan keliling teater. Dan kesempatan ini coba kami manfaatkan untuk menyosialisasian gagasan berteaternya serta membangun jaringan kerja sama dengan pelaku seni di Sumatera dan Indonesia," ujarnya.
Untuk itulah, dia mengatakan ajang itu dipandang sebagai satu bukti untuk Kober berkontribusi mewarnai wajah teater Indoensia. Oleh karena itu, beberapa tempat pementasan yang dipilih pun telah dipertimbangkan tingkat apresiasinya.
Dan pihaknya melihat daerah-daerah tersebut sedang marak-maraknya membangun basis kesenian, sehingga diyakini mereka akan memiliki apresiasi yang baik dengan teater dan kebudayaan secara umum.
Dia mengatakan kisah ini akan dibuat tidak linear dan mencoba memaksimalkan aspek visual pertunjukan. Ini terlihat dari desain pertunjukan yang terbagi dalam beberapa fragmen dan perubahan setting yang coba dibangun. Ini tentu saja sangat menantang untuk dikaji lebih bagi para praktisi teater di Sumatera dan bisa menjadi suguhan yang sangat menarik bagi masyarakat yang menaruh minat terhadap perkembangan teater Indonesia.
Asisten sutradara sekaligus aktor yang berperan dalam "Rashomon", Muhammad Yunus, mengemukakan dipilihnya naskah ini disebabkan teks yang ada sangat menarik dan potensial dikembangkan dengan segala kemungkinan karena kisahnya mengungkap persoalan mendasar manusia, yakni kehormatan dan harga diri.
"'Rashomon' memperlihatkan betapa kebutuhan penuh dosa akan pujian palsu pun terbawa ke dalam kubur. Ini diperlihatkan dengan roh suami yang tidak bisa menghentikan kebohongan," kata dia.
Yunus mengatakan gairah untuk mengeksplorasi ide, gagasan, dan bentuk pada lakon ini mencuat karena banyak ikhwal yang ada pada pementasan terdahulu yang masih diam dan kini coba disuarakan.
"Penelusuran terhadap efek polifoni dan pemahaman bahwa bukan hanya cerita yang harus sampai pada penonton, tapi juga ide, musik, gerak, warna, kultur yang berlainan, syair, dan lainnya juga mendorong kami untuk melakukan eksplorasi kembali," tambah dia. n TYO/K-2
Sumber: Lampung Post, Jumat, 30 November 2007
No comments:
Post a Comment