Bandar Lampung, Kompas - Keberadaan bahasa-bahasa daerah di wilayah Indonesia kurang terpelihara, bahkan terancam punah, termasuk di Lampung dan wilayah Sumatera pada umumnya. Hal itu terjadi karena derasnya pengaruh suatu budaya atau pengaruh luar terhadap penggunaan bahasa daerah.
Dampaknya, bahasa daerah mulai dipinggirkan masyarakat penuturnya karena dianggap tak lagi memberikan kebanggaan. Padahal, beberapa bahasa daerah di wilayah Indonesia bagian barat bisa dikatakan menjadi bahasa yang mendukung perkembangan bahasa Indonesia dan turut serta dalam perkembangan budaya Nusantara.
Merujuk pada persoalan itu, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi Lampung akan menggelar Kongres Bahasa-bahasa Daerah Wilayah Barat di Bandar Lampung, 12-13 November 2007.
"Kongres akan mengusung tema menggali potensi lokal sebagai penapis budaya global," kata Kepala Kantor Bahasa Lampung Agus Sri Danardhana, Kamis (8/11).
Kegiatan tersebut direncanakan diikuti 300 peserta dari berbagai unsur yang berasal dari provinsi-provinsi di wilayah Jawa dan Sumatera. Mereka di antaranya pejabat, peneliti, budayawan, dosen, guru, mahasiswa, dan peminat bahasa daerah.
Hadirkan pakar
Hadir sebagai pembicara dalam kongres tersebut adalah para pakar bahasa dan sastra daerah, perwakilan pemerintah, serta pencinta dan peminat bahasa dan sastra daerah. Mereka di antaranya dosen bahasa dari Universitas Indonesia Prof Dr Multamia Lauder, Kepala Pusat Bahasa Dr Dendy Sugono, dosen dari Universitas Sriwijaya Latifah Ratnawati, dan tim pemetaan bahasa daerah dari Sumatera Selatan.
Menurut Agus, dalam kongres itu diharapkan dapat teridentifikasi berbagai persoalan yang menyebabkan makin terpinggirkannya atau punahnya bahasa daerah. Selain itu, kongres juga diharapkan bisa mengungkap berbagai masalah yang dihadapi bahasa daerah dalam menghadapi pengaruh budaya luar dan perubahan pada masyarakat.
Dengan kenyataan makin tergusurnya bahasa daerah di daerah sendiri, kongres diharapkan akan merumuskan strategi yang tepat untuk menangani bahasa daerah dalam memasuki era global. "Strategi diperoleh dari masukan-masukan setiap peserta," katanya. (hln)
Sumber: Kompas, Sabtu, 10 November 2007
No comments:
Post a Comment