JURNALIS yang juga Pemimpin Redaksi Harian Umum Lampung Ekspres Plus, Adolf Ayatullah Indrajaya, meraih penghargaan Saidatul Fitriah 2012, pada puncak peringatan HUT Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung pada Sabtu malam.
AJI Bandarlampung memberikan pula Penghargaan Kamaroeddin 2012 kepada Juniardi, Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Lampung pada puncak HUT AJI BBandarlampung.
Dua penghargaan itu diberikan untuk tahun kelima pada kepengurusan AJI Bandarlampung sejak tahun 2011.
Keduanya diputuskan oleh Tim Juri AJI Bandarlampung untuk menerima penghargaan tersebut, berdasarkan karya dan hasil kerja serta kiprahnya selama ini.
Penghargaan Saidatul Fitriah diberikan kepada jurnalis atas konsistensi dan profesionalismenya dalam menjalani profesi jurnalistiknya dan telah menghasilkan karya jurnalistik yang dapat menginspirasi dan memberi dampak positif untuk masyarakat.
Penghargaan Kamaroeddin diberikan kepada kalangan nonwartawan, baik orang maupun lembaga yang berkontribusi positif terhadap pengembangan jurnalisme, kebebasan pers, dan demokrasi di Lampung.
Ketua AJI Bandar Lampung Wakos Reza Gautama menyebutkan bahwa tim juri yang menilai penerima kedua penghargaan itu adalah Oyos Saroso HN, Firman Seponada, dan Ida Nurhaida.
Menurut Oyos Saroso, untuk Penghargaan Saidatul Fitriah 2012 terdapat tiga nominator penerimanya, yaitu Aris Susanto (Harian Umum Lampung Post), Gatot Arifianto (LKBN ANTARA Biro Lampung), dan Adolf Ayatullah.
Juri memutuskan Adolf yang berhak mendapatkan penghargaan itu, setelah menilai tulisannya tentang Cetik on The Street, dapat menginspirasi berbagai pihak untuk mendorong upaya perlindungan, pelestarian, dan
pengembangan seni tradisional daerah Lampung yang nyaris punah itu.
Sedangkan untuk Penghargaan Kamaroeddin, tiga nominator penerimanya adalah Juniardi (Ketua KI Lampung), pegiat teater Iswadi Pratama, dan aktivis antikorupsi AY Erwin.
Juniardi ditetapkan sebagai penerima penghargaan itu tahun 2012 ini, mengingat kiprah dan kepemimpinannya yang menonjol dan mampu tetap berkiprah secara nyata, kendati fasilitas dan pembiayaan yang diterima kantor KI Lampung masih serba miniminal.
Mantan jurnalis Harian Umum Lampung Post itu, pernah sampai enam bulan tidak menerima gaji sebagai Ketua KI Lampung, biaya berlangganan penggunaan listrik dan sejumlah keperluan lain di kantor KI Lampung sempat tidak terbayar karena belum tersedia anggaran yang diperlukan selama beberapa bulan.
"Dalam kondisi serba keterbatasan itu, Juniardi sebagai Ketua KI Lampung mampu tetap menunjukkan eksistensi lembaga yang tergolong masih baru ini, sehingga keberadaannya dirasakan masyarakat luas," ujar Oyos Saroso, salah satu juri.
Pemberian dua penghargaan itu, merupakan puncak rangkaian peringatan HUT AJI ke-18 di Bandarlampung, antara lain diisi dengan kampanye dukungan kebebasan pers, stand up comedy tentang jurnalis, dan dialog manajemen pemberitaan konflik di media massa di Lampung.
Usai pemberian penghargaan, disampaikan orasi dari sejumlah tokoh, di antaranya AY Erwin (LSM KoAK Lampung), Iin Mutmainah (pegiat Komunitas Dongeng Dakocan), Mukri Friatna (aktivis Walhi Nasional), Firman Seponada (anggota KPU Provinsi Lampung/mantan Ketua AJI Bandarlampung), dan Heri Wardoyo (calon terpilih Wakil Bupati Tulangbawang/Wapemred nonaktif Harian Lampung Post).
Sumber: Antara, Minggu, 21 Oktober 2012
AJI Bandarlampung memberikan pula Penghargaan Kamaroeddin 2012 kepada Juniardi, Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Lampung pada puncak HUT AJI BBandarlampung.
Dua penghargaan itu diberikan untuk tahun kelima pada kepengurusan AJI Bandarlampung sejak tahun 2011.
Keduanya diputuskan oleh Tim Juri AJI Bandarlampung untuk menerima penghargaan tersebut, berdasarkan karya dan hasil kerja serta kiprahnya selama ini.
Penghargaan Saidatul Fitriah diberikan kepada jurnalis atas konsistensi dan profesionalismenya dalam menjalani profesi jurnalistiknya dan telah menghasilkan karya jurnalistik yang dapat menginspirasi dan memberi dampak positif untuk masyarakat.
Penghargaan Kamaroeddin diberikan kepada kalangan nonwartawan, baik orang maupun lembaga yang berkontribusi positif terhadap pengembangan jurnalisme, kebebasan pers, dan demokrasi di Lampung.
Ketua AJI Bandar Lampung Wakos Reza Gautama menyebutkan bahwa tim juri yang menilai penerima kedua penghargaan itu adalah Oyos Saroso HN, Firman Seponada, dan Ida Nurhaida.
Menurut Oyos Saroso, untuk Penghargaan Saidatul Fitriah 2012 terdapat tiga nominator penerimanya, yaitu Aris Susanto (Harian Umum Lampung Post), Gatot Arifianto (LKBN ANTARA Biro Lampung), dan Adolf Ayatullah.
Juri memutuskan Adolf yang berhak mendapatkan penghargaan itu, setelah menilai tulisannya tentang Cetik on The Street, dapat menginspirasi berbagai pihak untuk mendorong upaya perlindungan, pelestarian, dan
pengembangan seni tradisional daerah Lampung yang nyaris punah itu.
Sedangkan untuk Penghargaan Kamaroeddin, tiga nominator penerimanya adalah Juniardi (Ketua KI Lampung), pegiat teater Iswadi Pratama, dan aktivis antikorupsi AY Erwin.
Juniardi ditetapkan sebagai penerima penghargaan itu tahun 2012 ini, mengingat kiprah dan kepemimpinannya yang menonjol dan mampu tetap berkiprah secara nyata, kendati fasilitas dan pembiayaan yang diterima kantor KI Lampung masih serba miniminal.
Mantan jurnalis Harian Umum Lampung Post itu, pernah sampai enam bulan tidak menerima gaji sebagai Ketua KI Lampung, biaya berlangganan penggunaan listrik dan sejumlah keperluan lain di kantor KI Lampung sempat tidak terbayar karena belum tersedia anggaran yang diperlukan selama beberapa bulan.
"Dalam kondisi serba keterbatasan itu, Juniardi sebagai Ketua KI Lampung mampu tetap menunjukkan eksistensi lembaga yang tergolong masih baru ini, sehingga keberadaannya dirasakan masyarakat luas," ujar Oyos Saroso, salah satu juri.
Pemberian dua penghargaan itu, merupakan puncak rangkaian peringatan HUT AJI ke-18 di Bandarlampung, antara lain diisi dengan kampanye dukungan kebebasan pers, stand up comedy tentang jurnalis, dan dialog manajemen pemberitaan konflik di media massa di Lampung.
Usai pemberian penghargaan, disampaikan orasi dari sejumlah tokoh, di antaranya AY Erwin (LSM KoAK Lampung), Iin Mutmainah (pegiat Komunitas Dongeng Dakocan), Mukri Friatna (aktivis Walhi Nasional), Firman Seponada (anggota KPU Provinsi Lampung/mantan Ketua AJI Bandarlampung), dan Heri Wardoyo (calon terpilih Wakil Bupati Tulangbawang/Wapemred nonaktif Harian Lampung Post).
Sumber: Antara, Minggu, 21 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment