Data Buku
The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi ala Ramadhan K.H.
Zulfikar Fuad
Akademia, Jakarta, 2012
xvi + 155 hlm.
"Ini tentang pengalamanku dengannya, dengan seseorang yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk mencapai apa yang dicita-citakannya, apa yang sebenarnya kita cita-citakan bersama, yakni kemerdekaan bagi bangsa kita. Di balik itu, ia pun adalah seorang yang sangat penuh romantika. Aku mengikutinya, melayaninya, mengemongnya, berusaha keras menyenangkannya, meluluhkan keinginan-keinginannya.
Namun, pada suatu saat, setelah aku mengantarkannya sampai di gerbang apa yang jadi cita-citanya, berpisahlah kami, karena aku berpegang pada sesuatu yang berbenturan dengan keinginannya. Ia pun melanjutkan perjuangannya seperti yang tetap aku doakan. Aku tidak pernah berhenti mendoakannya."
(Inggit Ganarsih, Kuantar ke Gerbang hlm. 2)
SIAPA yang tak tergetar membaca novel biografi Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno yang diterbitkan pertama kali oleh Pustaka Sinar Harapan, 1981, kemudian diterbitkan kembali oleh Kiblat Buku Utama, 2000 dan Bentang Pustaka, 2011. Bahkan, Mizan Production memproduksinya dalam bentuk film dengan pemeran Maudy Koesnaidi (Inggit Garnasih) dan Anjasmara (Bung Karno).
Kemampuan Ramadhan K.H. dalam melakukan rekonstruksi riwayat hidup Inggit Garnasih, istri pertama Presiden Indonesia, pertama memang luar biasa. Tak perlu heran karena sebagai penyair, Ramadhan K.H. sangat memikat dalam Priangan Si Djelita (1956). Novel-novelnya Royan Revolusi (1958), Kemelut Hidup (1976), Keluarga Permana, (1978), dan Ladang Perminus (1990) mempunyai warna tersendiri dalam sejarah sastra Indonesia.
Ayahanda pemusik Gilang Ramadhan ini menjadi pioner dalam menulis roman biografi. Maka, lahirlah roman biografi lain dari penanya semacam Gelombang Hidupku: Dwi Dja dari Dardanella. Ada juga biografi tokoh-tokoh besar, antara lain Ali Sadikin, Mochtar Lubis, D.I. Pandjaitan, Soemitro, Gobel, A.E. Kawilarang, Hoegeng, dan Adnan Buyung Nasution.
Yang paling heboh adalah ketika Ramadhan bersama G. Dwipayana meluncurkan Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1989). Buku ini banyak mendapat perhatian publik.
Bagi pembaca buku, nama sastrawan kelahiran Bandung, 16 Maret 1927 memiliki tempat tersendiri. Kita jelas merasa kehilangan besar ketika peraih Hadiah Sastra ASEAN (Southeast Asia Write Award) 1993 ini meninggal pada 16 Maret 2006. Tapi, peninggalannya berupa tidak kurang dari 30 buku puisi, novel, dan biografi menjadi warisan tak ternilai bagi bangsa ini.
Fakta menunjukkan kepergian seorang seniman, sastrawan, atau tokoh memang tak kan tergantikan. Adakah yang bisa menjadi duplikat bagi Bung Karno, Bung Hatta, Chairil Anwar, Mochtar Lubis, dan seterusnya? Rasanya sulit! Begitu juga dengan Ramadhan K.H., perjuangan hidupnya, dedikasinya, dan karya-karyanya, tidak mungkin bisa ditiru.
Namun, beruntunglah kita karena ada Zulfikar Fuad yang secara tekun berupaya "berguru" kepada almarhum. Hasilnya, lahirlah buku The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi ala Ramadhan K.H. ini. Seperti ditulis dalam persembahannya, buku ini merupakan intisari pelajaran menulis biografi yang disampaikan kepada Zulfikar Fuad sepanjang 2002?2003 (hlm. 5).
Buku ini terbagi empat bagian. Bagian I menghadirkan kembali Ramadhan K.H., mengenang Sang Maestro Biografi Indonesia. Bagian II membahas beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa menulis biografi, syarat penulis biografi, dan tahapan penulisan dan penerbitan biografi. Bagian III membahas bagaimana Ramadhan K.H. menulis biografi, strategi dan praktek menulis biografi. Dan, Bagian IV membahas tentang beberapa catatan tokoh dan peristiwa.
Sebagai penulis biografi -- beberapa biografi yang sudah ditulisnya di antaranya B.J. Habibie, Derom Bangun, Mochtar Sani Badrie, dan beberapa lagi, termasuk yang sedang dalam proses terbit biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono -- Zulfikar Fuad relatif berhasil melakukan transfer ilmu dan pengalaman Sang Maestro dalam menulis biografi melalui buku ini.
Menulis tentang manusia, pemikiran, dan lakon hidupnya memang menarik. Apatah lagi Ramadhan K.H. Karena itu, buku ini sangat enak dibaca dan sangat kaya dengan tips, motivasi, dan seluk-beluk penulisan biografi. Pada bagian akhir, Zulfikar memperlihatkan contoh-contoh penulisan biografi tokoh dalam berbagai model.
Meskipun tidak sepenuhnya kemahiran Ramadhan K.H. dalam menggeluti penulisan biografi dapat disajikan dalam buku ini seperti diakui Zulfikar sendiri (hlm. v-vi), kiranya buku ini sangat bisa memberikan inspirasi dan sekaligus menyadarkan kita bahwa segala ucapan, sikap, dan tindakan dari siapa pun bisa menjadi sejarah. Syaratnya, ditulis.
Salah satu bentuknya yang cukup menantang adalah biografi atau autobiografi kalau ditulis sendiri.
Mari menulis biografi.
Udo Z. Karzi, pembaca buku
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi ala Ramadhan K.H.
Zulfikar Fuad
Akademia, Jakarta, 2012
xvi + 155 hlm.
"Ini tentang pengalamanku dengannya, dengan seseorang yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk mencapai apa yang dicita-citakannya, apa yang sebenarnya kita cita-citakan bersama, yakni kemerdekaan bagi bangsa kita. Di balik itu, ia pun adalah seorang yang sangat penuh romantika. Aku mengikutinya, melayaninya, mengemongnya, berusaha keras menyenangkannya, meluluhkan keinginan-keinginannya.
Namun, pada suatu saat, setelah aku mengantarkannya sampai di gerbang apa yang jadi cita-citanya, berpisahlah kami, karena aku berpegang pada sesuatu yang berbenturan dengan keinginannya. Ia pun melanjutkan perjuangannya seperti yang tetap aku doakan. Aku tidak pernah berhenti mendoakannya."
(Inggit Ganarsih, Kuantar ke Gerbang hlm. 2)
SIAPA yang tak tergetar membaca novel biografi Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno yang diterbitkan pertama kali oleh Pustaka Sinar Harapan, 1981, kemudian diterbitkan kembali oleh Kiblat Buku Utama, 2000 dan Bentang Pustaka, 2011. Bahkan, Mizan Production memproduksinya dalam bentuk film dengan pemeran Maudy Koesnaidi (Inggit Garnasih) dan Anjasmara (Bung Karno).
Kemampuan Ramadhan K.H. dalam melakukan rekonstruksi riwayat hidup Inggit Garnasih, istri pertama Presiden Indonesia, pertama memang luar biasa. Tak perlu heran karena sebagai penyair, Ramadhan K.H. sangat memikat dalam Priangan Si Djelita (1956). Novel-novelnya Royan Revolusi (1958), Kemelut Hidup (1976), Keluarga Permana, (1978), dan Ladang Perminus (1990) mempunyai warna tersendiri dalam sejarah sastra Indonesia.
Ayahanda pemusik Gilang Ramadhan ini menjadi pioner dalam menulis roman biografi. Maka, lahirlah roman biografi lain dari penanya semacam Gelombang Hidupku: Dwi Dja dari Dardanella. Ada juga biografi tokoh-tokoh besar, antara lain Ali Sadikin, Mochtar Lubis, D.I. Pandjaitan, Soemitro, Gobel, A.E. Kawilarang, Hoegeng, dan Adnan Buyung Nasution.
Yang paling heboh adalah ketika Ramadhan bersama G. Dwipayana meluncurkan Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1989). Buku ini banyak mendapat perhatian publik.
Bagi pembaca buku, nama sastrawan kelahiran Bandung, 16 Maret 1927 memiliki tempat tersendiri. Kita jelas merasa kehilangan besar ketika peraih Hadiah Sastra ASEAN (Southeast Asia Write Award) 1993 ini meninggal pada 16 Maret 2006. Tapi, peninggalannya berupa tidak kurang dari 30 buku puisi, novel, dan biografi menjadi warisan tak ternilai bagi bangsa ini.
Fakta menunjukkan kepergian seorang seniman, sastrawan, atau tokoh memang tak kan tergantikan. Adakah yang bisa menjadi duplikat bagi Bung Karno, Bung Hatta, Chairil Anwar, Mochtar Lubis, dan seterusnya? Rasanya sulit! Begitu juga dengan Ramadhan K.H., perjuangan hidupnya, dedikasinya, dan karya-karyanya, tidak mungkin bisa ditiru.
Namun, beruntunglah kita karena ada Zulfikar Fuad yang secara tekun berupaya "berguru" kepada almarhum. Hasilnya, lahirlah buku The Secret of Biography: Rahasia Menulis Biografi ala Ramadhan K.H. ini. Seperti ditulis dalam persembahannya, buku ini merupakan intisari pelajaran menulis biografi yang disampaikan kepada Zulfikar Fuad sepanjang 2002?2003 (hlm. 5).
Buku ini terbagi empat bagian. Bagian I menghadirkan kembali Ramadhan K.H., mengenang Sang Maestro Biografi Indonesia. Bagian II membahas beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa menulis biografi, syarat penulis biografi, dan tahapan penulisan dan penerbitan biografi. Bagian III membahas bagaimana Ramadhan K.H. menulis biografi, strategi dan praktek menulis biografi. Dan, Bagian IV membahas tentang beberapa catatan tokoh dan peristiwa.
Sebagai penulis biografi -- beberapa biografi yang sudah ditulisnya di antaranya B.J. Habibie, Derom Bangun, Mochtar Sani Badrie, dan beberapa lagi, termasuk yang sedang dalam proses terbit biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono -- Zulfikar Fuad relatif berhasil melakukan transfer ilmu dan pengalaman Sang Maestro dalam menulis biografi melalui buku ini.
Menulis tentang manusia, pemikiran, dan lakon hidupnya memang menarik. Apatah lagi Ramadhan K.H. Karena itu, buku ini sangat enak dibaca dan sangat kaya dengan tips, motivasi, dan seluk-beluk penulisan biografi. Pada bagian akhir, Zulfikar memperlihatkan contoh-contoh penulisan biografi tokoh dalam berbagai model.
Meskipun tidak sepenuhnya kemahiran Ramadhan K.H. dalam menggeluti penulisan biografi dapat disajikan dalam buku ini seperti diakui Zulfikar sendiri (hlm. v-vi), kiranya buku ini sangat bisa memberikan inspirasi dan sekaligus menyadarkan kita bahwa segala ucapan, sikap, dan tindakan dari siapa pun bisa menjadi sejarah. Syaratnya, ditulis.
Salah satu bentuknya yang cukup menantang adalah biografi atau autobiografi kalau ditulis sendiri.
Mari menulis biografi.
Udo Z. Karzi, pembaca buku
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
jadi pengen beli bukunya, makasih ulasannya sangat menarik:)
ReplyDelete