FESTIVAL Krakatau XXII 2012 dibuka. Culture and Tapis Carnival menjadi etalase untuk memperkenalkan ragam budaya Lampung.
Karpet merah tergelar melintang di Lapangan Parkir Saburai, Bandar Lampung, Sabtu (6-10). Pengeras suara berdegub keras dengan irama berganti-ganti secara berkala. Tepuk-sorak dan lambaian tangan tetamu bergemuruh menyemangati muli-mekhanai yang melintasi jalur yang menjadi catwalk itu.
Seribuan orang tumpah ruah menghadiri acara, ingin menyaksikan agenda seni bertajuk Culture and Tapis Carnival atau Karnaval Budaya dan Tapis Lampung. Event ini adalah agenda pembukaan dan bagian dari Festival Krakatau XXII 2012.
Suasana seputaran GOR Saburai hari itu cukup kontras. Dekorasi dengan warna-warna ceria terlihat mendukung ratusan gadis dan bujang yang silih berganti menampilkan kebolehannya berlenggak-lenggok di karpet merah.
Para pemuda-pemudi itu mengenakan pakaian khas daerah dengan berbagai budaya modifikasinya. Terlihat, para perempuan dan laki-laki pilihan itu semakin anggun dan cantik dalam balutan busana yang cenderung cemerlang.
Event yang dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat itu mengundang decak kagum. Kreasi kain-kain pembalut tubuh bernuansa gemerlap dan megah, ditingkahi gerak gemulai remaja-remaja molek itu, menguatkan suasana artifisial pergelaran.
Ada puluhan kreasi busana daerah, nasional, dan pop yang tampil pada event itu. Perpaduan penampilan busana dengan atribut dan properti budaya khas daerah cukup serasi. Kombinasi itu menjadi pemadu antara atmosfer lokal dengan selera modern yang cenderung gemerlap. Bahkan, kreasi tari topeng sekura yang cenderung tampil sekenanya cukup mendapat applaus karena ciri khasnya.
Karnaval yang diikuti puluhan pasang gadis menarik perhatian ribuan pengunjung dan pelintas di kompleks fasilitas umum di bilangan Enggal, Tanjungkarang Pusat, itu.
Selayaknya pawai kreasi busana yang diadakan di kota-kota besar Indonesia dan luar negeri, Culture and Tapis Carnival layak menjadi agenda tahunan. Bahkan, panitia Festival Krakatau 2012 menempatkan karnaval ini sebagai etalase acara dan membuka rangkaian agenda festival.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Gatot Hudi Utomo menyatakan pergelaran parade busana ini menjadi pengenal wajah Lampung. Kepada wisatawan dan pengunjung, para duta budaya yang mengenakan aneka busana dan atribut etnik adalah etalase tentang keragaman budaya di Sai Bumi Ruwa Jurai.
Gatot menjelaskan Festival Krakatau 2012 adalah agenda promosi pariwisata Lampung yang diselenggarakan setiap tahun. Berbagai pertunjukan seni budaya, pameran, olahraga, dan pariwisata dijadwalkan dalam acaranya. Satu agenda yang menjadi bagian spektakuler setiap kali Festival Krakatau adalah tur ke Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Di tempat yang menjadi ikon festival ini, wisatawan akan mendapatkan pengalaman menyaksikan langsung aktivitas vulkanik gunung api yang sangat aktif ini. ?Peserta juga akan mendapat penjelasan dan bisa membayangkan sambil melihat langsung bekas letusan Gunung Krakatau tahun 1883,? kata Gatot.
Seluruh rangkaian Festival Krakatau akan berlangsung selama sepekan sejak kemarin. ?Akan ada juga Tourism Mart Expo atau Pasar Pariwisata Indonesia pada 8?12 Oktober. Di acara ini, pengunjung dari luar negeri akan memasarkan produk pariwisata Lampung dan Indonesia,? ujarnya. (SDM/M-1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
Karpet merah tergelar melintang di Lapangan Parkir Saburai, Bandar Lampung, Sabtu (6-10). Pengeras suara berdegub keras dengan irama berganti-ganti secara berkala. Tepuk-sorak dan lambaian tangan tetamu bergemuruh menyemangati muli-mekhanai yang melintasi jalur yang menjadi catwalk itu.
Seribuan orang tumpah ruah menghadiri acara, ingin menyaksikan agenda seni bertajuk Culture and Tapis Carnival atau Karnaval Budaya dan Tapis Lampung. Event ini adalah agenda pembukaan dan bagian dari Festival Krakatau XXII 2012.
Suasana seputaran GOR Saburai hari itu cukup kontras. Dekorasi dengan warna-warna ceria terlihat mendukung ratusan gadis dan bujang yang silih berganti menampilkan kebolehannya berlenggak-lenggok di karpet merah.
Para pemuda-pemudi itu mengenakan pakaian khas daerah dengan berbagai budaya modifikasinya. Terlihat, para perempuan dan laki-laki pilihan itu semakin anggun dan cantik dalam balutan busana yang cenderung cemerlang.
Event yang dihadiri 22 duta besar negara-negara sahabat itu mengundang decak kagum. Kreasi kain-kain pembalut tubuh bernuansa gemerlap dan megah, ditingkahi gerak gemulai remaja-remaja molek itu, menguatkan suasana artifisial pergelaran.
Ada puluhan kreasi busana daerah, nasional, dan pop yang tampil pada event itu. Perpaduan penampilan busana dengan atribut dan properti budaya khas daerah cukup serasi. Kombinasi itu menjadi pemadu antara atmosfer lokal dengan selera modern yang cenderung gemerlap. Bahkan, kreasi tari topeng sekura yang cenderung tampil sekenanya cukup mendapat applaus karena ciri khasnya.
Karnaval yang diikuti puluhan pasang gadis menarik perhatian ribuan pengunjung dan pelintas di kompleks fasilitas umum di bilangan Enggal, Tanjungkarang Pusat, itu.
Selayaknya pawai kreasi busana yang diadakan di kota-kota besar Indonesia dan luar negeri, Culture and Tapis Carnival layak menjadi agenda tahunan. Bahkan, panitia Festival Krakatau 2012 menempatkan karnaval ini sebagai etalase acara dan membuka rangkaian agenda festival.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung Gatot Hudi Utomo menyatakan pergelaran parade busana ini menjadi pengenal wajah Lampung. Kepada wisatawan dan pengunjung, para duta budaya yang mengenakan aneka busana dan atribut etnik adalah etalase tentang keragaman budaya di Sai Bumi Ruwa Jurai.
Gatot menjelaskan Festival Krakatau 2012 adalah agenda promosi pariwisata Lampung yang diselenggarakan setiap tahun. Berbagai pertunjukan seni budaya, pameran, olahraga, dan pariwisata dijadwalkan dalam acaranya. Satu agenda yang menjadi bagian spektakuler setiap kali Festival Krakatau adalah tur ke Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Di tempat yang menjadi ikon festival ini, wisatawan akan mendapatkan pengalaman menyaksikan langsung aktivitas vulkanik gunung api yang sangat aktif ini. ?Peserta juga akan mendapat penjelasan dan bisa membayangkan sambil melihat langsung bekas letusan Gunung Krakatau tahun 1883,? kata Gatot.
Seluruh rangkaian Festival Krakatau akan berlangsung selama sepekan sejak kemarin. ?Akan ada juga Tourism Mart Expo atau Pasar Pariwisata Indonesia pada 8?12 Oktober. Di acara ini, pengunjung dari luar negeri akan memasarkan produk pariwisata Lampung dan Indonesia,? ujarnya. (SDM/M-1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment