TANJUNGKARANG TIMUR (Lampost): Ketua Komisi Informasi (KI) Lampung Juniardi meraih penghargaan Komaroeddin tahun ini yang diadakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, Sabtu (20-10) malam.
Sementara itu, penghargaan Saidatul Fitriah tahun ini diraih jurnalis Lampung Ekspress Plus Adolf Ayatulloh.
Mantan jurnalis Lampung Post ini dipilih karena dianggap gigih dalam memperjuangkan kebebasan memperoleh informasi untuk masyarakat. Selain itu, Juniardi juga dianggap mampu mengelola lembaga yang tidak bergaji selama enam bulan dan kondisi kantor yang memprihantinkan.
"Berbeda dari tahun sebelumnya, peraih penghargaan Komaroeddin juga mendapat uang tunai Rp1 juta," kata anggota dewan juri Oyos Suroso H.N., di sekretariat organisasi pers itu.
Oyos mengatakan penghargaan Komaroeddin diberikan kepada orang atau lembaga yang memiliki kontribusi besar terhadap jurnalisme dan demokrasi di Lampung.
Untuk penghargaan Saidatul Fitriah, Oyos mengatakan karya Adolf berjudul Cetik on the Stret dinilai layak karena komprehensif membahas soal cetik.
Kemudian konten lokalitas dan budaya yang kental, kata Oyos, membuat karya Adolf dipilih menjadi pemenang. Sementara itu, karya jurnalis Lampung Post Aris Susanto tentang tulisan berseri soal Kasus Mesuji masuk dua besar.
Atas kemenangan itu, Adolf mendapatkan uang tunai Rp1 juta dan plakat. Penghargaan Saidatul Fitriah sendiri diberikan kepada jurnalis yang karyanya dianggap punya pengaruh besar dalam masyarakat.
Penghargaan ini sendiri diberikan guna memperingati HUT ke-18 AJI secara nasional. Selain diisi malam penganugerahan, acara juga dimeriahkan dengan stand-up comedy dan orasi budaya oleh Ahmad Yulden Erwin.
Juga tampil ke panggung komisioner KPU Lampung Firman Seponada, pendongeng Iin Muthmainnah, dan Wakil Bupati terpilih Tulangbawang Heri Wardoyo.(ASP/K-2)
Sumber: Lampung Post, Senin, 22 Oktober 2012
Sementara itu, penghargaan Saidatul Fitriah tahun ini diraih jurnalis Lampung Ekspress Plus Adolf Ayatulloh.
Mantan jurnalis Lampung Post ini dipilih karena dianggap gigih dalam memperjuangkan kebebasan memperoleh informasi untuk masyarakat. Selain itu, Juniardi juga dianggap mampu mengelola lembaga yang tidak bergaji selama enam bulan dan kondisi kantor yang memprihantinkan.
"Berbeda dari tahun sebelumnya, peraih penghargaan Komaroeddin juga mendapat uang tunai Rp1 juta," kata anggota dewan juri Oyos Suroso H.N., di sekretariat organisasi pers itu.
Oyos mengatakan penghargaan Komaroeddin diberikan kepada orang atau lembaga yang memiliki kontribusi besar terhadap jurnalisme dan demokrasi di Lampung.
Untuk penghargaan Saidatul Fitriah, Oyos mengatakan karya Adolf berjudul Cetik on the Stret dinilai layak karena komprehensif membahas soal cetik.
Kemudian konten lokalitas dan budaya yang kental, kata Oyos, membuat karya Adolf dipilih menjadi pemenang. Sementara itu, karya jurnalis Lampung Post Aris Susanto tentang tulisan berseri soal Kasus Mesuji masuk dua besar.
Atas kemenangan itu, Adolf mendapatkan uang tunai Rp1 juta dan plakat. Penghargaan Saidatul Fitriah sendiri diberikan kepada jurnalis yang karyanya dianggap punya pengaruh besar dalam masyarakat.
Penghargaan ini sendiri diberikan guna memperingati HUT ke-18 AJI secara nasional. Selain diisi malam penganugerahan, acara juga dimeriahkan dengan stand-up comedy dan orasi budaya oleh Ahmad Yulden Erwin.
Juga tampil ke panggung komisioner KPU Lampung Firman Seponada, pendongeng Iin Muthmainnah, dan Wakil Bupati terpilih Tulangbawang Heri Wardoyo.(ASP/K-2)
Sumber: Lampung Post, Senin, 22 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment