PERGELARAN pariwisata Festival Krakatau XXII 2012 dibuka. Upacara singkat dilanjutkan dengan parade budaya bertajuk Culture and Tapis Carnival digelar sebagai pembuka.
Sekelompok orang dengan penampilan dan ciri bukan lazimnya orang Indonesia hadir di panggung kehormatan. Acara Culture and Tapis Carnival yang mereka tunggu dimulai. Tari siger penguten sebagai persembahan mengormati tamu istimewa segera main. Musik etnik khas Lampung berkumandang.
Saat belasan penari mulai masuk arena, di atas panggung, para bule, Arab, dan negro itu mulai saling bicara antarmereka. Tampaknya, mereka sedang mengomentari gerak gemulai para penari sembah yang senantiasa tersenyum kepada tetamu.
Ya, mereka adalah 22 duta besar negara-negara sahabat yang hadir menyaksikan pergelaran Culture and Tapis Carnival di Lapangan Saburai, Bandar Lampung, Sabtu (6-10).
Kehadiran para orang asing itu memang diundang oleh panitia Festival Krakatau. Karnaval Budaya dan Tapis itu ditaja sebagai awalan membuka seluruh event festival tahunan di bidang pariwisata di Lampung itu. Mereka datang dari Slovakia, Selandia Baru, Ekuador, Yaman, Brasil, Turki, Pakistan, dan Iran.
Tepuk tangan dan applaus mengakhiri tari sembah yang dilanjutkan dengan pemberian sekapur sirih kepada tetamu terhormat. Mereka terlihat begitu menikmati jamuan pariwisata yang jauh dari negara asal mereka.
Di Jalan Majapahit, sisi timur Lapangan Saburai, puluhan pemuda-pemudi sudah siap dengan busana dan dandanannya yang spektakuler. Sebagai salah satu pertunjukan pameran busana kreasi, para perancang berlomba membuat model paling megah. Tak heran jika para gadis itu ada yang tampak kurang lugas mengenakan busana bentuk barunya.
?Ya, memang agak kurang nyaman, sih. Tetapi wajar, karena yang ingin ditonjolkan kan kemegahan dan kemewahannya. Dan tentu saja busana seperti ini bukan untuk pakaian biasa,? kata Ana, salah satu muli yang dijadikan model memperagakan pakaian khas Lampung.
Meskipun demikian, para peragawati ini tetap bersemangat. Di lantai lintasan yang digelar karpet merah-hitam, mereka berusaha mengalahkan segala ketidaknyamanan demi memberikan tontonan eksotis bagi para wisatawan.
Tidak lama setelah berbagai sambutan, pawai busana dari berbagai etnik dan daerah dimulai. Dari puluhan pasang dan kelompok penampil, silih berganti tepuk tangan menggema. Ada pakaian khas Lampung yang dirancang mewah dengan perpaduan kain tapis yang apik. Para muli (gadis) mengenakan kostum bagaikan ratu.
Parade budaya yang ditampilkan menunjukkan keberagaman di Lampung. Beberapa pakaian adat dan kesenian daerah, seperti Jawa Barat dan Madura, tidak lupa disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung sangat beragam. Namun, keberagaman itu tidak menimbulkan perpecahan.
Adat Lampung yang ditampilkan berupa pakaian pengantin, senjata, dan berbagai aksesori lainnya, seperti payung dan bendera-bendera yang menyimbolkan kekayaan sejarah. Budaya tari sekura juga hadir. Topeng sekura ini sudah banyak dikenal sebagai tradisi yang hanya ada di Lampung.
Destinasi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata Lampung Gatoto Hudi Utomo mengatakan kedatangan para duta besar dan perwakilannya ini menunjukkan bahwa Lampung tempat yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Keindahan alam di Lampung layak untuk dikunjungi oleh wisatawan asing.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim menilai Festival Krakatau yang sudah berlangsung selama 22 kali ini menunjukkan bahwa Lampung memang layak menjadi destinasi wisata.
Menurutnya, wisatawan asing yang datang ke Lampung tiap tahunnya bisa mencapai 30 ribu orang. Jumlah tersebut harus terus ditingkatkan mengingat potensi alam di Lampung sangat besar dan masih bisa dikembangkan.
?Apalagi jika JSS (jembatan Selat Sunda) sudah dibangun, akses ke Lampung semakin mudah. Lampung pun harus mempersiapkan diri. Pantai-pantai di Selat Sunda bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata,? kata dia.
Lampung, kata dia, perlu memperkuat daya tarik supaya dilirik wisatawan asing. Daya tarik inilah yang bisa menambah jumlah wisatawan yang berkunjung.
Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengatakan Lampung Culture dan Tapis Carnival II ini banyak disaksikan oleh perwakilan dari duta besar negara-negara sahabat. Hal ini menunjukan bahwa Lampung sudah cukup dikenal oleh dunia internasional. (PADLI RAMDAN/M-1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
Sekelompok orang dengan penampilan dan ciri bukan lazimnya orang Indonesia hadir di panggung kehormatan. Acara Culture and Tapis Carnival yang mereka tunggu dimulai. Tari siger penguten sebagai persembahan mengormati tamu istimewa segera main. Musik etnik khas Lampung berkumandang.
Saat belasan penari mulai masuk arena, di atas panggung, para bule, Arab, dan negro itu mulai saling bicara antarmereka. Tampaknya, mereka sedang mengomentari gerak gemulai para penari sembah yang senantiasa tersenyum kepada tetamu.
Ya, mereka adalah 22 duta besar negara-negara sahabat yang hadir menyaksikan pergelaran Culture and Tapis Carnival di Lapangan Saburai, Bandar Lampung, Sabtu (6-10).
Kehadiran para orang asing itu memang diundang oleh panitia Festival Krakatau. Karnaval Budaya dan Tapis itu ditaja sebagai awalan membuka seluruh event festival tahunan di bidang pariwisata di Lampung itu. Mereka datang dari Slovakia, Selandia Baru, Ekuador, Yaman, Brasil, Turki, Pakistan, dan Iran.
Tepuk tangan dan applaus mengakhiri tari sembah yang dilanjutkan dengan pemberian sekapur sirih kepada tetamu terhormat. Mereka terlihat begitu menikmati jamuan pariwisata yang jauh dari negara asal mereka.
Di Jalan Majapahit, sisi timur Lapangan Saburai, puluhan pemuda-pemudi sudah siap dengan busana dan dandanannya yang spektakuler. Sebagai salah satu pertunjukan pameran busana kreasi, para perancang berlomba membuat model paling megah. Tak heran jika para gadis itu ada yang tampak kurang lugas mengenakan busana bentuk barunya.
?Ya, memang agak kurang nyaman, sih. Tetapi wajar, karena yang ingin ditonjolkan kan kemegahan dan kemewahannya. Dan tentu saja busana seperti ini bukan untuk pakaian biasa,? kata Ana, salah satu muli yang dijadikan model memperagakan pakaian khas Lampung.
Meskipun demikian, para peragawati ini tetap bersemangat. Di lantai lintasan yang digelar karpet merah-hitam, mereka berusaha mengalahkan segala ketidaknyamanan demi memberikan tontonan eksotis bagi para wisatawan.
Tidak lama setelah berbagai sambutan, pawai busana dari berbagai etnik dan daerah dimulai. Dari puluhan pasang dan kelompok penampil, silih berganti tepuk tangan menggema. Ada pakaian khas Lampung yang dirancang mewah dengan perpaduan kain tapis yang apik. Para muli (gadis) mengenakan kostum bagaikan ratu.
Parade budaya yang ditampilkan menunjukkan keberagaman di Lampung. Beberapa pakaian adat dan kesenian daerah, seperti Jawa Barat dan Madura, tidak lupa disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung sangat beragam. Namun, keberagaman itu tidak menimbulkan perpecahan.
Adat Lampung yang ditampilkan berupa pakaian pengantin, senjata, dan berbagai aksesori lainnya, seperti payung dan bendera-bendera yang menyimbolkan kekayaan sejarah. Budaya tari sekura juga hadir. Topeng sekura ini sudah banyak dikenal sebagai tradisi yang hanya ada di Lampung.
Destinasi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata Lampung Gatoto Hudi Utomo mengatakan kedatangan para duta besar dan perwakilannya ini menunjukkan bahwa Lampung tempat yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Keindahan alam di Lampung layak untuk dikunjungi oleh wisatawan asing.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Firmansyah Rahim menilai Festival Krakatau yang sudah berlangsung selama 22 kali ini menunjukkan bahwa Lampung memang layak menjadi destinasi wisata.
Menurutnya, wisatawan asing yang datang ke Lampung tiap tahunnya bisa mencapai 30 ribu orang. Jumlah tersebut harus terus ditingkatkan mengingat potensi alam di Lampung sangat besar dan masih bisa dikembangkan.
?Apalagi jika JSS (jembatan Selat Sunda) sudah dibangun, akses ke Lampung semakin mudah. Lampung pun harus mempersiapkan diri. Pantai-pantai di Selat Sunda bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata,? kata dia.
Lampung, kata dia, perlu memperkuat daya tarik supaya dilirik wisatawan asing. Daya tarik inilah yang bisa menambah jumlah wisatawan yang berkunjung.
Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengatakan Lampung Culture dan Tapis Carnival II ini banyak disaksikan oleh perwakilan dari duta besar negara-negara sahabat. Hal ini menunjukan bahwa Lampung sudah cukup dikenal oleh dunia internasional. (PADLI RAMDAN/M-1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment