BANDAR LAMPUNG (Lampost): Jalur Pantai Barat Lampung memiliki potensi alternatif pilihan bagi wisatawan asing. Salah satunya Tanjung Setia, yaitu surfing yang telah dikenal wisatawan asing.
Berdasar data di Komite Pariwisata Lampung, kunjungan wisatwan asing ke Tanjung Setia mencapai tiga ribuan orang pada 2007. Sedangkan pada tahun 2008 mencapai 6.900 orang, dan 8.000 orang untuk tahun ini. Wisatawan asing itu datang dari Italia, Jerman, Inggris, Australia, Spanyol, dan Afrika Selatan.
Ketua Komite Pariwisata Lampung Idrus D.E.M., Jumat (17-7), mengatakan selama ini potensi wisata Lampung hanya berpusat di bagian Timur, Way Kambas, dan Krakatau. Komite telah melakukan kajian dan menemukan adanya jalur wisata yang bisa jadi alternatif. Di bagian Barat juga ada Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Komite, kata Idrus, mengusulkan konsep safari night. Pada kegitan ini, wisatawan akan diajak masuk hutan dan melihat berbagai jenis binatang, seperti harimau, badak, dan gajah. Namun, kata Idrus, potensi di bagian Barat itu harus didukung fasilitas memadai, seperti anjungan tunai mandiri (ATM), karena wisatawan terkadang kesulitan mencairkan uang ATM.
Menurut Idrus, ATM penting agar wisatwan bisa menghabiskan banyak uang di daerah yang ia kunjungi. Makin lama ia tinggal, maka uang yang diserap masyarakat akan makin banyak. Wakil Ketua Komite Pariwisata Anshori Djausal mengatakan Komite mengusulkan jalur alternatif pariwisata Lampung, melalui Lampung Selatan, Bandar Lampung, Lampung Barat, dan Tanggamus. Jalur tersebut makin melengkapi jalur timur yang selama ini telah dikembangkan.
"Barat dan Timur Lampung adalah dua kutub yang sama menarik. Bagian barat Lampung akan menjadi alternatif agar waktu tinggal wisatawan asing makin lama," kata Anshori.
Anshori mengungkapkan waktu tinggal turis di Lampung tiga minggu, bahkan ada yang mencapai dua bulan. Waktu tinggal yang lama tersebut membuat para wisatwan membutuhkan variasi tempat kunjungan. Bagian barat bisa dijadikan tempat alternatif.
Jalur pantai barat, kata Anshori, menyimpan banyak potensi alam, pantai dan satwa. Budaya lokal juga akan dikembangkan untuk menarik minat wisatawan. Ada beberapa desa yang bisa digunakan menjadi desa wisata, seperti Wonosobo dan Sanggi.
Wisatawan tertarik tinggal di desa-desa yang memiliki kekhasan. "Rumah-rumah yang memiliki kekhasan daerah bisa menarik minat wisatawan untuk tinggal. Tidak semua wistawan mau tinggal di hotel berbintang," kata dia. n MG2/K-4
Sumber: Lampung Post, Minggu, 19 Juli 2009
No comments:
Post a Comment