July 27, 2009

Festival Krakatau: 20 Dubes Inginkan Tambling Terbuka untuk Umum

TAMBLING (Lampost): 20 duta besar (dubes) dan utusan perwakilan negara-negara sahabat menginginkan kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation (TNWC) Lampung Barat (Lambar) menjadi daerah tujuan wisata terbuka untuk umum.

"Kawasan Tambling (Tampang Belimbing, red) sangat indah karena alammnya menyimpan ribuan jenis flora dan satwa liar langka. Hutannya terjaga dan pengunjung dapat menikmatinya nanti," kata Dubes Amerika Serikat (AS) Cameron R. Hume di sela-sela kunjungannya ke kawasan TNWC dalam rangkaian acara Fastival Krakatau XIX di Lampung, Sabtu (25-7).

Selain Hume, ikut mengunjungi kawasan TNWC antara lain Dubes Lebanon Victor Zmeter, Dubes Jerman Paul Freiherr Von Malzahn, Dubes Turki Ali Kihcarslan Toyus, Dubes Qatar Jasin Jumat, Dubes Suriname Angelic Del Castilho, Dubes Afghanistan Bismillah Bismil, Dubes Brunei Darussalam Datok Harimau Padang, staf perwakilan dari negara Singapura, Taiwan.

Menurut dia, pengunjung lebih banyak belajar mengelola hutan dan hewan secara baik. "Lampung beruntung mempunyai kawasan yang terjaga ini."

Begitu juga Dubes Lebanon Victor Zmeter. "Pendapat Lebanon diperoleh dari kunjungan wisata. Indonesia dapat mencontoh Lebanon bagaimana mengembangan kawasan wisata lebih menarik," kata dia.

Grup Artha Graha dipimpin Tommy Winata tengah mengembangkan kawasan wisata alam (ecotourism) di Tampang Belimbing melalui PT Adhiniaga Kreasinusa dari Artha Graha Network (TW Nature Conservation).

Kepada Lampung Post, bos Artha Graha, Tommy Winata, mengatakan pihaknya masih menjajaki jika kawasan ini akan dijadikan tujuan wisata terbuka untuk umum. "Hutan dan hewan harus dilindungi. Jangan sampai dibuka akan mematikan kehidupan flora dan fauna. Biarkanlah kawasan ini hidup dengan sendirinya," kata Tommy.

Dia mengaku menghabiskan dana miliaran rupiah melakukan konservasi lingkungan di kawasan Tampang Belimbing. Untuk mengelola kawasan tersebut, Tommy menancapkan bendera Artha Graha sejak tahun 1996 yang mengantongi SK Menteri Kehutanan Nomor 415/Kpts-II/1992.

Dalam kawasan itu antara lain hidup ratusan rusa, kerbau hutan, berbagai jenis burung, tempat penglepasliaran (sekolah) harimau.

Kepada Dinas Kehutanan Lampung Arinal Djunaidi mengatakan Artha Graha dipercaya juga oleh Departemen Kehutanan ikut mengawasi lima ekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) asal Aceh Selatan, di Tampang Belimbing, Lampung Barat tersebut. Hewan itu untuk dijinakkan agar tidak buas dan memakan manusia.

Sementara dua dari lima harimau sumatera asal Aceh Selatan diberi nama Pengeran dan Agam dilepas di hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Kini Artha Graha Peduli masih menjinakkan empat ekor harimau lagi, yakni Buyung, Ucok, Panti, dan satu lagi harimau didatangkan dari Jambi bernama Salma. n IKZ/K-3

Sumber: Lampung Post, Senin, 27 Juli 2009

No comments:

Post a Comment