February 22, 2008

Peksipel: Pelajar Makin Cinta Tari Tradisional

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kecintaan pelajar di Lampung terhadap seni tari tradisional, seperti tari Bedana, cukup baik. Tidak hanya siswa dari kabupaten, tapi juga Kota Bandar Lampung, mereka menyukai seni dari adiluhung dari nenek moyang Sang Bumi Ruwa Jurai.

Hal ini terlihat dari meriahnya penyelenggaraan Lomba Kreasi Tari Bedana dalam rangkaian Pekan Seni Pelajar Lampung (Peksipel) di Taman Budaya Lampung, Kamis (21-2). Dalam lomba ini, 20 grup seni dari berbagai sekolah unjuk kebolehan dengan menampilkan kreasi tari Bedana.

Bahkan di ruang Teater Tertutup yang tengah digelar lomba telling story (mendongeng) tampak sepi penonton. Pada hari pertama, pengunjungnya sangat banyak. Sehingga bisa diyakini pertandingan hari kedua yang akan digelar hari ini, Jumat (22-2), juga tidak kalah meriah.

Rusli Syukur, salah seorang juri perlombaan, menjelaskan tari Bedana ini sudah dikenal masyarakat Lampung sejak lama. "Bahkan diyakini tarian ini ada saat periode masuknya Islam di Lampung. Sebab tarian seperti ini juga ditemui di daerah Riau, Sumatera Barat, bahkan Kalimantan dengan sebutan tari Japin," kata dia.

Awal perkembangan tari Bedana ini, menurut dia, digunakan sebagai syiar Islam. "Awalnya penarinya para pria dengan gerakan-gerakan sederhana. Sedang yang perempuan hanya bernyanyi dan tidak tampil di muka umum," ujar Rusli.

Sehingga tarian ini memiliki kekhasan gerak bila dibandingkan dengan tari lain. "Ya gerakannya itu sangat sederhana karena lebih banyak meluapkan kegembiraan. Karena dahulu tarian ini digelar sebagai acara hiburan pada suatu kegiatan," tutur dia.

Sesuai dengan perkembangan zaman, kini tari Bedana makin berkembang dan penarinya pun banyak dari kaum perempuan.

Meski ada kebebasan untuk mengkreasikan karya, tari Bedana tetap memiliki pakem-pakem yang mesti ada. "Ada sekitar sembilan gerakan yang mesti ada pada tari Bedana. Di antaranya adalah tayuhan, surabaya I, surabaya II, dan sebagainya, sehingga memang tidak sembarangan memasukan gerakan baru dalam tarian ini."

Novrida Juwita yang juga juri mengemukakan tari Bedana sebagai tari muda-mudi atau tari pergaulan. n TYO/S-2

Sumber: Lampung Post, Jumat, 22 Februari 2008

No comments:

Post a Comment