February 11, 2008

Kepurbakalaan: Museum Ruwa Jurai Kunjungi 150 Desa

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Museum Ruwa Jurai Provinsi Lampung akan mengunjungi 150 desa di kabupaten dan kota yang banyak memiliki benda cagar budaya.

Kepala Museum Ruwai Jurai Pulung Swandaru mengatakan di Bandar Lampung, Minggu (10-2), program kunjungan itu diberi label Museum Masuk Desa mulai tahun ini.

"Kami akan mengunjungi 150 desa dari seluruh daerah kabupaten dan kota, selain Bandar Lampung dan Way Kanan. Yang menjadi prioritas, adalah desa di Tulangbawang, Lampung Timur, Lampung Barat, Lampung Selatan, dan Tanggamus," kata Pulung.

Dipilihnya lima kabupaten tersebut sebgai prioritas karena kelimanya banyak memiliki benda cagar budaya dan masih dimiliki masyarakat. "Terutama di Lampung Timur dan Tanggamus, banyak benda-benda cagar budaya yang dimiliki masyarakat, baik berupa bahan tekstil, logam, batu, dan lainnya."

Di Lampung Timur dan Tanggamus banyak memiliki situs bersejarah yang telah dibuka. "Memang, kini baru dilakukan survei ke desa-desa tersebut. Penyelenggaraannya diperkirakan sekitar Maret atau April," ujarnya.

Target yang diinginkan dari kegiatan Museum Masuk Desa tersebut adalah didapatkan kain-kain kuno yang masih dimiliki warga. Kini banyak masyarakat luar Lampung memiliki kain-kain kuno asal Lampung. Seperti Australia, Jakarta, serta negara dan daerah lain.

Begitu juga dengan berbagai senjata tradisional Lampung dan baju besi, yang konon digunakan tentara kerajaan yang ada di Lampung, dan naskah kuno baik di lempengan logam, lontar, atau situs batu. Secara kebiasaan, masyarakat Lampung termasuk suku yang sangat hati-hati melepas barang pusaka karena takut tertulah atau terputus trah-nya. Namun, berbeda ketika mereka diimingi banyak uang dari orang luar, akhirnya banyak barang kuno itu berpindah tangan.

Dia mengatakan dengan kegiatan ini masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan tentang benda cagar budaya dan kemudian merawat serta menjaganya dengan baik. "Paling tidak mereka memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara merawat benda cagar budaya itu, walaupun mereka memiliki pengetahuan secara tradisional tentang cara merawat benda tersebut. Lebih baik lagi, jika mereka mau menyerahkannya ke museum untuk dirawat.

"Kini museum memiliki sekitar 4.500 koleksi dan yang terpajang hanya 2.000. Pemajangan bagi masyarakat pun dilakukan bergantian," kata dia. n TYO/K-1

Sumber: Lampung Post, Senin, 11 Februari 2008

2 comments:

  1. Anonymous9:22 PM

    'ulunlampung' siapa pengelolanya? Udo Karzi kah? Ini blog pengumpul atas semua yang terserak. Salut untuk pengelola.

    ReplyDelete
  2. siapa pun pengelolanya, tidak terlalu penting. hehee...

    seperti kata saya, barangkali saja ada gunanya di tengah miskinnya literatur dan referensi kelampungan.

    ReplyDelete