YOGYAKARTA (Lampost): Dipastikan musik gamolan peghing atau cetik asal Lampung menjadi mata kuliah tambahan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta B. Bramanto usai workshop gamolan pekhing yang menghadirkan narasumber Wayan Sumertha Dana, S. Sn alias Wayan Mochoh di Aula Kampus ISI, Yogyakarta, akhir Agustus 2009 ini. Demikin rilis yang diterima Lampung Post, Selasa (1-9).
Dalam workshop yang diikuti para mahasiswa Etnomusikologi ISI Yogyakarta ini juga dihadiri Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI B. Bramanto dan Ketua Jurusan Seni Pertunjukan ISI Untung ini, diserahkan dua unit cetik dan 10 eksemplar buku notasi cetik.
Sedangkan dari ISI memberikan cendera mata dan buku panduan masuk ISI Yogyakarta. "Saya berharap musik Lampung bisa dipelajari secara akademis. Apalagi sudah punya aturan yang baku seperti; tehnik permainan dan notasi lagu," ujar B. Bramanto dalam sambutanya.
Mochoh yang menemukan laras cetik pada tahun 2003 ini yang menamakan pelog 6 nada, yakni: 1, 2, 3, 5, 6, 7, (1) oktav, terus berusaha menyosialisasikan musik ini, baik di daerah maupun di luar Lampung. "Sasaran strategis kalangan akademis dari anak sekolah sampai perguruan tinggi juga guru dan dosen," ujar Mochoh.
Moccoh mengatakan bersama kelompok Penggiat Cetik Lampung terus berupaya memperkenalkan musik cetik keluar Lampung. Sebelum ke ISI Yogyakarta, Mochoh juga pernah menggelar workshop di ISI Denpasar. Selain itu, lanjut Mochoh, juga pada festival musik anak-anak di Gedung Kesenian Jakarta belum lama ini menyuguhkan musik cetik.
Mochoh bertekad pada saatnya nanti musik tradisional Lampung khususnya, bisa menjadi mata kuliah di setiap perguruan tinggi seni di Indonesia.
"Saya ke depan punya obsesi menggelar festival musik cetik nasional di Lampung. Ini sekaligus untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Lampung," ujar Mochoh.
Di Lampung Mochoh bersama A. Barden, Syafril Yamin, dan Riki juga terus berupaya memasyarakatkan musik cetik lewat TVRI dan audensi dengan siswa-siswa sekolah dasar se-Bandar Lampung. Selain itu, mereka bekerja sama dengan DKL menggelar workshop guru-guru kesenian SMA se-Bandar Lampung dan FKIP Unila. UNI/S-2
Sumber: Lampung Post, Rabu, 2 September 2009
No comments:
Post a Comment