PANTAI adalah pesona Lampung. Pantai menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan lokal, turis dari daerah lain, maupun wisatawan asing. Tak terkecuali pada saat Lebaran ini.
Ada beberapa kabupaten yang memiliki pantai yang indah. Di Lampung Selatan, hampir semua wilayah pesisirnya layak dikunjungi. Sebut saja Kalianda Resort (kini namanya Travellers Krakatoa Nirwana Resort), Merak Belantung, atau Pantai Wartawan. Di Tarahan ada Tanjung Selaki, Pasir Putih, dan Pulau Pasir; di Padang Cermin ada Pantai Mutun. Di Tanggamus dan Lampung Barat juga tersebar pantai yang masih alami dan sangat memikat.
Bicara wisata pantai di Lampung, sulit melupakan pesona pantai Pasir Putih. Setiap Lebaran, pantai yang berada di Desa Tarahan, Lampung Selatan, ini selalu menjadi lokasi pilihan berlibur bagi warga Lampung dan luar Lampung. Di beberapa sudut pantai, pengunjung akan disapa oleh patung badut dan putri duyung. Hamparan pasir putih yang lembut menyapu kaki di sepanjang pantai. Jika air surut, garis pantai menjorok hingga seratusan meter ke tengah laut. Saat-saat seperti itu selalu menggoda kita untuk berjalan menyusuri pantai hingga jauh ke arah laut. Anak-anak bermain bola, mencari karang, membuat istana pasir, berlarian, atau sekadar tidur atau bergulingan di atas pasir.
Luasnya bentangan pantai yang bebas dari karang membuat orang tua tidak perlu waswas melepas anak-anaknya bermain di pantai ini. Tidak ada ombak yang menggulung maupun jebakan palung. Kendati air pasang, anak-anak tetap bebas berenang dengan ban atau berkecipak air laut karena kedalamannya tak membahayakan. Nyamannya pantai ini juga memancing masyarakat membawa bermacam-macam makanan untuk dinikmati di bawah pepohonan di bibir pantai.
Belum lagi biaya masuk yang sangat terjangkau, sebab area pantai ini memang dibiarkan alami tanpa banyak suntikan investasi sana-sini.
Tak kalah menarik, Travellers Krakatoa Nirwana Resort sejak 1996 sudah menyedot perhatian wisatawan. Luasa kawasan pantai yang terletak di Desa Merak Belatung itu mencapai 350 hektare, meski baru 20 hektare yang dikelola untuk resort dan hotel. Belasan cottage berpencar di beberapa lokasi.
Ada juga fasilitas outbound mini yang secara tentatif dipasang di area yang dikelilingi "hutan" kelapa ini. Ada lapangan voli pantai, futsal pasir, basket gravel, menjelajahi hutan bakau, dan lain sebagainya.
Tawaran menarik lain dari eks Kalianda Resort ini adalah bertualang ke Gunung Anak Krakatau. Dengan biaya Rp3,5 juta (lima orang dalam satu speed boat), kita diajak menapakkan kaki hingga second hill Krakatau.
Lain lagi Pantai Mutun di Desa Padang Cermin, Pesawaran. Pantai itu kini menjadi daerah wisata favorit. Pasir putih yang menghampar sepanjang satu kilomater rupanya menggoda masyarakat untuk menghabiskan waktu liburnya di sana.
Pantai ini berjarak sekitar 25 km arah barat daya dari kota Bandar Lampung. Dari Telukbetung, hanya butuh sekitar 30--45 menit untuk sampai di lokasi itu.
Pengelola Pantai Mutun, Hadi, mengatakan untuk menarik minat wisatawan saat Lebaran nanti pihaknya akan mendatangkan tim kuda lumping kontemporer langsung dari Madura. Menurut Hadi, untuk masuk ke lokasi pantai, pengunjung cukup mengeluarkan kocek Rp5.000/orang atau Rp10 ribu untuk sepeda motor dan mobil.
Sedangkan fasilitas di Pantai Mutun antara lain banana boat, kano, permainan air soft gun, dan lainnya. "Banana boat dapat dinikmati konsumen dengan cukup membayar Rp25 ribu/orang. Sementara kano dapat disewa Rp15 ribu--Rp20 ribu/orang," kata dia.
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar pantai, pengelola juga membiarkan warga di sana untuk menyewakan rumah mereka sebagai pondokan atau tempat peristirahatan para wisatawan. Dengan uang Rp400 ribu, pengunjung dapat beristirahat di tempat ini.
Dari pantai ini, biasanya pengunjung meneruskan jelajah pantai mereka ke Pulau Tangkil yang terletak di seberang pantai. Perahu-perahu kecil milik rakyat dapat dijadikan sarana penyeberangan ke Pulau Tangkil dengan cukup membayar Rp5.000/orang. Namun, pengunjung jangan sampai lupa menentukan waktu penjemputan karena pemilik perahu akan menjemput sesuai dengan waktu yang disepakati.
Bagi yang ingin menikmati keindahan bawah laut, pengunjung bisa berlayar ke pula Tegal, Pulau Legundi dan Siuncal, Puhawang, Mahitam, dan Tanjung Putus yang menyimpan pesona laut tak kalah dengan di Bunaken.
Terumbu karang yang baru bertumbuh, serta aneka ikan hias, bisa terlihat jelas di jernihnya air laut ini. Jadi persiapkan saja peralatan menyelam maupun snorkling, pengunjung bisa menyewa perahu nelayan dengan tarif negosiasi berkisar mulau Rp150 ribu/hari.
Dan bagi yang ingin melihat kawanan lumba-lumba menari di laut terbuka, silakan menjelejahi Kiluan di Teluk Kiluan (perbatasan Teluk Semaka dan Teluk Lampung). Di laut bebas, kita bisa menyaksikan atraksi lumba-lumba dari jarak dekat pada sore hari. Jika Anda berniat kesana, sebaiknya jangan lupa membawa kamera untuk membidik momen langka itu.
Bagi penyuka wisata air tapi ogah air asin, Danau Ranau patut jadi pilihan. Pesona alam Danau Ranau yang terdapat sumber air panas pada bagian tengahnya, menjadi alternatif wisata air. Lokasinya memang cukup jauh di Lampung Barat (sekitar 7--8 jam dari Bandar Lampung), tapi di kawasan wisata terpadu itu ada Lumbok Resort. Lokasinya berada di kaki Gunung Seminung sehingga bisa memandang ke danau dengan leluasa.
Masih di Lampung Barat, Tanjung Setia kini menjadi lokasi pilihan para selancar dunia. Inilah ombak terbaik ketiga dunia yang memuat penggila surfing semakin getol menaklukkannya. Bagi para peselancar, belum afdal rasanya jika belum mencoba gulungan ombak di pantai lepas yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu. Tak salah jika Lampung disebut-sebut surganya wisata pantai. n MG3/SAG/E-1
Sumber: Lampung Post, Rabu, 16 September 2009
No comments:
Post a Comment