August 15, 2010

Jejak Islam di Lampung (5): Masjid Al-Anwar Pintu Islam di Pesisir

BANDAR LAMPUNG -- Masjid Jamik Al-Anwar yang berdiri sejak 1839, bisa dikatakan sebagai salah satu pintu masuknya Islam dari pesisir Lampung. Masjid tertua yang terletak di Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan, Bandar Lampung, ini mempunyai sejarah panjang perkembangan Islam di Sang Bumi Ruwai Jurai.

Menurut catatan sejarah yang tertuang dalam buku Risalah Masjid Jami Al-Anwar, sejak 1839 bermukim keluarga pendatang yang dari Bone, Sulawesi Selatan, bernama Daeng Muhammad Ali beserta dua sepupunya: Muhammad Soleh dan Ismail.

Keduanya dikenal menguasai ajaran Islam. Daeng Muhammad Ali atau Tumenggung Muhammad Ali (beristrikan wanita asal Lampung) dikenal sebagai orang yang memiliki ilmu yang tinggi (sakti).

Perkembangan Islam di daerah ini bermula dari takluknya perompak atau bajak laut yang mengganggu perairan Teluk Lampung oleh Tumenggung Muhammad Ali. Perompak yang kalah dalam pertempuran kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang kini dikenal dengan Kampung Bugis.

Muhammad Soleh yang dikenal sebagai ulama Islam yang mumpuni, ditunjuk untuk mengajarkan syiar agama. Harapannya, dapat mengubah perilaku bajak laut menjadi orang yang baik. Lambat laun ajaran Islam yang disyiarkan Muhammad Soleh berkembang pesat, bahkan animo masyarakat di sekitar Teluk Lampung mempelajari Islam makin besar.

Melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa, Muhammad Soleh memprakarsai pembangunan musala sebagai pusat kegiatan ajaran umat Islam. Pasalnya, kondisi rumah Muhammad Soleh yang sebelumnya menjadi tempat bagi masyarakat menimba ajaran Islam, tidak mampu menampung masyarakat.

Pada 1839 berdiri musala pertama beratap rumbia, berdinding geribik, dan bertiang bambu. Musala ini yang kemudian menjadi cikal bakal Masjid Jamik Al-Anwar. Setelah bangunan musala tersebut, pembinaan dan pendidikan Islam yang disyiarkan Muhammad Soleh makin terkendali dan terpusat.

Namun, tragedi meletusnya Gunung Krakatau tahun yang mengakibatkan air pasang sangat tinggi, merendam dan menghanyutkan banyak bangunan di kawasan Teluk Lampung, termasuk bangunan musala yang dibangun pada 1839 itu. (*/R-3)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 15 Agustus 2010

1 comment:

  1. Anonymous10:24 PM

    salah satu referensi yang membuat saya ingin melihat langsung keberadaan masjid paling tua di Bandar Lampung

    http://maipura.wordpress.com/2013/08/22/masjid-al-anwar-bandar-lampung/

    ReplyDelete